Radang amandel (tonsilitis) ialah kondisi di mana kelenjar tonsil mengalami peradangan. Tonsil atau merupakan kelenjar berbentuk oval yang terdapat pada kedua sisi bagian belakang tenggorokan[1].
Kelenjar tonsil berperan sebagai garis pertahanan pertama melawan bakteri dan virus yang memasuki mulut, sehingga rentan mengalami infeksi dan peradangan[1].
Peradangan pada kelenjar tonsil (amandel) ditandai dengan terjadinya pembengkakan, tenggorokan sakit, kesulitan menelan, serta pembengkakan nodus limfa pada sisi leher. Radang amandel biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri[1].
Infeksi berat dan peradangan pada tonsil diatasi dengan prosedur tonsilektomi, yaitu operasi pengangkatan amandel[1].
Lebih dari 600 komponen dalam rokok bersifat berbahaya bagi kesehatan tubuh, antara lain ammonia, karbon monoksida, sianida, dan hidrogen. Selain merugikan kesehatan tubuh secara umum, rokok dapat menyebabkan berbagai gangguan pada telinga, hidung, dan tenggorokan[2].
Bahaya rokok disebabkan oleh kandungan senyawa berbahaya dan sifat asap rokok yang menyebabkan iritasi pada lapisan mukosa yang melindungi dinding bagian dalam mulut dan saluran pernapasan[2].
Perokok biasanya menghisap asap rokok dengan mulut. Sehingga sebagai garis pertahanan pada rongga mulut, tonsil termasuk salah satu bagian yang pertama terpapar asap rokok[3].
Selain itu, merokok mengakibatkan penurunan kekebalan tubuh sekaligus menyebabkan peradangan. Akibatnya, tonsil menjadi lebih rentan terhadap infeksi bakteri dan jamur[3].
Studi yang dilakukan pada tahun 2010 hingga 2011 menyimpulkan bahwa merokok memperburuk radang tonsil. Merokok dilaporkan berkaitan dengan peningkatan risiko pendarahan paska tonsilektomi, timbulnya tonsil berisi abses, dan radang amandel yang kambuh[3].
Oleh karena itu, bagi orang yang mengalami radang amandel atau pernah mengalaminya dan telah diatasi dengan tonsilektomi, sebaiknya sebisa mungkin menghindari rokok, termasuk paparan asap rokok[3, 4].
Kandungan senyawa berbahaya di dalam rokok serta sifatnya yang menyebabkan iritasi, menimbulkan dampak negatif pada amandel, antara lain[3, 4]:
Merokok menimbulkan dampak negatif terhadap permukaan mukosa faringeal, gingival, dan oral, menyebabkan perubahan dan atropi. Merokok dapat menyebabkan penurunan aliran saliva dan penurunan imunitas mukosa.
Orang yang merokok mengalami defisiensi vitamin D signifikan. Vitamin D merupakan modulator dari sistem kekebalan tubuh. Sehingga kekurangan kadar vitamin D berdampak pada penurunan kekebalan tubuh dari infeksi
Studi menemukan bahwa orang dewasa dengan defisiensi vitamin D mengalami tonsilitis streptokokus akut yang lebih sering kambuh.
Selain itu, perubahan pada lapisan mukosa dapat mengarah pada berkembangnya infeksi pada kelenjar amandel. Bahkan merokok dilaporkan berkaitan dengan perkembangan lebih banyak kejadian abses peritonsil pada orang dewasa.
Merokok diduga sebagai salah satu faktor yang meningkatkan risiko terjadinya pendarahan paska tonsilektomi. Merokok berdampak negatif terhadap pemulihan luka dan pendarahan paska operasi.
Studi tahun menduga bahwa terjadinya radang amandel kambuhan atau kronis di antara orang yang merokok dan mengalami pendarahan paska tonsilektomi diduga disebabkan oleh faktor sistemik dan lokal.
Merokok mengakibatkan penurunan oksigenasi jaringan dan metabolisme aerob. Perubahan tersebut memicu perubahan mikroflora faringeal yang berdampak merugikan pada kolonisasi orofaring dengan patogen potensial.
Tonsil yang diambil dari orang yang merokok memiliki kelainan berat pada susunan jaringannya. Merokok juga menyebabkan penurunan daya tanggap kemotaktis dari sel radang, fungsi berpindah, dan mekanisme bakterisidal oksidatif.
Melihat dampak negatifnya, maka sebaiknya penderita amandel berusaha untuk berhenti merokok agar tidak semakin parah kondisinya.
1. Anonim. Tonsillitis. Mayo Clinic; 2020.
2. Kristin Hayes, RN, reviewed by Benjamin F. Asher, MD. Ear, Nose, and Throat (ENT) Problems Caused by Smoking. Very Well Health; 2020.
3. West Airdrie Dental. Sinister Effects of Smoking on Your Tonsils. Wester Airdrie Dental; 2021.
4. Udi Cinamon, Abraham Goldfarb, and Tal Marom. The Impact of Tobacco Smoking Upon Chronic/Recurrent Tonsillitis and Post Tonsillectomy Bleeding. International Archives of Otorhinolaryngology; 2016.