Daftar isi
Dipsacus adalah kelompok genus dari tumbuhan berbunga yang berasal dari keluarga Caprifoliaceae, yang tumbuhan genus tersebut lebih dikenal sebagai nama teasel, teazel atau teazle. Kelompok genus ini mencakup sekitar 15 spesies tumbuhan herba dua tahunan yang tinggi (jarang tumbuhan tahunan berumur pendek) yang tumbuh hingga setinggi 1-2,5 meter (3,3–8,2 kaki).
Dipsacus merupakan tumbuhan yang berasal dari Negara Eropa, Asia dan Afrika utara, yang mana tumbuhan tersebut terkadang-kadang ditanam sebagai tanaman hias atau untuk menarik perhatian burung, dan kepala bagian bunganya dalam kondisi kering lalu digunakan dalam industri bunga. Tumbuhan kelompok genus tersebut sudah banyak dan dapat dibudidayakan oleh beberapa negara tersebut, sehingga populasinya cukup melimpah.
Tumbuhan genus Dipsacus termasuk ke dalam tumbuhan gulma yang mana cukup berbahaya bagi tanaman yang lainnya. Akan tetapi genus tersebut bisa dijadikan sebagai obat herbal untuk meringankan beberapa penyakit karena terdapat manfaat dan kandungan yang baik [1,4].
Dipsacus juga mempunyai karakteristik yang berbeda-beda untuk dapat dijadikan pengenal kepada beberapa orang, dari setiap spesiesnya tentunya mempunyai perbedaan antara sesamanya. Dipsacus mempunyai karakteristik seperti yang mudah dikenal yaitu dengan mempunyai batang dan daunnya yang berduri, dan bunga ungu, merah muda tua, lavender atau putih yang membentuk kepala di ujung batangnya.
Tumbuhan tersebut yang menjadikan ciri khasnya pada bagian bunganya yang berbentuk bulat telur, dengan lingkaran basal bracts berduri. Bunga pertama mulai terbuka di sabuk di sekitar bagian tengah kepala bunga berbentuk bola atau oval, dan kemudian terbuka secara berurutan ke arah atas dan bawah, membentuk dua ikat pinggang sempit saat pembungaan berlangsung.
Sedangkan untuk bagian kepala kering tetap ada setelah itu, dengan terdapat benih yang berbentuk kecil lalu matang di pertengahan musim gugur. Bentuknya sangat unik sekali sehingga juga bisa lebih cepat dikenali oleh beberapa orang yang kurang paham tentang kelompok genus tersebut [1,4].
Dipsacus fullonum adalah spesies tanaman berbunga yang dikenal dengan nama umum teasel liar atau teasel fuller’s. Tumbuhan tersebut asli Eurasia dan Afrika Utara, tetapi dikenal di Amerika, Afrika selatan, Australia dan Selandia Baru sebagai spesies yang diperkenalkan dan seringkali merupakan gulma berbahaya.
Bentuk perbungaannya adalah rangkaian silindris bunga lavender yang mengering menjadi kerucut bracts keras berujung tulang belakang. Selain itu Dipsacus fullonum adalah tanaman herba dua tahunan (jarang tanaman tahunan berumur pendek) yang tumbuh setinggi 1-2,5 meter [3].
Dipsacus Laciniatus adalah salah satu spesies tumbuhan berbunga dari keluarga honeysuckle yang dikenal dengan nama umum teh daun potong yang mana asli dari Negara Eropa dan Asia. Tumbuhan tersebut merupakan ramuan abadi yang dapat tumbuh setinggi dua hingga tiga meter.
Bagian yang sangat unik yaitu terdapat bunga putih dan daun yang dipotong tebal, sedangkan teh daun teh biasa memiliki bunga ungu dan daun bergigi atau bergelombang. Perbungaannya pada bagian ujung kepala bunganya berbentuk telur yang ditubuhkan oleh daun pelindung yang panjang [2,5].
Berikut ini kandungan gizi yang terdapat pada dipsacus:
Nama | Jumlah | Unit |
Butanal | 1.3 | % |
Sineol | 5.3 | % |
Terpinene | 0.1 | % |
Linalool | 4.4 | % |
Octanol | 0.41 | % |
Limonene | – | — |
Myrcene | 1.2 | % |
Menurut tabel kandungan gizi diatas menunjukkan bahwa tumbuhan dipsacus memiliki kandungan linalool yang cukup tinggi. Kandungan linalook memiliki kegunaan yang cukup banyak dalam dunia kesehataan, salah satunya dapat bersifat antiseptik dan antibakteri yang sngat cocok digunakan untuk membersihkan luka terbuka [1].
Genus Dipsacus meskipun disebut dengan tumbuhan gulma atau pengganggu, ternyata di dalamnya mempunyai beberapa kandungan senyawa yang berperan atau membantu tubuh. Senyawa yang ada seperti adanya seperti saponin, polifenol, asam-asaman dan masih ada yang lainnya lagi.
Senyawa tersebut tentunya masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda ataupun sama sesuai dengan kebutuhan tubuh yang dialami. Tumbuhan genus tersebut dari senyawa tersebut dapat meringankan beberapa penyakit dalam keadaan tertentu.
Maka dari itu dosis atau takaran senyawa yang ada di dalamnya perlu disesuaikan dengan keadaan tubuh masing-masing. Jika tidak maka akan menyebabkan hal-hal yang tidak sangat diinginkan sekali [1,4,5].
Berbagai kandungan yang dimilikinya dapat membantu tubuh untuk menyembuhkan beberapa penyakit yang dialami oleh seseorang
Tumbuhan genus Dipsacus meskipun disebut dengan tumbuhan gulma, akan tetapi juga mempunyai manfaat kesehatan yang cukup untuk dimanfaatkan oleh tubuh. Sehingga perlu diketahui beberapa manfaat kesehatan yang dapat diambil dari tumbuhan tersebut.
Berikut di bawah ini manfaat kesehatan yang dimiliki oleh tumbuhan genus tersebut :
Dipsacus di dalamnya terdapat kandungan senyawa yang mempunyai sifat anti inflamasi dipergunakan untuk mencegah peradangan pada tubuh. Maka dari itu kandungan senyawa yang mempunyai sifat tersebut sangat membantu tubuh untuk meringankan sakit peradangan.
Salah satunya kandungan yang dimiliki tumbuhan genus tersebut yaitu seperti alkaloid dan beberapa senyawa lain yang membantu dalam mencegah anti peradangan. Beberapa senyawa tersebut sangat membantu dan memiliki peran yang berbeda-beda sebagai mengatasi ataupun mencegah peradangan yang ada di dalam tubuh [1,7].
Selain itu Dipsacus sendiri juga mempunyai sifat yang lainnya yang dapat membantu dalam menjaga sistem imun tubuh dari serangan efek radikal bebas, salah satunya seperti sifat antioksidan. Di dalam tumbuhan genus tersebut terdapat senyawa yang mempunyai sifat tersebut.
Diantara terdapat senyawa seperti tanin dan flavonoid, yang mana kedua dari senyawa tersebut mempunyai peranan yang berbeda-beda dalam menangkal suatu efek dari radikal bebas yang ada di dalam tubuh, sehingga tubuh tidak mudah untuk terkena berbagai virus [4,6].
Dipsacus mempunyai sifat anti inflamasinya yang digunakan untuk memberikan efek anti peradangan pada kesehatan tubuh. Biasanya peradangan tersebut terjadi ketika sistem tubuh seperti imun sudah mulai menurun maka virus atau \ bakteri yang masuk ke dalam tubuh dapat mengakibatkan terjadinya infeksi yang berlebihan, hal ini akan menyebabkan terjadinya sakit peradangan.
Mengatasinya dalam hal tersebut bisa dengan mengonsumsi dari tumbuhan genus tersebut lebih pada bagian daunnya. Pada bagian daunnya terdapat kandungan senyawa flavonoid yang memiliki peranan dalam segala hal seperti dapat menghambat beberapa enzim penting yang bisa menyebabkan pemicu terjadi peradangan pada tubuh [3,6].
Senyawa flavonoidnya dapat membantu meringankan peradangan yang mengakibatkan terjadinya infeksi yang berlebihan
Adapun sifat seperti anti bakterinya yang dimiliki tumbuhan genus tersebut yang baik untuk tubuh. Sifat anti bakterinya tersebut ternyata mampu memberikan efek baik sehingga tubuh terhindar dari segala virus.
Sifat anti bakterinya terkandung ke dalam senyawa seperti alkaloid yang mana dapat bertindak sebagai mencegah infeksi yang diakibatkan oleh bakteri yang berasal dari luar atau di dalam tubuh. Senyawa alkaloid berperan sebagai membunuh bakteri yang bisa menyebabkan suatu infeksi pada luka [7].
Sifat antibakterinya yang terkandung dapat meringankan beberapa penyakit pada tubuh
Manfaat yang lainnya lagi tumbuhan kelompok genus tersebut juga bisa digunakan pada bagian tubuh yang diluar dan disebabkan adanya luka gores ataupun luka bakar. Biasanya menggunakan obat herbal yang alami terutama dari tumbuahn Dipsacus bisa dilakukan karena terdapat senyawa seperti alkaloid.
Kerja dari senyawa tersebut ternyata berperan bagi penyembuhan luka sebagai anti bakteri yang menghilangkan bakteri jahat agar tidak terjadinya infeksi bagi luka. Cara menggunakannya hanya perlu dioleskan saja pada bagian tubuh yang terkena luka sehingga mengurangi rasa sakit juga [2,3].
Efek samping yang dmiliki oleh obat herbal tentunya pasti ada, sehingga perlu berhati-hati terutama pada tumbuhan kelompok genus dipsacus ini. Jika mengonsumsinya tidak tepat atau tidak sesuai aturannya maka bisa terjadi gejala efek samping yang akan diterima.
Berikut di bawah ini efek samping yang bisa terjadi pada tumbuhan kelompok genus tersebut :
Beberapa organ yang ada di dalam tubuh tentunya sangat berperan untuk kelangsungan hidup seseorang, sehingga perlu dijaga dengan baik. Organ salah satunya seperti hati yang dapat membantu dalam menyaring zat-zat jahat yang ingin masuk ke dalam tubuh.
Obat herbal dari Dipsacus apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan hal yang tidak baik bagi kesehatan tubuh terutama organ dalam seperti hati. Obat herbal tersebut mempunyai senyawa seperti alkaloid yang jika berlebihan dikonsumsi akan membahayakan kesehatan tubuh [1,2].
Macam-macam obat kimia maupun obat herbal sangat berbeda dari satu dengan yang lainnya, mulai dari isi kandungannya dan cara pemakaiannya. Maka dari itu jika sudah mengonsumsi salah satu obat mulai dari obat kimia atau herbal maka harus memilih salah satunya dan cara penggunaan yang tepat.
Jika mengonsumsi salah satu dari obat tersebut maka berilah jedah waktu antara keduannya supaya tidak bereaksi jahat pada tubuh. Jedah waktu yang dibutuhkan harus dilakukan agar tidak mengalami gangguan yang tidak diinginkan [1,2].
Efek samping setiap obat herbal memang ada sehingga perlu berhati-hati dalam mengonsumsinya
Genus Dipsacus bisa digunakan sebagai obat herbal meskipun dianggap sebagai tumbuhan gulma, akan tetapi juga bisa dipergunakan sebelum dikonsumsi tentunya. Maka dari itu perlu adanya beberapa tips penggunaan yang sangat diperlukan untuk genus tersebut supaya dapat dikonsumsi dengan baik.
Berikut di bawah ini tips-tips penggunaan yang harus dilakukan untuk genus Dipsacus sebagai obat herbal :
Dipsacus dapat digunakan dengan cara mengonsumsi bagian airnya saja, yang mana caranya harus direbusa terlebih dahulu pada beberapa bagian kelompok genus tersebut. Langkah pertama yang harus dilakukan dengan menyiapkan beberapa bagian yang dibutuhkan untuk dikonsumsi yaitu bagian daunnya. Ambillah daun kelompok genus tersebut secukupnya saja kurang lebih 5 sampai 10 lembar saja.
Lalu cucilah dnegan bersih bagian daunnya menggunakan air mengalir dan membersihakn bagian oermukaan atas maupun bawahnya. Selanjutnya siapkan air yang sudah dituangkan air kurang lebih sebanyak 400 ml saja dan panaskan sejenak di air yang sedang. Jika cukup panas masukkan helaian daun tersebut ke dalam air dan tunggulah beberapa menit sampai mendidih dan airnya berubah warna.
Jika sudah mendidih agak lama maka tiriskan dengan menyaringnya menggunakan alat saringan, hal ini dilakukan karena yang dibutuhkan hanyalah air rebusannya saja. Air rebusan yang akan dikonsumsi tuangkan ke dalam gelas secukupnya saja, boleh setengah gelas maupun 1 gelas penuh. Setelah itu air rebusan kelompok genus Dipsacus sudah siap untuk diminum dan boleh juga ditambahkan dengan rasa manis seperti madu ataupun gula sesuai dengan kebutuhan saja [8].
Selain dilakukan dengan direbus ternyata ada perlakuan kembali yang bisa dilakukan oleh tumbuhan kelompok genus untuk bisa digunakan. Cara yang harus sebelum dikonsumsi secara langsung, bagian tumbuhan genus tersebut dikukus terlebih dahulu, supaya menghilangkan bakteri atau virus yang ada di bagian tersebut. Terlebih dahulu bagian tersebut dicuci menggunakan air yang bersih dan mengalir.
Siapkan alat kukusannya terlebih dahulu yang akan digunakan, setelah itu masukkan helain daun tersebut ke dalam kukusan. Kukuslah bahan-bahan tersebut kurang lebih selama setengah jam dan boleh juga kurang dari itu, supaya kondisinya tidak terlalu lembek atau lemas. Jika sudah dikukus maka letakkan hasil kukusannya di wadah seperti piring dan sudah bisa disajikan maupun di konsumsi dengan campuran makanan yang lainnya atau jug bisa dijadikan sebagai lalapan [8].
Sebelum dikonsumsi sebaiknya obat herbal harus diolah terlebih dahulu supaya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
Dipsacus termasuk tumbuhan gulma yang ternyata bisa dilakukan proses penyimpanan untuk dikonsumsi sebagai obat herbal. Hal ini tentunya harus dilakukan beberapa cara atau memerlukan beberapa tips penyimpanan yang tepat dan benar.
Kondisi yang segar untuk kelompok genus dipsacus bisa dilakukan dengan beberapa cara yang benar dan tepat sehingga kondisinya tetap terjaga baik. Langkah pertama tentunya dengan menyiapkan beberapa bagian tumbuhan kelompok genus itu yang ingin disimpan.
Setelah itu siapkan beberapa wadah yang akan digunakan sebagai tempat penyimpanannya yang sudah disterilkan. Selanjutnya masukkan semua bahan-bahan tersebut ke dalam wadahnya dan gunakan alat pres supaya wadahnya kedap dengan udara.
Lalu tutuplah dengan rapat supaya tidak ada udara yang bisa masuk ke dalamnya. Simpanlah dan taruhlah di dalam lemari es pada bagian rak sayuran supaya tidak tercampur dengan bahan makanan yang lainnya [8].
Cara simpan yang baik dan benar dapat membuat kondisi obat herbal tetap terjaga dengan baik
1. Rajendra Gyawali, Deepak Jnawali, Song Chang-Hun , Kyong-Su Kim. Evaluation of the phytochemical profile and uterine contractile effect of Woodfordia fruticosa (L.) Kurz and Dipsacus mitis D. Don. Journal of Nepal Pharmaceutical Association; 2012.
2. Bentivegna, D. J. and R.J. Smeda. Chemical Management of Cut-Leaved Teasel (Dipsacus Laciniatus) in Missouri.22(3):502-506. Weed
Technology; 2008.
3. Jan Oszmia ´nski., Aneta Wojdyło., Piotr Juszczyk., and Paulina Nowicka. Roots and Leaf Extracts of Dipsacus fullonum L. and Their Biological Activities. 9, 78. Plants; 2020.
4. Brian G. Rector., Vili Harizanova., René Sforza., Tim Widmer., Robert N. Wiedenmann. Prospects for biological control of teasels, Dipsacus spp., a new target in the United States. 36: 1–14. Biological Control; (2006).
5. Gucker, C.L. 2009. Dipsacus fullonum, D. laciniatus. In: Fire Effects Information System. USDA Forest Service, Rocky Mountain Research Station, Fire
Sciences Laboratory (Producer). Available at http:// www.fs.fed.us/database/feis/ (accessed 17 November 2010)
6. Aleksandra Kozłowska, Dorota Szostak-Wegierek. Flavonoids--food sources and health benefits. 68(2):79-85. Roczniki Państwowego Zakładu Higieny; 2014.
7. Victor Kuete. Health Effects of Alkaloids from African Medicinal Plants. 1: 611-634. Toxicological Survey of African Medicinal Plants. 2014.
8. Siva Krishnan. Traditional Herbal Medicines - A Review. Volume 5, Issue 4. International Journal of Research and Analytical Reviews; 2018