Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Autopsi adalah suatu tindakan yang umum dilakukan oleh seorang ahli forensik untuk mengetahui penyebab kematian pada suatu jasad. Meskipun autopsi dapat mencari dan mengetahui kemungkinan sebab kematian,
Di dalam bahasa Yunani, Autopsi disebut sebagai autopsia. Autopsia diartikan sebagai “melihat dengan mata kepala sendiri”.[1]
Di dalam dunia kesehatan, Autopsi adalah pemeriksaan menyeluruh secara medis pada tubuh seseorang yang sudah meninggal.[2]
Daftar isi
Fungsi utama dari Autopsi adalah untuk mengetahui penyebab pasti kematian seseorang.[1]
Hal ini diperlukan untuk memastikan apakah orang tersebut meninggal karena suatu penyakit tertentu atau karena penyebab lain.
Autopsi juga dilakukan untuk mengidentifikasi mayat yang ditemukan tanpa identitas atau tanpa tanda pengenal. Selain itu, hasil Autopsi juga sangat diperlukan bagi para ilmuwan serta akademisi.[3]
Hasil Autopsi dapat dipelajari dan diteliti untuk mengembangkan kualitas dunia kesehatan di masa depan.
Secara umum, proses autopsi dibedakan menjadi 3 kategori antara lain:[3,4]
Autopsi Anatomi adalah jenis autopsi yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswi fakultas kedokteran.
Autopsi jenis ini bertujuan untuk memperkenalkan dunia anatomi kepada para mahasiswa-mahasiswi fakultas kedokteran.
Dengan melakukan Autopsi Anatomi pada mayat manusia, mahasiswa-mahasiswi tersebut dapat mempelajari serta memahami lebih lanjut sistem dan struktur setiap organ dalam tubuh manusia.
Autopsi Klinis dilakukan untuk mempelajari suatu penyakit atau kelainan yang menyebabkan kematian pada seseorang.
Penyakit tersebut kemudian dipelajari untuk kepentingan riset atau penelitian di dalam dunia kesehatan
Hasil dari penelitian tersebut digunakan untuk meningkatkan kualitas pengobatan di masa mendatang.
Autopsi jenis ini umum dijumpai dalam dunia kriminal, di mana penyebab atau asal muasal kematian seseorang tidak diketahui secara pasti.
Oleh karena itu, Autopsi Forensik dilakukan oleh pihak berwajib untuk mencari tahu penyebab pasti kematian seseorang.
Selain menemukan penyebab pasti kematian seseorang, hasil dari Autopsi Forensik dapat digunakan pihak berwajib untuk mengetahui identitas orang tersebut serta informasi-informasi lain terkait kematian orang tersebut.
Apabila kematian disebabkan oleh aksi pembunuhan, maka hasil dari Autopsi Forensik dapat digunakan oleh pihak berwajib untuk mencari tahu keberadaan si pelaku pembunuhan.
Dengan demikian, Autopsi Forensik sangat diperlukan untuk menyelesaikan suatu kasus kematian.
Meski Autopsi umum dilakukan, namun tidak semua orang yang sudah meninggal perlu mendapatkan Autopsi.[5]
Seseorang yang sudah meninggal dapat diautopsi apabila memenuhi beberapa kondisi. Beberapa kondisi tersebut adalah:
Bila seseorang yang sudah meninggal mengalami salah satu kondisi di atas, maka pihak berwajib akan memberi perintah untuk melaksanakan autopsi.
Meski begitu, proses Autopsi memerlukan persetujuan dari pihak keluarga dan/atau kerabat dari orang yang sudah meninggal. Pihak keluarga dan/atau keluarga juga memiliki hak penuh untuk membatasi atau menolak proses autopsi.[5]
Dengan demikian, pihak keluarga dapat menentukan organ atau bagian mana saja yang boleh dan tidak boleh diperiksa.
Sebelum melaksanakan Autopsi, dokter akan menanyakan beberapa hal pada keluarga dan/atau kerabat seseorang yang sudah meninggal.[5]
Umumnya, dokter akan menanyakan hal-hal seputar aktivitas atau kegiatan orang tersebut sebelum meninggal.
Setelah mendengar jawaban dari keluarga dan/atau kerabat terkait, dokter akan mendiagnosis penyebab awal kematian orang tersebut.
Kemudian, dokter akan meminta persetujuan dari keluarga dan/atau kerabat untuk melaksanakan Autopsi.
Dalam hal ini, keluarga dan/atau kerabat memiliki hak untuk mengizinkan atau tidak mengizinkan pihak berwajib untuk melaksanakan Autopsi.
Ada 2 tahap atau pemeriksaan saat autopsi berlangsung, antara lain:
Pemeriksaan Eksternal atau Pemeriksaan Luar
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mempelajari kondisi luar dari tubuh seseorang yang sudah meninggal.[2]
Pemeriksaan eksternal meliputi:[1]
Dalam pemeriksaan eksternal, biasanya belum ada prosedur pembedahan. Namun, bisa saja ada bagian atau organ luar tertentu yang dibedah atau diambil untuk pemeriksaan lebih lanjut.[1]
Pemeriksaan Internal atau Pemeriksaan Dalam
Jika pemeriksaan eksternal bertujuan untuk memeriksa kondisi luar tubuh, maka pemeriksaan internal bertujuan untuk memeriksa organ atau bagian dalam dari tubuh jenazah.[2]
Berikut tahapannya:[3]
Berapa lama proses Autopsi berlangsung?
Proses Autopsi umumnya berlangsung selama 3 jam. Namun, durasi dari proses Autopsi bisa berubah-ubah.[7]
Apabila tidak terlalu rumit, maka durasi Autopsi bisa selesai kurang dari 3 jam.
Namun, apabila terdapat komplikasi dan berbagai jenis penyakit dalam tubuh jenazah, maka proses autopsi dapat memakan waktu cukup lama.
Lama tidaknya hasil autopsi dan kapan tubuh jenazah bisa diambil, tergantung dari beberapa faktor.[7]
Jika tidak ada hambatan atau kendala, maka hasil dari Autopsi bisa diperoleh dalam kurun waktu 24 jam setelah tubuh jenazah diserahkan kepada pihak berwajib untuk mendapat tindakan Autopsi.
Bila terdapat kendala tertentu seperti urusan legalitas atau faktor-faktor lainnya, maka hasil autopsi akan lebih lama untuk dikeluarkan pihak berwajib.
Namun, pihak keluarga bisa meminta hasil autopsi lebih cepat apabila berkaitan dengan kepercayaan agama tertentu yang menghendaki agar jenazah segera dikebumikan.[7]
Hasil dari autopsi akan disampaikan dalam bentuk laporan. Laporan ini berisi beberapa hal, yaitu:[8]
Selain laporan Autopsi, beberapa pihak akan mengeluarkan laporan lain tergantung dari jenis kasus kematian.[9]
Laporan-laporan lain tersebut seperti catatan kriminal, catatan identifikasi korban, laporan bakteri/virus, dan lain-lain.
Melansir dari Medscape, tindakan Autopsi memiliki risiko dapat menularkan penyakit.[6]
Meski organ yang terinfeksi sudah tidak berfungsi, namun penyakit yang menginfeksi organ tersebut masih memiliki potensi untuk menular.
Beberapa penyakit yang berpotensi menular antara lain:
Agar penyakit-penyakit tersebut tidak mudah menular, maka diperlukan penanganan khusus sebelum hingga sesudah proses autopsi dilakukan.
Umumnya, biaya yang diperlukan untuk Autopsi adalah gratis atau bebas biaya.[8]
Namun, pihak keluarga dari jenazah bisa dibebankan biaya tertentu apabila ada prosedur atau keinginan tertentu dari pihak keluarga.
Contohnya, apabila pihak keluarga menghendaki agar jenazah dimakamkan dengan cara atau di tempat tertentu di luar dari persetujuan awal.
1) Melissa Conrad Stöppler, MD & William C. Shiel Jr., MD, FACP, FACR. 2019. EMedicineHealth. Autopsy.
2) Nicholas Gerbis. 2010. LiveScience. What Exactly Do They Do During Autopsy?
3) Melissa Conrad Stoppler, MD & Jay W. Marks, M. 2016. MedicineNet. Autopsy (Post Mortem Examination, Necropsy).
4) Anonym. 2018. Forensic DX. Autopsy Services.
5) Sabrina Felson, MD. 2018. WebMD. Medical Reference. Autopsy: When and Why Are They Done?
6) Jeffrey S Nine, MD. 2019. Medscape. What Are the Types of High-Risk Autopsy?
7) Anonym. n.d. Tarrant County. When Will the Body be Released?
8) Anonym. 2019. Love Live Son. Autopsy Report: What You Must Know!
9) Anonym. Tarrant County. What Kinds of Reports are Produced?