Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Pemeriksaan serologi pada suatu infeksi secara umum adalah untuk mendeteksi adanya antibodi dalam tubuh sebagai respon terhadap adanya mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh. Pada kasus infeksi SARS-CoV-2
Tes serologi untuk SARS-CoV-2 semakin banyak digunakan untuk mengetahui dengan pasti jumlah kasus Covid-19, termasuk mereka yang tidak menunjukkan gejala (OTG) atau pernah terinfeksi kemudian sembuh. [2]
Tes serologi adalah tes berbasis darah yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi apakah seseorang sudah pernah terpapar patogen tertentu dengan melihat respon kekebalan tubuhnya.
Berbeda dengan serologi, tes RT-PCR yang saat ini digunakan secara global untuk mendiagnosa kasus Covid-19 hanya bisa mendeteksi adanya virus ketika infeksi sedang berlangsung dan tidak bisa mengindentifikasi apakah seseorang pernah terinfeksi kemudian sembuh. [2]
Tes serologi bisa memberikan informasi yang lebih detil mengenai kondisi penyebaran Covid-19 dalam suatu populasi dengan mengidentifikasi siapa saja yang tubuhnya mampu mengembangkan kekebalan tubuh terhadap virus SARS-CoV-2.
Daftar isi
Secara umum, tes serologi adalah tes darah yang dilakukan untuk mencari antibodi di dalam darah. Tes ini bisa dilakukan melalui beberapa teknik laboratorium. Tes serologi bisa berbeda tergantung dari jenis penyakit yang didiagnosa. [3]
Namun, semua tes serologi memiliki satu kesamaan; semuanya berfokus pada protein yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh. Tes serologi bisa mendeteksi kehadiran antibodi dalam darah ketika tubuh merespon terjadinya suatu infeksi, seperti Covid-19. Dengan kata lain, tes ini mendeteksi respon kekebalan tubuh terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus namun bukan keberadaan virus itu sendiri. [5]
Pada tahap awal terjadinya infeksi, ketika respon kekebalan tubuh masih terbentuk, antibodi mungkin tidak terdeteksi. Hal ini menjadikan tes serologi kurang efektif untuk mendiagnosa Covid-19 dan sebaiknya tidak digunakan sebagai satu-satunya tes untuk mendiagnosa penyakit ini.
Namun, tes serologi bisa berguna untuk :
Penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan untuk memahami manfaat lebih lanjut tentang tes serologi untuk Covid-19, seperti apakah adanya antibodi dalam darah bisa menunjukkan seberapa kuat kekebalan tubuh seseorang untuk mencegah atau mengurangi keparahan infeksi ulang serta juga seberapa lama kekebalan tubuh tersebut bisa berlangsung. [5]
Tes ini hanya membutuhkan sampel darah untuk dikirim ke laboratorium. Jika dilakukan secara massal, maka bisa dilakukan di luar laboratorium atau di luar rumah sakit, dengan tetap memperhatikan protokol keamanan dan kesehatan.
Jika dilakukan di rumah sakit atau lab, maka pengambilan darah mungkin dilakukan melalui pembuluh darah dengan menggunakan jarum. Jika massal, maka biasanya hanya menggunakan lancet, alat penusuk ujung jari, untuk mengambil sampel darah. [3]
Sampel darah akan dikirim ke laboratorium dimana tes akan dilakukan untuk mencari keberadaan antibodi dalam serum darah. Adanya antibodi menandakan bahwa tubuh memiliki respon kekebalan untuk melawan virus. [4]
Dikutip dari John Hopkins Center for Health Security, tes Serologi terbagi menjadi beberapa jenis dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. [2]
Namun tidak semua negara menggunakan tes serologi yang sama, karena tergantung dari persetujuan departemen kesehatan di masing-masing negara.
Berikut penjelasan jenis tes serologi: [2,5]
1. Rapid diagnostic test (RDT)
Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil: 10-30 menit
Informasi yang bisa diberikan: Ada atau tidaknya antibodi terhadap virus yang ada dalam sampel darah pasien
Informasi yang tidak bisa diberikan: Jumlah antibodi dalam serum pasien, atau apakah antibodi tersebut bisa mencegah pertumbuhan virus
2. Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA)
Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil: 2-5 jam
Informasi yang bisa diberikan: Ada atau tidaknya antibodi terhadap virus yang ada dalam serum pasien
Informasi yang tidak bisa diberikan: Apakah antibodi mampu mencegah pertumbuhan virus
3. Neutralization assay
Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil: 3-5 hari
Informasi yang bisa diberikan: Adanya antibodi yang masih aktif dalam serum pasien yang mampu mencegah pertumbuhan virus dalam sistem kultur sel.
Informasi yang tidak bisa didapatkan: Antibodi terhadap protein viral yang tidak termasuk di dalam replikasi.
4. Chemiluminescent immunoassay
Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil: 1-2 jam
Informasi yang bisa diberikan: Ada atau tidaknya antibodi terhadap virus yang ada dalam serum pasien
Informasi yang tidak bisa diberikan: Apakah antibodi mampu mencegah pertumbuhan virus
Tes antibodi direkomendasikan untuk kasus-kasus berikut: [1, 4]
Tes antibodi tidak disarankan untuk: [1, 4]
Hal terpenting yang harus diketahui pasien adalah meskipun tes antibodi bisa memberikan informasi penting bagi peneliti serta kelompok yang berwenang membuat kebijakan kesehatan umum, namun belum bisa digunakan oleh publik sebagai alat untuk mengkonfirmasi apakah pasien pernah terinfeksi Covid-19 atau apakah imunitas pasien bisa menjaganya dari infeksi ulang. [4]
Karena tes serologi tidak sempurna, maka pasien yang pernah melakukan tes dan hasilnya negatif, tetap harus mengikuti langkay-langkah pencegahan penularan:
1) Division of Viral Diseases. 2020. Centers for Disease Control and Prevention. Serology Testing for COVID-19 at CDC
2) John Hopkins Bloomberg School of Public Health. 2020. Center for Health Security. Serology-based tests for COVID-19
3) Krista O'Connell, Alana Biggers, MD. 2018. Healthline. What Is Serology?
4) UCLA School of Medicine. 2020. UCLA Health. What is Antibody (Serology) Testing
5) FDA Team. 2020. US Food & Drug Administration. EUA Authorized Serology Test Performance