Bawang goreng atau bawang merah goreng memiliki kandungan nutrisi seperti vitamin, mineral, antioksidan, fitonutrien, sampai dengan manfaat kecantikan. Akan tetapi, yang harus diperhatikan dan dicatat selain memiliki manfaat kesehatan, bawang goreng dikonsumsi berlebihan dapat berefek samping menimbulkan penyakit conttohnya dapat memicu peningkatan asam lambung dan mempengaruhi kadar kolesterol.
Berikut ini beberapa efek samping jika terlalu banyak dikonsumsi.
Daftar isi
Penambahan berat badan seringkali dihindari oleh kebanyakan orang, terutama perempuan yang sedang menjalankan program diet. Bagi mereka yang tidak ingin menambah berat badan, konsumsi makanan berminyak sebaiknya dikurangi. Dikarenakan termasuk makanan berminyak, bawang goreng juga memiliki potensi besar untuk menaikkan berat badan.
Sejumlah studi menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara makanan yang digoreng dengan penambahan berat badan atau melebarnya lingkar pinggang [1]. Konsumsi bawang goreng yang berlebihan bahkan dapat menyebabkan seseorang mengalami obesitas. Ini dikarenakan bawang goreng mengandung kalori yang akan berdampak negatif pada kesehatan apabila dikonsumsi secara terus-menerus.
Mengonsumsi makanan berminyak yang berlebihan, seperti bawang goreng, juga dapat memicu hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hal ini dibuktikan melalui sebuah studi yang dilakukan oleh Seuguimiento Universidad de Navarra (SUN) Mediterania. Studi tersebut menunjukkan bahwa konsumsi berkelanjutan dari makanan berminyak memiliki keterkaitan erat dengan hipertensi.
Bagi mereka yang mengonsumsi makanan berminyak sekitar 2-4 atau lebih dari 4 kali per minggu, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena hipertensi dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi kurang dari 2 kali tiap minggunya [2]. Ini dikarenakan proses oksidasi yang terjadi selama penggorengan dapat meningkatkan jumlah trans-fatty acids dalam makanan. Trans-fatty acids inilah yang memiliki hubungan positif dengan risiko tingginya hipertensi [3, 4].
Dikarenakan diolah melalui cara penggorengan, bawang goreng merupakan sumber trans-fatty acids yang memicu tingginya risiko diabetes atau resistensi insulin [5]. Risiko diabetes semakin tinggi apabila bawang goreng diolah di luar rumah, seperti warung makan, restoran, dan produsen bawang goreng kemasan. Ini dikarenakan sejumlah tempat tersebut seringkali menggunakan minyak yang sama secara berulang kali dalam melakukan proses penggorengan.
Seseorang yang mengonsumsi bawang goreng secara berlebihan juga memiliki risiko tinggi untuk terkena diabetes. Seseorang yang memakan makanan berminyak sekitar 4-6 kali per minggu memiliki risiko diabetes sebesar 39%. Sementara itu, mereka yang mengonsumsi makanan berminyak hingga 7 kali lebih per minggunya memiliki peningkatan risiko sebesar 55% [6].
Mengonsumsi bawang goreng secara berlebihan juga dapat memicu penyakit kronis, seperti penyakit jantung. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan erat antara makanan berminyak dan risiko penyakit jantung. Risiko ini semakin tinggi apabila seseorang yang mengonsumsinya memiliki berat badan berlebih dan riwayat diabetes [7].
Makanan berminyak seperti bawang goreng memang memicu terjadinya inflamasi, sehingga membawa dampak negatif terhadap kesehatan jantung. Seseorang yang sering mengonsumsi makanan berminyak setiap minggunya memiliki posibilitas sebesar 28% untuk terkena masalah jantung. Setiap penambahan 114 gram atau 4 ons bawang goreng per minggunya, risikonya pun semakin meningkat sebesar 3% [8].
Bagaimana tips untuk memakan bawang goreng secara aman?
Teknik memasak dengan menggoreng bahan makanan telah menjadi populer di seluruh penjuru dunia. Hal ini dikarenakan menggoreng adalah metode umum untuk menjadikan makanan lebih tahan lama. Tak hanya itu, makanan yang digoreng juga menjadi lebih enak dan menarik bagi sebagian besar orang.
Bawang goreng yang sering dijadikan sebagai bumbu pelengkap untuk soto, sup, nasi goreng, nasi uduk, dan makanan lainnya. Bahkan, ada beberapa orang yang menjadikan bawang goreng sebagai camilan karena rasanya yang enak dan nagih. Akan tetapi, terlalu banyak mengonsumsi bawang goreng dapat menyebabkan efek samping yang buruk bagi kesehatan tubuh.
1. Taraka VG, Yash P, J. Michael G, & Luc D. Fried Consumption and Cardiovascular Health: A Review of Current Evidence. Volume 7. Nutrients; 2015.
2. Taraka VG, Yash P, J. Michael G, & Luc D. Fried Consumption and Cardiovascular Health: A Review of Current Evidence. Volume 7. Nutrients; 2015.
3. C Sayon-Orea, MA Martinez-Gonzalez, Gea A, E Glores-Gomez, FJ Basterra-Gortari, M Bes-Rastrollo. Consumption of fried foods and risk of metabolic syndrome: The SUN cohort study. Clinical Nutrition; 2013.
4. Wang L, Manson JE, Forman JP, Gaziano JM, Buring JE, & Sesso HD. Dietary fatty acids and the risk of hypertension in middle-aged and older women. Volume 56. Hypertension; 2010.
5. C Sayon-Orea, MA Martinez-Gonzalez, Gea A, E Glores-Gomez, FJ Basterra-Gortari, & M Bes-Rastrollo. Consumption of fried foods and risk of metabolic syndrome: The SUN cohort study. Clinical Nutrition; 2013.
6. Anonim. Eating fried foods tied to increased risk of diabetes, heart disesaes. Harvard Chan School; 2021.
7. Anonim. How much will fried foods harm your heart? Heart Health. Harvard Health Publishing; 2021.
8. Jacqueline PH, Yuk-Lam H, Xuan-Mai TN, Kelly C, Jason LV, David RG, Christopher JO, Michael G, Peter WFW, & Luc D. Fried food consumption and risk of coronary artery disease: The Million Veteran Program. Volume 30. Clinical Nutrition; 2018.
9. C Sayon-Orea, MA Martinez-Gonzalez, Gea A, E Glores-Gomez, FJ Basterra-Gortari, & M Bes-Rastrollo. Consumption of fried foods and risk of metabolic syndrome: The SUN cohort study. Clinical Nutrition; 2013.
10. Leah EC, An P, Stephanie EC, Qi S, Walter CW, Frank BH, & Eric BR. Fried-food consumption and risk of type 2 diabetes and coronary artery disease: a prospective study in 2 cohorts of US women and men. American Society for Nutrition; 2014.