Makanan, Minuman dan Herbal

Waspadai 8 Efek Samping Kebanyakan Minum Jahe

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Jahe merupakan tanaman berbunga yang berasal dari Asia Tenggara. Jahe merupakan tanaman berbunga yang berasal dari Asia Tenggara[1]. Jahe terkenal karena memiliki kandungan yang kaya akan fitokimia untuk kesehatan. Jahe digunakan untuk mengobati diare, sakit perut, gangguan pencernaan dan juga mual[2].

Jahe yang berasal dari Asia terutama pada bagian akar tanaman digunakan sebagai penyedap makanan dan juga di gunakan untuk obat-obatan. Jahe yang mengandung bahan kimia bekerja dengan mengurangi mual dan pembengkakan yang bekerja pada bagian perut dan usus. Selain itu, jahe juga dapat membantu otak dan sistem saraf sebagai pengendali rasa mual[4].

Kandungan yang ada pada jahe terdiri dari air 80%, protein 2%, serat 2%, mineral 1%, lemak 0,9%, dan karbohidrat 12%. Kandungan yang ada di dalamnya sangat berpotensi untuk mengobati kanker karena memiliki sifat anti-inflamasi da anti-oksidan. Selain itu, jahe juga dapat digunakan untuk kecantikan kulit dalam proses penuaan dini[2].

Manfaat lainnya yang didapat dari jahe diantaranya[3] :

  • Melawan Kuman
  • Menenangkan Mual
  • Meringankan Gejala Arthritis
  • Menghambat Pertumbuhan Kanker
  • Menurunkan Gula Darah
  • Meringankan Nyeri Haid
  • Melindungi Terhadap Penyakit
  • Menjaga kesehatan mulut
  • Menenangkan otot yang sakit
  • Meringankan gejala arthristis
  • Menurunkan kolesterol
  • Meredakan gangguan pencernaan

Walaupun memiliki banyak manfaat dan khasiat mengkonsumsi jahe dalam bentuk mentah seperti di oleskan dan berlebihan mengkonsumsi dapat menyebabkan efek samping.

1. Menyebabkan iritasi kulit

Jahe jika digunakan dalam jangka pendek dalam bentuk oles tidak akan menyebabkan iritasi kulit. Karena jahe mengandung anti-inflamasi, penggunaan oles pada kulit harus lebih di perhatikan dalam bentuk takaran[4].

2. Mempengaruhi kerja jantung

Jahe dapat memperburuk kondisi jantung jika di konsumsi dengan jumlah berlebih. Jika ingin mengkonsumsi jahe untuk obat tradisional sebaiknya tentukan dosis yang tepat dan sesuai dengan aturan pakai[4]

3. Meningkatkan resiko pendarahan

Jika seseorang memiliki riwayat penyakit hemofilia atau semacam gangguan pembekuan darah, konsumsi jahe tidak di sarankan. Hal tersebut memungkinkan akan mudah memar dan perdarahan. Dan jika jahe di barengi dengan obat-obatan yang mengandung anti-inflamasi dan antipletet dapat menyebabkan pembekuan darah[4].

4. Tekanan darah turun

Konsumsi jahe dengan beberapa obat-obatan yang mengandung Calcium channel blocker akan menyebabkan tekanan darah turun terlalu rendah[4].

5. Gula darah terlalu rendah

Mengkonsumsi jahe dengan obat antidiabetes dapat menyebabkan tekanan gula darah turun terlalu rendah dan meningkatkan kadar insulin di dalam tubuh. Pantau kadar gula agar tetap stabil. Jadi bagi penderita diabetes tidak dianjurkan untuk penderita diabetes[4].

6. Resiko keguguran

Sebagia orang percaya jahe dapat menyebabkan keguguran. Tetapi ada baiknya konsultasi terlebih dahulu jika sedang hamil[5]. Berdasarkan data penelitian Motherisk Kanada, wanita hamil yang mengkonsumsi jahe selama kehamilan memiliki resiko keguguruan lebih besar jika dibandingkan dengan wanita hamil yang tidak mengkonsumsi jahe[7].

7. Gangguan saluran pencernaan

Walaupun jahe dikenal untuk menyembuhkan lambung dan mulas, minum jahe berlebihan dapat mengganggu saluran pencernaan meliputin mulas, diare, dan iritasi pada mulut[5],bersendawa, memar atau kemerahan, ruam, dan ketidaknyamanan pada bagian perut[6].

Menurut uji penelitian, walaupun jahe dikatakan sangat baik untuk pencernaan, tetapi tidak menunjukkan efek yang lebih baik untuk menyembuhkan gangguan saluran pencernaan[6].

8. Mempengaruhi kerja obat darah tinggi

jahe dengan obat darah tinggi dapat mempengaruhi kerja obat seperti efektivitas menjadi menurun, dan meningkatkan efek samping berlebih. Mengkonsumsi jahe bersama dengan obat pengencer darah dan juga obat darah tinggi, membuat jahe mengganggu kinerja obat tersebut[5].

Jumlah dan takaran minum Jahe untuk kesehatan

jahe sangat aman untuk di konsumsi jika mengkonsumsinya tidak terlalu banyak. Takaran per hari minum jahe maksimal 5 gram. Jika mengkonsumsi lebih dari takaran yang telah di tentukan, timbulnya efek samping perlu di waspadai[4].

Beberapa jumlah takaran untuk permasalahan pada gangguan saluran pencernaan[8]:

  • Dewasa dengan berat sekitar 150 lb: 1 hingga 2 g bubuk jahe kering per hari (10 g segar)
  • Anak-anak dengan berat sekitar 75 pon: 0,5 hingga 1 g bubuk jahe kering per hari (5 g segar)
  • Anak-anak dengan berat sekitar 35 pon: 0,25 hingga 0,5 g bubuk jahe kering per hari (2,5 g segar)

Pada wanita hamil yang mengalami mual dan muntah menurut data penelitian menggunakan 1000 mg setiap hari yang di bagi antara dua atau empat dosis. Untuk takaran yang lebih tinggi yaitu 650 mg yang diberikan tiga kali sehari telah diberikan, akan tetapi dosis dengan jumlah 1500 mg sehari lebih efektif[9].

Untuk takaran dosis bagi penderita kanker payudara yang menimbulkan rasa mual karena kemoterapi mengkonsumsi 500-1000 mg ekstrak akar jahe setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan, atau makan 1 sdt atau 5 g jahe mengkristal setiap 2-3 jam sesuai kebutuhan[10].

1) Joe Leech, MS. healthline.com. 11 Proven Health Benefits of Ginger. 2021.
2) Najim A. Jabir Al-Awwadi. academicjournals.org. Potential health benefits and scientific review of ginger. 2017.
3) Anonim. Webmd.com. Ginger benefit. 2017.
4) Anonim. Webmd.com. Ginger. 2021.
5) Anonim. medindia.net. health benefits of ginger. 2021.
6) Mehrnaz Nikkhah Bodagh,Iradj Maleki,Azita Hekmatdoost. onlinelibrary.wiley.com. Ginger in gastrointestinal disorders: A systematic review of clinical trials. 2018.
7) E. Ernst. sciencedirect.com. Side Effects of Drugs Annual. 2005.
8) Joy A. Weydert MD. sciencedirect.com. Recurring Abdominal Pain in Pediatrics. 2018.
9) Andrea Gordon MD , Abigail Love MD, MPH. Nausea and Vomiting in Pregnancy. 2018.
10) Lucille R. Marchand MD, BSN , James A. Stewart MD, FACP. sciencedirect.com. Breast Cancer. 2018.

Share