Tinjauan Medis : dr. Angelia Chandra
Dengan munculnya pandemi COVID-19 memang sangat mengkhawatirkan terutama saat virus ini adalah jenis virus baru dan masih minim informasi mengenai karakteristik, patogenesis, pengobatan dan prognosis.
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) telah menyatakan COVID-19 yang disebabkan oleh virus korona (SARS-CoV-2) sebagai pandemi. Pandemi yaitu wabah penyakit baru yang penyebarannya sangat cepat dan terus meningkat, melebihi batas normal dan mempengaruhi semua orang di dunia.
Dilansir dari John Hopkins University and Medicine, hingga artikel ini dipublish, total pasien yang positif COVID-19 ada 169.387, total kematian 6.513 dan yang sembuh 77.257. Sedangkan di indonesia, terdapat 134 pasien yang positif COVID-19.[1]
Segala upaya dikerahkan oleh pemerintah untuk mencegah semakin banyaknya penularan COVID-19, salah satunya adalah dengan melakukan social distancing atau menjaga jarak sosial.
Daftar isi
Social distancing adalah berada di rumah untuk menjaga jarak atau membatasi bertemu serta mengurangi kontak fisik dengan orang lain. Tindakan ini bertujuan untuk menghentikan dan memutus rantai penyebaran penyakit menular COVID-19.[2,3]
COVID-19 tidak menular melalui udara, namun melalui tetesan atau percikan dari batuk dan bersin yang berasal dari orang yang terinfeksi COVID-19. [4]
Orang sehat yang bersentuhan maupun memegang barang-barang yang telah terkontaminasi dengan virus korona, lalu kemudian menyentuh mulut dan wajahnya, akan semakin berisiko tertular COVID-19.[3]
Gejala COVID-19 diantaranya demam, batuk dan sesak napas yang muncul antara 2-14 hari setelah tertular.[5]
Maka dari itu, penting untuk berada di rumah saja, setidaknya selama 14 hari. Tidak bepergian dan tidak bertemu orang lain, kecuali dalam keadaan mendesak. Bahkan acara dan kegiatan besar di beberapa negara, terpaksa dibatalkan dan sekolah pun diliburkan untuk mencegah semakin merebaknya penularan COVID-19. Beberapa perusahaan juga memperbolehkan karyawannya untuk kerja dari rumah. Karena kita tidak pernah tahu, siapa dan di mana orang yang kemungkinan membawa wabah tersebut.
Perbedaan Social Distancing, Karantina, Isolasi dan Lockdown
Social distancing adalah menjaga jarak dengan orang lain, mengurangi intensitas bertemu dan hanya berada di rumah saja. Tapi masih diperbolehkan untuk bepergian, namun hanya dalam keadaan penting, seperti pergi kerja, dan menghadiri acara yang tidak bisa dibatalkan.
Karantina adalah pemisahan seseorang atau kelompok yang diduga telah terpapar penyakit menular karena telah berinteraksi atau berasal dari daerah sumber penyakit menular tersebut. Tujuan karantina untuk memastikan apakah seseorang atau kelompok tersebut benar-benar terinfeksi.[6]
Isolasi berarti pemisahan seseorang atau sekelompok orang yang diyakini sudah terinfeksi penyakit menular dan berpotensi dapat menularkan ke orang lain.[6]
Lockdown adalah melarang penduduk di suatu daerah atau negara untuk keluar masuk daerah atau negara tersebut, karena sudah terlalu banyak orang yang terinfeksi di wilayah tersebut. Pemerintah akan mendukung penuh kebutuhan masyarakat, bila sudah di tahap lockdown.
Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan dalam melaksanakan social distancing, untuk mencegah penularan COVID-19 di rumah, maupun di luar rumah:
Rajinlah membersihkan ruangan, peralatan atau perabot rumah, seperti meja, kursi, jendela, ganggang pintu dan lainnya, dengan menggunakan disinfektan.[3]
Bahan kimia disinfektan memang tidak serta merta membersihkan permukaan yang kotor atau menghilangkan kuman yang menempel. Namun setelah dibersihkan, setidaknya dapat menurunkan risiko penyebaran virus, yang mungkin menempel pada peralatan rumah tangga.[7]
Anda bisa menggunakan larutan pemutih yang diencerkan atau alkohol 70% sebagai disinfektan. Gunakan sarung tangan sekali pakai, saat sedang membersihkan. [7]
Bila Anda maupun anggota keluarga sedang sakit demam atau menderita penyakit pernapasan yang tidak terdiagnosis COVID-19, hal-hal yang perlu dilakukan adalah:[3,4]
Cuci tangan secara teratur dan menyeluruh, dengan menggunakan sabun cuci tangan dan air bersih, setidaknya selama 20 detik. Mencuci tangan secara teratur, dapat membunuh kuman dan virus yang mungkin menempel pada tangan. [4,8]
Cuci tangan Anda sebelum dan sesudah makan, setelah dari toilet dan setelah ke luar rumah.[3]
Bila Anda, terpaksa harus ke luar rumah dan bertemu dengan orang lain karena suatu hal penting. Jangan berjabat tangan, berpelukan dan melakukan kontak fisik lainnya.
Jaga jarak Anda sekitar 3-6 kaki (1-2 meter) bila bertemu dengan orang yang menunjukan tanda-tanda penyakit, termasuk batuk, bersin dan demam. [2,8]
Sarankan juga kepada orang tersebut untuk memakai masker mulut untuk mencegah penyebaran virus.
Selain dengan menjaga jarak, jangan lupa untuk cuci tangan dengan benar untuk melindungi diri Anda dan keluarga Anda. Karena virus dapat menyebar kapan saja, bahkan tanpa adanya gejala.[2]
Seseorang terkadang refleks atau spontan memegang wajahnya. Kebiasaan tersebut terkadang tidak bisa dihindari. Padahal mungkin, sebelumnya habis memegang barang yang terkontaminasi dengan virus.
Sebaiknya hindari memegang area wajah, mulut, hidung dan mata. Siapkan tisu di samping Anda. Sehingga jika wajah atau hidung Anda gatal, bisa gunakan tisu tersebut.
Bagi wanita yang lebih sering memegang wajah untuk memakai kosmetik, sebaiknya cuci tangan terlebih dahulu.
Tujuan social distancing adalah tinggal di rumah untuk mengurangi penyebaran virus korona. Namun ada beberapa orang yang masih diwajibkan untuk berangkat kerja, maupun harus pergi untuk acara-acara penting.
Apabila harus meeting atau melakukan pertemuan dengan orang lain, jumlah orang maksimal yang boleh berkumpul dalam komunitas tersebut adalah 10 orang.
Sering cuci tangan, karena ruangan kantor maupun tempat publik lainnya, mungkin terkontaminasi dengan virus.
Sebaiknya setelah selesai, segera pulang ke rumah dan hindari untuk mampir ke tempat-tempat ramai. Bila Anda rajin datang ke tempat gym, sebaiknya untuk saat ini lakukan di rumah dengan menggunakan aplikasi atau video online.[4]
Hindari pergi ke swalayan atau pusat perbelanjaan yang ramai. Bila memang harus ke swalayan, datanglah paling awal dan jangan di akhir pekan yang berpotensi ramai orang. [3,4]
Gunakan pembayaran digital jika ada. Karena uang cash terdapat berbagai bakteri, kuman dan virus yang bisa menimbulkan penyakit. [3]
Bila memungkinkan, sebaiknya gunakan online shop untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Dan jangan lupa untuk membersihkan barang-barang yang dibeli. [3,4]
Serta hindari untuk makan di luar, seperti di restoran dan tempat ramai lainnya. Lebih baik makan masakan sendiri di rumah.
Bagi yang mempunyai anak dan diliburkan sekolahnya, maupun yang kerjanya diperbolehkan di rumah. Jangan memanfaatkannya untuk bepergian jauh untuk liburan, seperti pergi ke tempat wisata, pergi untuk bertemu teman lama di tempat ramai, maupun mengunjungi saudara.
Lebih baik memanfaatkan waktu di rumah. Karena potensi tertular penyakit, akan lebih besar bila Anda bepergian dan sering bertemu dengan orang lain.
Anda mungkin juga tidak tahu, apakah Anda dan keluarga terbebas dari virus. Bila Anda sudah terkontaminasi virus dan malah bepergian, maka Anda berisiko menularkan penyakit ke orang lain.
Perkiraan keberhasilan social distancing mungkin hanya 75%, namun ini jauh lebih baik daripada tidak mencoba sama sekali atau bahkan memaksakan solusi lain yang memiliki kemungkinan gagal 100%. [2]
Semakin banyak orang yang tinggal di rumah dan mengurangi interaksi antara satu sama lain, maka penyebaran penularan virus korona bisa menurun. Sehingga peningkatan jumlah pasien pun tidak semakin banyak dan rawat inap rumah sakit tidak penuh. Tenaga medis juga akan lebih fokus pada penyembuhan pasien yang memang sudah lebih dulu terinfeksi COVID-19.
1) John Hopkins University Team. 2020. John Hopkins University & Medicine. Coronavirus Resource Center
2) Katie Pearce. 2020. John Hopkins University. What is social distancing and how can it slow the spread of Covid-19?
3) Anonim. 2020. Australian Government Department of Health. Coronavirus (COVID-19) – Information on social distancing.
4) Leslie Goldman. 2020. Vox com. What are the rules of social distancing?
5) Anonim. 2020. Centers for Disease Control and Prevention. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
6) Anonim. 2020. Centers for Disease Control and Prevention. Interim US Guidance for Risk Assessment and Public Health Management of Persons with Potential Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Exposures: Geographic Risk and Contacts of Laboratory-confirmed Cases
7) Anonim. 2020. Centers for Disease Control and Prevention. Clean & Disinfect, Interim Recommendations for US Households with Suspected/Confirmed Coronavirus Disease 2019.
8) Anonim. 2020. World Health Organization. Coronavirus disease (COVID-19) advice for the public.
View Comments
Panduan yang mudah diingat dari social distancing menurut California Departement of Public Health adalah :
1.Pengumpulan orang di satu tempat lebih dari 250 orang (seperti konser, kegiatan keagamaan dan lain sebagainya agar dibatalkan atau ditunda)
2. Jarak efektif aman yang disepakati untuk kontak personal adalah 6 feet atau lebih kurang 1.8 m.
3.Apabila di dalam suatu komunitas terdapat orang yang diduga atau patut diduga terinfeksi Covid-19, jumlah orang maksimal yang boleh berkumpul dalam komunitas tersebut adalah 10 orang.
Semua upaya ini tidak menjamin tidak adanya penularan, tetapi melihat mekanisme penularan virus ini, upaya ini yang diakui atau tidak, semua komunitas kesehatan terlanjur tertinggal dalam pencegahan virus ini, patut dijadikan panduan dalam berinteraksi selama pandemi ini berlangsung.