Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Golongan darah adalah suatu identitas yang diturunkan oleh orangtua kepada anak anaknya melalui perpaduan rumus tertentu. Terdapat sekitar 30-40 sistem penggolongan darah pada manusia, namun yang paling
Penggolongan jenis darah adalah metode untuk mengetahui golongan darah apa yang dimiliki seseorang. Pengecekan golongan darah perlu dilakukan supaya seseorang bisa mendonorkan atau menerima transfusi darah dengan aman.
Cek golongan darah juga dilakukan untuk melihat apakah seseorang memiliki zat yang disebut Rh (Rhesus) pada permukaan sel darah merahnya.
Daftar isi
Lembaga Transfusi Darah Internasional, hingga kini, sudah mengakui 33 sistem golongan darah. Diantaranya sistem ABO, Rhesus (Rh), Duffy, Kidd, Lutheran, Lewis, dan sebagainya.
Jenis golongan darah seseorang ditentukan dari ada atau tidaknya protein tertentu pada sel darah merah. Protein ini disebut antigen. [3]
Golongan darah seseorang juga tergantung dari jenis yang diturunkan oleh orang tuanya. [1, 2, 3, 4]
Diantara 33 sistem, secara umum darah dikelompokkan menurut sistem penggolongan ABO dengan 4 golongan darah utama: A, B, AB, dan O.
Golongan darah ABO dan rhesus ini penting karena bersifat immunogenik yang tinggi. Akibatnya jika tidak cocok, maka akan menimbulkan serangkaian proses imun yang hebat, yang dinamakan reaksi transfusi.
Rhesus (disingkat Rh) adalah sistem pengelompokan darah kedua yang paling penting setelah ABO. Secara sederhana, golongan darah bisa mengandung Rh positif atau Rh negatif.
Rhesus adalah protein yang ada di permukaan sel darah merah. Protein ini juga sering disebut sebagai antigen D. Bila transfusi darah dilakukan, orang dengan Rh positif bisa menerima darah dari orang dengan Rh negatif. Tapi, orang dengan golongan darah negatif tidak bisa menerima darah dari orang dengan Rh positif. [5]
Seperti golongan darah ABO yang diturunkan dari orang tua, kita juga mewarisi faktor Rh. Setiap orang memiliki dua faktor Rh dalam gen-nya, satu dari masing-masing orang tua. Golongan darah negatif jumlahnya lebih sedikit dibanding positif. [3, 5]
Pemeriksaan jenis golongan darah penting untuk dilakukan supaya kita bisa menerima donor darah atau transplantasi dengan aman. Golongan darah penerima harus cocok dengan golongan darah donor. [1, 2, 3, 4]
Jika orang dengan golongan darah A menerima transfusi darah B, misalnya, maka antibodi penerima akan menganggap darah donor sebagai zat asing. Kemudian, antibodi akan menyerang dan berusaha menghancurkan sel darah merah donor sehingga menyebabkan komplikasi yang fatal. [1, 2, 3, 4]
Berbeda dengan golongan darah ABO, antibodi Rhesus akan berkembang setelah orang dengan Rh negatif terpapar sel darah merah dengan Rh positif. Bisa melalui transfusi, transplantasi, atau ketika masa kehamilan atau kelahiran. [3, 5]
Bila ibu hamil yang memiliki Rh negatif mengandung bayi dengan Rh positif, tubuhnya akan memproduksi antibodi yang bisa menyerang sel darah merah positif bayi dan menyebabkan penyakit yang serius, kerusakan otak, bahkan kematian pada janin atau bayi yang baru dilahirkannya. [3, 5]
Mengetahui dengan pasti jenis golongan darah bisa berperan penting dalam kehidupan dan kesehatan seseorang. Ini sebabnya tes golongan darah perlu dilakukan.
Secara klinis, ada berbagai prosedur dan praktek untuk menentukan golongan darah seseorang. Tiap-tiap metode berbeda dalam hal sensitivitas, reagen dan peralatan yang digunakan, serta waktu yang dibutuhkan untuk analisa. [4]
Tes jenis ini adalah yang paling rendah sensitivitasnya dibanding metode lain. Namun, karena hasil yang didapatkannya sangat cepat, maka sangat membantu bila digunakan pada kasus-kasus darurat.
Metode ini menggunakan tiga buah slide dari kaca atau porselen. Masing-masing slide ditetesi darah yang akan diperiksa, kemudian dicampur dengan anti-A, anti-B dan anti-D. Pola penggumpalan darah bisa dilihat dengan mata telanjang untuk menentukan golongan darah temasuk rhesus-nya.
Tes ini bisa selesai dalam 5 hingga 10 menit dan tidak membutuhkan biaya besar, karena hanya membutuhkan reagen dalam jumlah sedikit. Tetapi, metode ini kurang sensitif dan hanya membantu jika hasil tes dibutuhkan dalam waktu singkat.
Tes slide bisa digunakan untuk pemeriksaan di luar klinik, namun tidak cukup bisa diandalkan untuk transfusi darah yang benar-benar aman.
Sebagai perbandingan dengan metode slide, tes tabung lebih sensitif dan bisa diandalkan. Oleh karena itu, bisa digunakan sebelum transfusi darah. Pada metode ini, baik sel (forward) maupun serum (reverse) darah akan diperiksa dan digolongkan.
Pada penggolongan forward, sel darah akan diletakkan di dalam dua tabung tes bersama larutan garam sebagai media pengencer. Kemudian, satu tetes anti-A dan anti-B ditambahkan secara terpisah ke masing-masing sampel. Tabung-tabung ini kemudian akan dimasukkan ke mesin centrifugal selama beberapa menit, kemudian akan digoyangkan perlahan untuk melihat penggumpalan.
Secara umum, metode tabung jauh lebih sensitif dibandingkan metode slide dan hanya membutuhkan reagen dalam jumlah kecil. Metode ini juga bisa mendeteksi antigen yang tidak terduga, oleh sebab itu lebih aman untuk prosedur transfusi. Namun, pada bayi, tes ini sulit untuk dilakukan karena bayi belum memproduksi jumlah antibodi yang cukup untuk diperiksa.
Diantara metode klasik, teknologi microplate adalah langkah yang lebih maju untuk pemeriksaan golongan darah yang lebih sensitif dan cepat. Pada teknik ini, antibodi dalam plasma darah maupun antigen bisa ditentukan.
Microplate umumnya terdiri dari tabung-tabung kecil dalam jumlah banyak yang berisi reagen, kemudian dicampur sampel darah. Tabung-tabung ini akan diinkubasi dan diaduk hingga muncul penggumpalan yang akan dideteksi secara otomatis oleh mesin.
Keuntungan dari teknologi microplate adalah hasilnya cepat, reagen yang dibutuhkan hanya sedikit, dan akurasi hasil pemeriksaannya tinggi.
Teknologi penggumpalan kolom atau gel termasuk pada pendekatan yang relatif modern. Pada metode ini, kolom dibuat dari tabung-tabung mikro yang berisi gel untuk memerangkap penggumpalan. Serum atau sel darah dicampur dengan reagen anti-A, anti-B dan anti-D dalam tabung-tabung mikro dalam proses inkubasi dan sentrifugal yang terkontrol.
Partikel gel memerangkap penggumpalan, sementara sel darah yang tidak menggumpal akan dibiarkan turun melewati kolom. Waktu analisa bisa ditekan dengan menggunakan butiran-butiran kaca sebagai pengganti gel. Kecepatan sentrifugal bisa memberikan hasil dalam waktu singkat.
Metode pemeriksaan ini sensitif, memberikan hasil dalam waktu singkat, dan relatif mudah untuk dilakukan.
Pemeriksaan ini tidak membutuhkan persiapan khusus. [1]
Terlepas dari metode tes yang digunakan, sampel darah pasti akan dibutuhkan. Sampel bisa diambil dari ujung jari atau dari pembuluh darah. Rasanya bisa berbeda mulai dari hanya seperti tertusuk jarum, pedih, hingga nyeri yang ringan. [1]
Setelah pengambilan sampel darah, mungkin akan ada sensasi seperti berdenyut dan muncul sedikit lebam – keduanya akan segera hilang. [1]
Pemeriksaan ini bisa dilakukan di laboratorium atau klinik, tergantung dari kebutuhannya. Setelah pemeriksaan, pasien biasanya akan menerima kartu golongan darah yang penting untuk disimpan bersama kartu identitas lainnya untuk berjaga-jaga jika dibutuhkan pada saat darurat medis.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, pada berbagai metode tes golongan darah, pada intinya sampel darah akan dilihat reaksinya terhadap reagen. Penggumpalan darah berarti ada reaksi terhadap salah satu antibodi dan akan menjadi penentu golongan darah yang diperiksa. [1, 4]
Langkah pemeriksaan rhesus juga mirip dengan penggolongan ABO, namun dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya faktor Rh di permukaan sel darah. Hasilnya adalah salah satu dari berikut: [1, 2, 3, 4, 5]
Berdasarkan hasil pemeriksaan, tenaga kesehatan akan menjelaskan golongan darah mana yang bisa diterima dengan aman oleh pasien bila harus menjalani transfusi: [1]
Golongan darah O adalah donor universal, sementara AB adalah penerima universal. [1]
Meskipun golongan darah O dan rhesus negatif adalah yang dianggap paling aman, karena bisa diberikan ke semua jenis golongan darah.
Namun yang terbaik adalah memberikan darah sesuai dengan golongan darahnya untuk mengurangi risiko terjadi reaksi transfusi karena ketidakcocokan darah.
Karena perlu diingat bahwa ada 33 sistem penggolongan darah, jadi mungkin saja cocok pada ABO dan rhesus, tapi tidak cocok pada golongan lain, misalnya duffy, kell, kid dan lainnya.
Saat pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan, ada sedikit risiko yang bisa terjadi.
Vena dan arteri ukurannya berbeda pada tiap-tiap orang dan juga berbeda pada sisi kiri dan kanan tubuh. Pengambilan darah pada beberapa orang bisa cukup sulit karena pembuluh darahnya kecil. [1]
Risiko lainnya yang bisa terjadi saat pengambilan darah, termasuk: [1]
1) Richard LoCicero, MD, David Zieve, MD, MHA. 2018. US National Library of Medicine. Blood typing
2) American Association for Clinical Chemistry. 2019. Lab Tests Online. Blood Typing
3) Ranadhir Mitra, Nitasha Mishra, Girija Prasad Rath. 2014. US National Library of Medicine. Blood groups systems
4) Adnan Mujahid, Franz L. Dickert. 2015. US National Library of Medicine. Blood Group Typing: From Classical Strategies to the Application of Synthetic Antibodies Generated by Molecular Imprinting
5) Carter Bloodcare Team. 2016. Carter Blood Care. The Significance of Being Rh Negative or Rh Positive