Sebelum menjalani pembedahan, pasien akan diberi pengarahan oleh dokter atau perawat mengenai apa saja yang harus dipersiapkan. Salah satunya, dan termasuk yang terpenting, adalah berpuasa.
Pembedahan atau operasi yang menggunakan anestesi atau obat bius dalam prosedurnya mengharuskan pasien untuk mengosongkan perut lebih dulu. Apa sebenarnya tujuan dari puasa ini?
Daftar isi
Ada berbagai alasan mengapa pasien diminta untuk berpuasa sebelum menjalani prosedur pembedahan, beberapa diantaranya adalah komplikasi serius yang bisa disebabkan oleh makanan di dalam perut ketika pasien dalam keadaan tidak sadar setelah pemberian bius total. [1]
Mungkin Anda pernah makan sesuatu kemudian makanan tersebut masuk ke saluran yang salah sehingga Anda tersedak? Itulah yang dinamakan aspirasi, yaitu terhirupnya makanan atau minuman ke saluran nafas. [1, 2, 3, 4]
Bila hal tersebut terjadi ketika tubuh dalam keadaan terjaga, Anda akan batuk, tersedak, atau bahkan muntah sebagai refleks tubuh untuk mengeluarkan makanan dari saluran nafas. Hal ini juga bisa terjadi saat menelan ludah dan minuman.
Bila tubuh berada dibawah pengaruh obat bius, kemampuannya untuk bereaksi akan hilang karena otot-otot “dilumpuhkan”. Pasien yang berada dalam keadaan tidak sadar tidak bisa batuk atau muntah untuk mengeluarkan makanan yang tersangkut di jalan nafas bila terjadi aspirasi.
Inilah salah satu sebab mengapa perut harus kosong saat operasi berlangsung, supaya tidak ada makanan yang masuk ke jalan nafas secara tidak sengaja dan menyebabkan sesak nafas. [1, 2, 3, 4]
Jika pembedahan yang akan dilakukan melibatkan bagian sistem pencernaan, maka makanan yang masih tersimpan di dalam sistem tersebut bisa membuat prosedur menjadi lebih rumit bahkan menyebabkan infeksi. [1]
Makan atau minum sebelum operasi bisa membuat jadwal operasi diundur.
Pada beberapa kasus, pasien yang akan menjalani pembedahan perut akan melewati tahap persiapan usus dimana saluran cerna akan benar-benar dikosongkan agar siap untuk dioperasi. Bila pasien makan atau minum setelah tahap ini, maka tahap persiapan tadi akan kacau dan operasi harus ditunda.
Mual dan muntah setelah operasi adalah salah satu komplikasi pembedahan yang paling umum dan jauh lebih mudah untuk dicegah daripada diatasi dan dikendalikan bila sudah terjadi.
Meskipun ada obat-obatan yang tersedia untuk mengatasi mual dan muntah setelah pembedahan, cara terbaik untuk mencegah kondisi ini adalah dengan mengosongkan perut sebelum pemberian anestesi.
Selain itu, jika ada makanan atau cairan di dalam perut saat operasi berlangsung, pasien bisa muntah ketika sedang dalam keadaan tidak sadar. Kombinasi dari anestesi, yang melumpuhkan tubuh, serta intubasi atau masuknya selang ke tenggorokan bisa membuat muntah masuk ke dalam paru-paru pasien.
Saat dalam keadaan tertidur dan lumpuh, kemampuan untuk batuk, atau bahkan muntah akan hilang dan ini bisa meningkatkan risiko terjadinya aspirasi.
Makanan atau minuman yang masuk ke jalan nafas bisa menyebabkan pneumonia aspirasi, suatu infeksi paru-paru yang disebabkan oleh terhirupnya benda asing. [1, 3]
Cara terbaik untuk mencegah terjadinya aspirasi adalah dengan memastikan perut dalam keadaan kosong sebelum pembedahan berlangsung.
Jumlah waktu berpuasa sebelum pembedahan akan tergantung dari jenis operasi yang akan dijalani. Tetapi, biasanya minimal 6 jam untuk puasa makan, dan 2 jam untuk cairan. Dokter dan perawat pasti akan memberi tahu pasien berapa lama ia harus berpuasa sebelum waktunya operasi.
Mengunyah permen karet, termasuk yang mengandung nikotin, juga harus dihindari saat durasi puasa ini. [3]
Pasien juga mungkin akan diminta untuk tidak minum beberapa jenis cairan, seperti susu, atau teh dan kopi susu sebelum pembedahan. Jika pasien muntah setelah mengonsumsi minuman ini, cairan bisa masuk ke paru-paru dan menyebabkan kerusakan.
Cairan bening, misalnya air putih, biasanya masih boleh diminum.
Bayi yang masih minum ASI boleh minum susu minimal 4 jam sebelum menjalani pembedahan. Setelah itu, bayi hanya boleh minum air putih. [2, 3]
Bagi pasien yang harus minum obat rutin, jika diperbolehkan, masih bisa minum obatnya dengan seteguk air putih sebelum pembedahan berlangsung. [1]
Berbeda dengan bius total, bius lokal hanya akan mematikan rasa di bagian yang akan dioperasi. Bius jenis ini digunakan untuk bedah kecil.
Pada jenis operasi seperti ini, yang hanya menggunakan bius lokal, pasien biasanya tidak perlu berpuasa dan boleh makan dan minum seperti biasanya sebelum prosedur berlangsung. [3]
Tetapi, bila operasi melibatkan sistem pencernaan atau kandung kemih, maka pasien tetap akan diminta untuk berpuasa. [3]
1. Jennifer Whitlock, RN, MSN, FN, Scott Sundick, MD. Why You Can't Eat or Drink Before Surgery. Very Well Health; 2021.
2. MORTON B. ROSENBERG, LEONARD J. LIND. Deep Sedation and General Anesthesia. Management of Pain & Anxiety in the Dental Office; 2002.
3. NHS Team. Can I eat or drink before an operation? UK National Health Service; 2020.
4. Marian C Brady, Sue Kinn, Pauline Stuart, Valerie Ness. Preoperative fasting for adults to prevent perioperative complications. Cochrane Library; 2003.