Tinjauan Medis : dr. Puspasari Septama Susanto
Ambroxol adalah agen mukolitik atau pengencer dahak yang digunakan dalam terapi penyakit saluran pernapasan dengan gejala batuk berdahak. Ambroxol mengandung zat mukoaktif yang bekerja untuk menghancurkan
Ambroxol adalah obat yang termasuk agen mukolitik. Obat ini dapat digunakan untuk mengatasi batuk berdahak sehingga dahak lebih mudah untuk dikeluarkan. [1]
Daftar isi
Berikut ini terdapat beberapa informasi mengenai Ambroxol yang perlu diperhatikan: [1][2][3]
Indikasi | Mukolitik |
Kategori | Obat resep |
Konsumsi | Dewasa dan anak-anak |
Kelas | Obat batuk |
Bentuk | Tablet dan sirup |
Dosis | Oral (Diminum) Dewasa : → 30 mg tiga kali sehari atau → 60 mg dua kali sehari atau → Jenis extended release: 75 mg 1 kali sehari Anak Anak : → < 2 tahun: 7,5-15 mg dua kali sehari → 2 – 5 tahun: 7,5-15 mg tiga kali sehari → 6 – 12 tahun: 15-30 mg dua kali atau tiga kali sehari → Lebih dari 12 tahun: dosis dewasa Pemberian ⇔ Ambroxol diminum setelah makan |
Kontraindikasi | Tidak ada kontraindikasi yang pasti, tetapi sebaiknya menjadi perhatian lebih jika pasien yang mempunyai masalah tukak saluran cerna. Ambroxol mempunyai efek samping yang berkaitan dengan saluran pencernaan. |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut sebaiknya melakukan konsultasi lebih lanjut sebelum mengonsumsi Ambroxol: → Pasien dengan tukak saluran cerna → Pasien dengan ciliary dyskinesia pneumonia atau masalah paru-paru lainnya. → Pasien yang mengalami penurunan kekebalan tubuh akibat penyakit lain, seperti infeksi HIV. → Pasien dengan gangguan hati. → Pasien dengan gangguan ginjal. → Anak-anak. → Pengobatan pasien menggunakan obat batuk, terutama bagi pasien berusia dua tahun ke bawah harus dilakukan dengan hati-hari karena memiliki risiko dan khasiatnya belum terbukti dengan jelas. → Ibu hamil dan ibu menyusui. |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Kategori C: Studi pada hewan percobaan menunjukkan adanya pengaruh buruk pada janin dan belum ada studi pada wanita atau studi pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat kategori ini dapat diberikan jika manfaatnya lebih besar daripada risiko terhadap janin. |
Ambroxol atau Ambroxol hidroklorida adalah suatu obat yang berfungsi sebagai agen mukoltik. Mukolitik adalah obat yang digunakan untuk mengencerkan dahak. Ambroxol merupakan bentuk metabolik dari Bromhexine. Ambroxol digunakan dalam mengatasi batuk berdahak.
1. Batuk [4]
Batuk adalah gejala perlawanan tubuh terhadap benda asing. Batuk terjadi karena tubuh berusaha melindungi diri dari zat berbahaya yang masuk ke dalam tubuh.
Batuk berdahak pun sama seperti itu. Pembentukan dahak dimaksud untuk mengeluarkan zat-zat berbahaya dari dalam saluran pernafasan.
Secara normal, cairan mukus (lendir) terbentuk dari mekanisme tubuh untuk memerangkap zat asing yang masuk ketika proses bernafas. Dalam keadaan normal, tubuh memproduksi lendir tersebut juga, tetapi batuk tidak diperlukan untuk mengeluarkannya.
Cairan tersebut dapat keluar dari saluran pernafasan tanpa merangsang terjadinya batuk. Cairan tersebut tertelan dengan sendirinya tanpa kita sadari.
Namun, dalam keadaan sakit, kerja tubuh yang disebut mukosiliaris dapat menjadi kurang efektif atau pun tidak cukup untuk melakukan mekanisme tersebut. Mukus tidak dapat keluar saluran pernafasan secara normal.
Penyebab hal ini adalah karena banyaknya jumlah lendir yang harus dikeluarkan atau karena perubahan bentuk lendir. Untuk membantu mengeluarkan lendir atau dahak tersebut, terjadilah rangsangan batuk.
2. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
Batuk berdahak juga dapat menjadi tanda penyakit lain yang lebih serius, seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronis.
Ambroxol dapat digunakan untuk perawatan batuk berdahak pada beberapa jenis Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), seperti bronkitis. Pada keadaan bronkitis yang parah, pemberian antibiotik mungkin dibutuhkan. [4]
Pada perawatan Penyakit Paru Obstruktif Kronis, perawatan selain pemberian obat terkadang dibutuhkan.
Contoh perawatan yang biasa digunakan adalah penggunaan inhaler dan terapi oksigen. Menghindari udara kotor atau berpolusi juga diperlukan untuk kesembuhan pasien.
Penyakit Paru Obstruktif Kornis tidak jarang disebabkan kualitas udara yang buruk, seperti asap rokok. Perokok aktif dan perokok pasif mempunyai potensi risiko mengalami Penyakit Paru Obstruktif Kronis. [5]
Pemberian obat pada Penyakit Paru Obstruktif Kronis bertujuan untuk membantu pasien untuk dapat bernafas dengan lebih mudah. [5]
Ambroxol mengandung mukoaktif, sekretolitik, sekretomotorik, anti inflamasi dan aksi anti oksidan. Hal ini menjadikan Ambroxol mempunyai peran luas bagi penyakit-penyakit obstruktif saluran pernafasan. [6]
3. Infeksi Saluran Pernafasan Akut
Berdasarkan uji coba pada orang lanjut usia, Ambroxol mencegah infeksi saluran pernafasan akut, dibandingkan dengan kontrol aktif.
Uji klinis pada anak-anak dengan pneumonia akut menggambarkan tingkat hasil yang lebih tinggi (skor penjumlahan dari gejala-gejala berbeda) pada grup dengan yang diiringi inhalasi Ambroxol, dibanding dengan hanya perawatan standar.
Penelitian mengenai Ambroxol masih dilakukan, baik secara preklinis maupun uji klinis. [7]
4. Manfaat Lain dari Ambroxol
Beberapa penelitian lain juga dilakukan mengenai hubungan Ambroxol dengan penyakit gangguan syaraf.
Ambroxol disinyalir dapat digunakan juga untuk mengatasi penyakit terkait syaraf. Namun, hal ini tampaknya masih perlu penelitian lebih lanjut.
Ambroxol mengandung Ambroxol hidroklorida (Ambroxol HCl). Satu tabletnya mengandung 30 mg Ambroxol hidroklorida. Bentuk sirupnya mengandung 15 mg Ambroxol hidroklorida dalam setiap 5 mL. [3]
Dosis mungkin berbeda bergantung pada kondisi pasien. Selalu minum sesuai dosis yang dianjurkan dokter.
Baca keterangan pada kemasan produk. Bila perlu, konsultasikan pada dokter mengenai pemberian obat ini.
Secara umum, cara penggunaan dosis untuk dewasa dan anak-anak adalah sebagai berikut: [1]
Dosis dewasa dapat dibagi menjadi tiga berdasarkan jumlah pemberian dalam satu hari:
Oral (Diminum) → 30 mg tiga kali sehari atau → 60 mg dua kali sehari atau → Jenis extended release: 75 mg satu kali sehari Diminum setelah makan. |
Keterangan: Extended release adalah obat yang dirancang agar pelepasannya di dalam tubuh terjadi secara berangsur dalam kurun waktu tertentu. Efek samping yang ditimbulkan mungkin akan lebih sedikit. Pasien juga hanya perlu mengonsumsi obat dengan jadwal yang lebih sedikit daripada obat dengan dosis biasa. [8]
Dosis Ambroxol untuk anak dibagi berdasarkan kategori usia mulai dari di bawah dua tahun hingga di atas dua belas tahun.
Oral (Diminum) → Usia kurang dari dua tahun: 7,5 – 15 mg dua kali sehari → Usia 2 tahun sampai 5 tahun: 7,5 – 15 mg tiga kali sehari → Usia 16 sampai 12 tahun: 15 – 30 mg dua kali sehari atau tiga kali sehari → Usia lebih dari dua belas tahun: dosis seperti pada dosis dewasa Diminum setelah makan. |
Eek samping yang mungkin ditimbulkan Ambroxol tergolong tidak banyak. Umumnya, efek samping dari Ambroxol adalah dapat menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan. Beberapa efek samping tersebut di antaranya: [1]
Efek samping di atas umumnya tergolong ringan. Namun, jika efek samping tersebut terasa menganggu atau berlanjut, segera hubungi dokter.
Berikut di bawah ini adalah beberapa hal yang lebih detil mengenai Ambroxol yang mungkin dibutuhkan sebagai informasi. Termasuk di antaranya cara penyimpanan, interaksi dengan obat lain, dan reaksi overdosis. [1][6][9]
Penyimpanan | → Simpan pada suhu di bawah 30°C. → Hindari dari cahaya. → Jauhkan dari jangkauan anak-anak. |
Cara Kerja | Deskripsi: Ambroxol bekerja meningkatkan sekresi sistem pernafasan dengan cara meningkatkan produksi zat yang disebut surfaktan pulmoner dan merangsang kerja siliaris. Hal ini mempermudah pengeluaran dahak dan batuk dengan peningkatan sekresi cairan dan mekanisme pembersihan saluran pernafasan. Farmakokinesis: → Penyerapan: Ambroxol hampir seluruhnya diserap dari sistem pencernaan. Bioavaibilitas: sekitar 60% untuk obat konvensional dan 95% untuk extended release. Waktu untuk mencapai puncak konsentrasi plasma: 0,5 – 3 jam (obat konvensional), 6,5 jam (plus-minus 2,2 jam) untuk extended release. → Distribusi: Ambroxol distribusikan secara luas ke dalam darah, jaringan dan paru-paru. Masuk ke dalam plasenta dan Air Susu Ibu. Ikatan protein plasma: sekitar 90%. → Metabolisme: Dimetabolisme di dalam hati terutama oleh CYP3A4 melalui konjugasi. Melalui efek lintas pertama hati. → Ekskresi: Waktu parah eliminasi terminal: sekitar 10 jam. |
Interaksi dengan obat lain | → Meningkatkan kongesti sekresi dengan antitusif. → Meningkatkan konsentrasi serum dengan antibiotik (seperticefuroxime, eritromisin, doxycycline). |
Overdosis | → Reaksi overdosis yang mungkin terjadi seperti dispnea (sulit bernafas), ataksia (gangguan koordinasi) dan kejang. Namun, toksisitas yang subakut dan kronik jarang ditemukan. → Hubungi tenaga medis jika mengalami gejala overdosis atau pun efek samping yang mengganggu. |
Pengaruh pada hasil lab | Dapat memberikan hasil tes positif palsu pada tes urin LSD. |
Apakah Ambroxol aman untuk ibu hamil?
Ambroxol dapat melewati plasenta. Penggunaan Ambroxol pada ibu hamil sebaiknya dihindari selama trimester awal kehamilan. [1][3]
Pemberian obat untuk obu hamil perlu sangat berhati-hati. Suatu penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang terpapar obat-obatan yang tidak dianggap teratogenik (yang menyebabkan perkembangan tidaknormalpada janin) dipercaya mempunyai risiko terhdap malformasi mayor sebesar 24%. [2]
Tes teratogenik dan toksisitas reproduksi Ambroxol dosis tinggi pada hewan percobaan sudah dikatakan menyakinkan. Walau demikian, belum ada data untuk tes pada manusia. [2]
Apakah Ambroxol aman untuk ibu menyusui?
Ambroxol terbawa hingga masuk ke dalam Air Susu Ibu. Penggunaan Ambroxol untuk ibu menyusui perlu dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter terkait kondisi ibu dan bayi. [1]
Apakah Ambroxol bisa digunakan untuk bayi?
Seperti telah disebutkan pada bagian “Dosis Anak”, terdapat dosis untuk anak-anak usia di bawah 2 tahun. [1]
Untuk lebih jelas, ikuti petunjuk dokter dalam penggunaan obat untuk bayi. Efek samping, batas usia minimal, dan berat badan yang mungkin perlu menjadi pertimbangan. Jika diperlukan, cari second opinion untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penggunaan Ambroxol pada anak.
Apakah Ambroxol bisa untuk batuk kering?
Untuk mengatasi batuk kering, sebaiknya menggunakan produk obat dengan kandungan lain yang memang diperuntukkan sebagai obat batuk kering. Penyebab batuk kering dan batuk berdahak pun sering kali berbeda.
Ambroxol bekerja sebagai agen mukolitik untuk membantu pengeluaran dahak sehingga lebih efektif digunakan untuk mengatasi batuk berdahak. [1]
Apakah Ambroxol menyebabkan kantuk?
Tidak disebutkan bahwa Ambroxol menyebabkan kantuk. Efek samping yang umumnya terjadi adalah terkait saluran pencernaan, seperti perasaan tidak nyaman pada saluran pencernaan bagian atas, mulut kering, perubahan selera, mual, muntah, dan diare. [1]
Di bawah ini adalah beberapa contoh merek dagang Ambroxol:
Brand Merek Dagang | |
Ambroxol (Indo Farma) | Lapimuc |
Roverton | Promuxol |
Limoxin | Interpec |
Galpect | Betalitik |
1) Anonim. diakses 2020. Mims Indonesia. Ambroxol.
2) Ahmed H. Al-jedai, Sakra S. Balhareth, Roaa A. Algain. diakses 2020. ncbi nlm nih gov. Assessment of foetal risk associated with 93 non-US-FDA approved medications during pregnancy.
3) Anonim. diakses 2020. Drugs com. Ambroxol Hydrochloride.
4) Sattar Farzan. diakses 2020. ncbi.nlm.nih.gov. Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations. 3rd edition. Chapter 38: Cough and Sputum Production.
5) Anonim. diakses 2020. WebMD. COPD.
6) P. R. Gupta. diakses 2020. ncbi nlm nih gov. Ambroxol - Resurgence of an old molecule as an anti-inflammatory agent in chronic obstructive airway diseases.
7) Manuel Plomer, Justus de Zeeuw. diakses 2020. criticalcare.imedpub.com. More than Expectorant: New Scientific Data on Ambroxol in the Context of the Treatment of Bronchopulmonary Diseases.
8) Anonim. diakses 2020. Drugs.com. What does extended release (ER) mean?
9) Röhrich J, et al. J Anal Toxicol. diakses 2020. ncbi nlm nih gov. False-positive LSD testing in urine samples from intensive care patients.