Obat bukanlah barang yang dapat disimpan secara sembarangan. Sangat penting untuk menyimpan obat dengan benar agar obat tetap bekerja secara efektif. Selain itu, penyimpanan obat yang benar dapat mencegah terjadinya kejadian berbahaya yang ditimbulkan oleh beberapa obat [1].
Banyak faktor yang menyebabkan kerusakan obat, diantaranya adalah suhu, kelembapan, cahaya, dan udara. Dengan menyimpan obat secara benar, dosis yang dikonsumsi akan sesuai dengan yang diresepkan [2].
Akan tetapi, banyak orang yang masih belum menyadari pentingnya menyimpan obat secara benar sesuai dengan karakteristik obat itu sendiri. Oleh karena itu, berikut ini cara menyimpan obat yang benar, yaitu :
Daftar isi
Beberapa obat memiliki cara penyimpanannya tersendiri. Oleh karena itu, supaya tidak salah dalam menyimpan obat, upayakan untuk mengajukan pertanyaan kepada dokter yang meresepkan obat atau apoteker. Cara lainnya adalah dengan membaca label dan instruksi pada obat.
Ada beberapa cara penyimpanan berdasarkan bentuk obat secara umum, di antaranya adalah:[1, 4]
Obat padat dapat berupa tablet, kapsul, pil, kaplet, dan pelet. Bentuk obat ini mudah rusak oleh panas dan kelembapan meskipun secara umum obat padat cukup stabil. Obat ini dapat disimpan dalam ruangan kering yang terhindar dari cahaya.
Contohnya, aspirin yang apabila terkena paparan panas maka akan terurai menjadi cuka dan asam salisilat. Perubahan kualitas aspirin ini dapat menyebabkan penggunanya sakit perut. Dalam beberapa kasus, obat padat juga perlu disimpan di dalam suhu lemari es.
Bentuk obat cair dapat berupa sirup, insulin, obat tetes mata, suspensi, obat tetes telinga, dan semprotan hidung. Apabila dibandingkan dengan obat berbentuk padat, obat cair cukup tidak stabil, sehingga diperlukan perawatan ekstra.
Insulin harus disimpan dalam lemari es. Namun untuk insulin bekas dapat disimpan dalam suhu ruang selama 4-6 minggu. Hal ini juga tergantung dengan jenis insulinnya.
Suspensi seperti sefalaksin dan amoksilin perlu didinginkan setelah dicampur, sehingga penyimpanannya akan lebih baik di dalam lemari es. Penggunaan suspensi juga dianjurkan untuk digunakan maksimal 7-10 hari setelah pencampuran.
Sedangkan obat tetes telinga, obat tetes mata, obat semprot hidung, dan sirup harus disimpan dalam suhu ruang yang kering dan terhindar dari cahaya.
Obat luar seperti lotion, salep, dan krim harus disimpan dalam suhu kamar yang kering dan terhindar dari cahaya. Upayakan agar tidak terkena cairan.
Meskipun ada beberapa obat yang memerlukan perlakuan khusus, namun ada beberapa obat yang dapat disimpan dengan cara pada umumnya. Cara penyimpanan obat secara umum seperti menjauhkan obat dari panas, kelembapan, dan sinar matahari langsung.
Ada beberapa media yang aman untuk digunakan sebagai penyimpanan obat, seperti meja rias, laci, lemari es, dan wadah asli dari obat tersebut. Tempat untuk menyimpan obat yang baik adalah di dapur atau kamar tidur [2].
Kamar tidur atau dapur menjadi lingkungan yang ideal untuk menyimpan obat-obatan karena cenderung kering, sejuk, dan tidak terpapar sinar matahari secara langsung [5].
Salah satu cara menyimpan obat yang benar adalah menjauhkannya dari jangkauan anak-anak. Sebab banyak obat-obatan yang terlihat seperti permen bagi anak-anak. Supaya anak-anak tetap aman, berikut ini tipsnya yaitu [3]:
Saat traveling benda yang wajib dibawa adalah obat-obatan. Oleh karena itu, apabila berpergian upayakan tetap waspada dan berhati-hati saat menyimpan atau membawa obat-obatan.
Ada beberapa cara penyimpanan obat sesuai dengan kendaraan yang digunakan, diantaranya adalah [1, 3, 6]:
Saat berpergian dengan mobil, jangan menyimpan obat di kompartemen sarung tangan mobil. Sebab suhu di dalam kompartemen dapat berubah menjadi terlalu panas, dingin, bahkan basah.
Sebaiknya obat disimpan di dalam tas atau dompet yang bisa dibawa keluar dari mobil. Penyimpanan ini jauh lebih aman dibandingkan di dalam mobil, karena suhu di dalam mobil dapat berubah.
Ketika memutuskan berpergian menggunakan pesawat terbang, obat sebaiknya tetap disimpan di dalam wadah aslinya. Kemudian letakkan obat di dalam tas jinjing.
Untuk berjaga-jaga sebaiknya bawa resep obat dari dokter. Ini sangat berguna saat terjadi situasi yang tidak diinginkan seperti hilang, habis, adanya kerusakan obat, maupun untuk keamanan saat di bandara.
Bagi penderita diabetes, dianjurkan untuk membawa surat diagnosis dokter dan persediaan yang dibutuhkan. Dengan begitu, pihak keamanan di bandara dapat memberikan izin untuk membawa obat-obatan tersebut. Hal ini untuk menghindari adanya larangan membawa obat tertentu.
Itulah cara menyimpan obat yang benar agar tidak menimbulkan kerusakan pada obat. Untuk berjaga-jaga, apabila obat telah berubah warna, tekstur, dan aroma sebaiknya jangan mengonsumsinya. Konsultasikan kembali dengan dokter yang bersangkutan.
1. Anonim. How do I properly store my medication. ST Bernard Drugs; 2020.
2. Vivian Tahmasbi, PharmD. Proper Medication Storage : Tips and Tricks. IWP The Patient Advocate Pharmacy; 2019.
3. Anonim. How to properly handle and store your medicines. Premier Health; 2018.
4. Linda J. Vorvick, MD & David Zieve, MD, MHA. Storing your medicines. Medline Plus; 2020.
5. Anonim. The myth of the medicine cabiner : crusial do’s and dont’s for storing pills. Hero Health; 2022.
6. Laurie Udesky. Storing your medicines. Health Day; 2020.