4 Efek Samping Kebanyakan Makan Bawang Goreng

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Bawang goreng atau bawang merah goreng memiliki kandungan nutrisi seperti vitamin, mineral, antioksidan, fitonutrien, sampai dengan manfaat kecantikan. Akan tetapi, yang harus diperhatikan dan dicatat selain memiliki manfaat kesehatan, bawang goreng dikonsumsi berlebihan dapat berefek samping menimbulkan penyakit conttohnya dapat memicu peningkatan asam lambung dan mempengaruhi kadar kolesterol.

Berikut ini beberapa efek samping jika terlalu banyak dikonsumsi.

1. Memicu Obesitas

Penambahan berat badan seringkali dihindari oleh kebanyakan orang, terutama perempuan yang sedang menjalankan program diet. Bagi mereka yang tidak ingin menambah berat badan, konsumsi makanan berminyak sebaiknya dikurangi. Dikarenakan termasuk makanan berminyak, bawang goreng juga memiliki potensi besar untuk menaikkan berat badan.

Sejumlah studi menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara makanan yang digoreng dengan penambahan berat badan atau melebarnya lingkar pinggang [1]. Konsumsi bawang goreng yang berlebihan bahkan dapat menyebabkan seseorang mengalami obesitas. Ini dikarenakan bawang goreng mengandung kalori yang akan berdampak negatif pada kesehatan apabila dikonsumsi secara terus-menerus.

2. Memicu Hipertensi

Mengonsumsi makanan berminyak yang berlebihan, seperti bawang goreng, juga dapat memicu hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hal ini dibuktikan melalui sebuah studi yang dilakukan oleh Seuguimiento Universidad de Navarra (SUN) Mediterania. Studi tersebut menunjukkan bahwa konsumsi berkelanjutan dari makanan berminyak memiliki keterkaitan erat dengan hipertensi.

Bagi mereka yang mengonsumsi makanan berminyak sekitar 2-4 atau lebih dari 4 kali per minggu, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena hipertensi dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi kurang dari 2 kali tiap minggunya [2]. Ini dikarenakan proses oksidasi yang terjadi selama penggorengan dapat meningkatkan jumlah trans-fatty acids dalam makanan. Trans-fatty acids inilah yang memiliki hubungan positif dengan risiko tingginya hipertensi [3, 4].

3. Risiko Terkena Diabetes

Dikarenakan diolah melalui cara penggorengan, bawang goreng merupakan sumber trans-fatty acids yang memicu tingginya risiko diabetes atau resistensi insulin [5]. Risiko diabetes semakin tinggi apabila bawang goreng diolah di luar rumah, seperti warung makan, restoran, dan produsen bawang goreng kemasan. Ini dikarenakan sejumlah tempat tersebut seringkali menggunakan minyak yang sama secara berulang kali dalam melakukan proses penggorengan.

Seseorang yang mengonsumsi bawang goreng secara berlebihan juga memiliki risiko tinggi untuk terkena diabetes. Seseorang yang memakan makanan berminyak sekitar 4-6 kali per minggu memiliki risiko diabetes sebesar 39%. Sementara itu, mereka yang mengonsumsi makanan berminyak hingga 7 kali lebih per minggunya memiliki peningkatan risiko sebesar 55% [6].

4. Risiko Terkena Penyakit Jantung

Mengonsumsi bawang goreng secara berlebihan juga dapat memicu penyakit kronis, seperti penyakit jantung. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan erat antara makanan berminyak dan risiko penyakit jantung. Risiko ini semakin tinggi apabila seseorang yang mengonsumsinya memiliki berat badan berlebih dan riwayat diabetes [7].

Makanan berminyak seperti bawang goreng memang memicu terjadinya inflamasi, sehingga membawa dampak negatif terhadap kesehatan jantung. Seseorang yang sering mengonsumsi makanan berminyak setiap minggunya memiliki posibilitas sebesar 28% untuk terkena masalah jantung. Setiap penambahan 114 gram atau 4 ons bawang goreng per minggunya, risikonya pun semakin meningkat sebesar 3% [8].

Bagaimana tips untuk memakan bawang goreng secara aman?

  • Hanya memakan bawang goreng dalam jumlah sedikit atau 1 kali dalam seminggu. Jika ingin menjaga kesehatan tubuh secara ketat, maka hindari mengonsumsi makanan berminyak seperti bawang goreng.
  • Menggunakan olive oil atau sunflower oil dalam menggoreng bawang. Ini dikarenakan oilive oil mengandung monounstaurated fatty acids (MUFA) yang dapat menggantikan trans-fatty acids dan memiliki efek menguntungkan bagi sensitivitas insulin [9]. Tak hanya itu, olive oil juga bersifat sangat resisten terhadap oksidasi.
  • Apabila tidak terdapat olive oil dan masih menggunakan minyak goreng biasa, usahakan jangan dipakai secara berulang-ulang untuk menggoreng bawang. Kualitas minyak goreng akan semakin memburuk apabila digunakan secara berulang dan dapat memicu terjadinya diabetes.
  • Mengusahakan agar tidak terdapat banyak minyak yang tersisa pada bawang goreng. Setelah ditiriskan, alangkah baiknya apabila bawang goreng ditiriskan kembali di atas tissue untuk menyerap minyak yang masih tersisa.
  • Menghindari untuk membeli bawang goreng kemasan atau bawang goreng yang dimasak di luar rumah. Hal ini dikarenakan mereka seringkali menggunakan minyak secara berulang kali. Apabila ingin makan bawang goreng, diusahakan agar membuatnya sendiri dari rumah agar memiliki kualitas yang lebih baik [10].

Teknik memasak dengan menggoreng bahan makanan telah menjadi populer di seluruh penjuru dunia. Hal ini dikarenakan menggoreng adalah metode umum untuk menjadikan makanan lebih tahan lama. Tak hanya itu, makanan yang digoreng juga menjadi lebih enak dan menarik bagi sebagian besar orang.

Bawang goreng yang sering dijadikan sebagai bumbu pelengkap untuk soto, sup, nasi goreng, nasi uduk, dan makanan lainnya. Bahkan, ada beberapa orang yang menjadikan bawang goreng sebagai camilan karena rasanya yang enak dan nagih. Akan tetapi, terlalu banyak mengonsumsi bawang goreng dapat menyebabkan efek samping yang buruk bagi kesehatan tubuh.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment