Anemia megaloblastik merupakan kondisi langka yang ditandai dengan megaloblast atau sel darah merah yang dihasilkan oleh sumsum tulang berjumlah banyak dengan struktur abnormal dan belum matang. Penyakit ini mengakibatkan seseorang mengalami kekurangan jumlah sel darah merah di dalam tubuhnya.
Penyakit ini biasanya terjadi karena kekurangan vitamin B12 dan vitamin B9. Anemia megaloblastik biasanya terjadi ditandai dengan beberapa gejala, di antaranya adalah sebagai berikut:
Penderita anemia megaloblastik umumnya mengalami gejala mudah lelah. Hal ini disebabkan karena organ dalam tubuh kekurangan oksigen dan vitamin B12.
Oksigen tersebut dapat terpenuhi apabila tubuh tidak kekurangan sel darah merah dan vitamin B12 sebagai bahan produksi sel darah merah tersebut, sedangkan penderita anemia megaloblastik mengalami kekurangan sel darah merah dan vitamin B12 dalam tubuh. Oleh karena itu, penderita anemia megaloblastik mengalami gejala mudah lelah[1,2].
Pucat merupakan berubahnya kecerahan warna kulit dari warna kulit normal. Pucat bukan termasuk dalam penyakit tetapi menjadi salah satu gejala pada penyakit tertentu, seperti anemia megaloblastik contohnya.
Penderita anemia megaloblastik mengalami kulit pucat karena kurangnya sel darah merah dan oksigen dalam tubuh. Hal ini terjadi karena sumsum tulang tidak dapat menghasilkan sel darah merah yang cukup bagi tubuh[1].
Sesak napas adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan ketika bernapas. Sesak napas terjadi ketika paru-paru kekurangan oksigen.
Sesak napas ini merupakan salah satu gejala dari penderita anemia megaloblastik. Hal ini dapat terjadi karena penderita anemia megaloblastik kekurangan sel darah merah, yang bertugas menyalurkan oksigen ke seluruh organ tubuh melalui aliran darah.
Selain itu, kurangnya vitamin B12 di dalam tubuh juga semakin memperparah sesak napas yang dialami oleh penderita anemia megaloblastik[1,2].
Pusing merupakan kondisi ketika seseorang merasa ingin pingsan, kepala berputar-putar, dan keseimbangan terganggu. Pusing termasuk dalam gejala anemia megaloblastik karena penderita penyakit tersebut kekurangan oksigen dan hemoglobin di dalam tubuh.
Hemoglobin bertugas untuk membawa dan menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Apabila jumlah hemoglobin dalam tubuh sedikit, maka akan mengakibatkan oksigen tidak sampai ke otak.
Hal inilah yang menyebabkan otak kekurangan oksigen sehingga mengakibatkan penderita mengalami pusing[1,2].
Penderita anemia megaloblastik biasanya ditandai dengan gejala palpitasi atau detak jantung yang cepat, berdebar, atau tidak teratur. Kondisi ini terjadi karena kadar oksigen dalam tubuh kurang sehingga jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah yang mengandung oksigen ke seluruh tubuh.
Oleh karena itu kerja jantung yang lebih keras dalam memompa darah tersebut yang menyebabkan detak jantung semakin cepat atau tidak teratur[1,2].
Gejala neurologis adalah gangguan yang berkaitan dengan otak dan sistem saraf. Penderita anemia megaloblastik biasanya mengalami gejala neurologis berupa parestesia atau kesemutan dan kehilangan keseimbangan.
Parestesia ini umumnya terjadi di bagian tangan dan kaki sehingga menyebabkan bagian yang mengalami parestesia mati rasa. Parestesia ini disebabkan karena kekurangan vitamin B12 yang dapat memicu terjadinya kerusakan saraf bila tidak segera ditangani dengan tepat[2].
Kelainan gastrointestinal atau gangguan pencernaan juga bisa menjadi gejala dari penderita anemia megaloblastik. Gangguan pencernaan tersebut meliputi diare, mual, dan hilangnya nafsu makan.
Kelainan gastrointestinal ini juga dapat menyebabkan penderita anemia megaloblastik mengalami penurunan berat badan yang signifikan karena penderita mengalami nafsu makan yang menurun[1].
Otot dapat bergerak apabila otak mengirim sinyal kepada sumsum tulang belakang dan otot saraf. Apabila salah satu bagian tersebut mengalami masalah maka pergerakan otot akan terganggu, seperti pada penderita anemia megaloblastik.
Penderita penyakit ini memiliki masalah pada sumsum tulang, maka dari itu penderita anemia megaloblastik akan mengalami gejala kelemahan otot[1].
Penderita anemia megaloblastik biasanya mengalami gejala lidah yang membengkak. Hal ini disebabkan karena kurangnya jumlah vitamin B9 di dalam tubuh.
Jumlah vitamin B9 yang disarankan adalah 400-600 mikrogram per hari agar terhindar dari risiko anemia megaloblastik dan lidah membengkak[3].
Apabila seseorang mengalami gejala seperti yang telah disebutkan di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat dan terhindar dari salah diagnosis. Jawablah segala pertanyaan yang diberikan dokter dan ceritakan tentang gejala yang dialami.
Hal ini bertujuan agar proses diagnosis berjalan lancar. Apabila muncul gejala baru segera konsultasikan juga dengan dokter, bila perlu meminta dokter untuk melakukan tes.
Anemia megaloblastik awal biasanya muncul tanpa gejala atau mengalami gejala yang ringan. Apabila gejala yang dirasakan semakin parah sebaiknya segera temui dokter.
Perlu diingat bahwa jangan lakukan diagnosis sendiri karena apabila terjadi salah diagnosis penyakit yang diderita akan semakin parah[3].
1. Anonim. Anemia, Megaloblastic. National Organization for Rare Disorders; 2008.
2. Anis Hariz and Priyanka T. Bhattacharya. Megaloblastic Anemia. StatPearls Publishing; 2021.
3. Anonim. Vitamin B12 deficiency anemia. Johns hopkins medicine.