Terdapat sebanyak tujuh tulang yang membentuk vertebra serviks atau yang sering kita sebut leher. Leher merupakan anggota tubuh manusia yang menopang kepala kemudian menghubungkannya ke anggota tubuh lain yaitu bahu dan badan manusia[1].
Patah tulang atau cedera di salah satu bagian tulang belakang leher biasanya disebut dengan patah tulang leher. Fraktur serviks atau yang disebut dengan patah tulang leher biasanya dapat diakibatkan oleh trauma dari suatu kecelakaan seperti tabrakan/kecelakaan mobil atau jatuh pada saat beraktivitas[1].
Pada orang tua atau usia lanjut patah tulang leher bisa terjadi karena jatuh saat beraktivitas, seperti jatuh dari kursi atau terjatuh dari tangga hingga menyebabkan patah tulang leher[1].
Patah tulang leher ini dapat ditandai dengan munculnya gejala seperti rasa sakit pada leher setelah terjadinya kecelakaan yang dialami oleh penderita[2]. Selain, itu terdapat beberapa gejala lain yang muncul pada penderita patah tulang, diantaranya :
Daftar isi
Kelumpuhan otot dapat disebabkan oleh beberapa hal termasuk cedera tulang belakang traumatis dan cedera tulang belakang nontraumatic[2].
Cedera tulang belakang traumatis terjadi setelah penderita mengalami kecelakaan kemudian merasakan rasa sakit pada tulang leher[2].
Cedera tulang belakang non traumatic bisa dikarenakan adanya tumor pada tulang belakang atau stenosis tulang belakang[2].
Kelumpuhan dapat terjadi pada beberapa bagian anggota tersebut diantaranya dialami pada bagian lengan dan kaki, atrofi otot, dan inkontinensia[1].
Kesulitan dalam berbicara secara medis dapat disebut dengan afasia. Penderita afasia ini selain sulit mengungkapkan ekspresi dengan Bahasa lisan atau berbicara tetapi, juga sulit dalam mengekspresikan suatu hal kedalam tulisan[3].
Penyakit Afasia ini terjadi pada penderita yang baru saja mengalami stroke atau penderita yang terjangkit cedera otak traumatis. Afasia juga dapat dialami oleh penderita yang terjangkit tumor otak atau penyakit degeneratif yang menjangkiti bagian bahasa otak manusia[3].
Kekita kita mengalami kesulitan bernapas secara normal mungkin saja merupakan salah satu gejala penyakit serius. Selain, penyakit serius kesulitan bernapas secara normal atau dalam masyarakat sering disebut sesak napas biasa terjadi karena hal ringan seperti hidung tersumbat[4].
Penyebab lain dari sesak nafas bisa saja penyakit serius diantaranya adanya penyakit paru-paru seperti asma, emfisema, atau pneumonia, terdapat masalah Kesehatan pada bagian dari sistem saluran pernapasan seperti pada trakea atau bronkus.[4]
Penyakit jantung dapat membuat sesak napas dikarenakan jantung tidak mampu memompa cukup darah yang terkandung oksigen ke seluruh tubuh. Sesak nafas terjadi karena penderita mengalami kecemasan atau panik, bahkan terjadi karena alergi terhadap suatu hal[4].
Nyeri leher bisa saja terjadi setiap saat yang disebabkan oleh posisi tidur yang salah. Nyeri pada leher sangat mengganggu karena dapat menganggu pergerakan leher[5].
Nyeri pada leher bisa saja merupakan gejala penyakit yang serius seperti infeksi tulang belakang, tumor pada tulang belakang, atau patah tulang belakang[5].
Kesulitan untuk menelan secara medis disebut dengan disfagia. Disfagia atau kesulitan menelan ini dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya[6]
Mati rasa terjadi Ketika bagian anggota tubuh tidak mampu merasakan suatu rasa atau sensasi tertentu yang terjadi pada anggota tubuh. Sebelum mati rasa terjadi mungkin saja timbul kondisi kesemutan dalam tubuh[7].
Mati Rasa dan kesemutan terjadi karena beberapa hal seperti migrain, kejang, pada penderita stroke, fenomena Raynaud yaitu terjadinya penyempitan pada pembuluh darah yang biasanya terjadi di tangan dan kaki[7].
Pingsan dapat dikenal sebagai sinkop yang merupakan hilangnya kesadaran secara tiba-tiba yang diakibatkan oleh adanya penurunan aliran darah menuju otak[8].
Pingsan bisa saja merupakan gejala masalah Kesehatan yang serius termasuk detak jantung tidak teratur, kejang, gula darah rendah (hipoglikemia), anemia (kekurangan sel darah merah), dan masalah dengan sistem saraf tubuh[8].
Pengobatan pada patah tulang leher berbeda tergantung seberapa serius patahan tulang leher tersebut. Jika patahan tulang leher kecil dapat diobati menggunakan brace serviks selama 6 sampai 8 minggu hingga patah tulang sembuh[8].
Kemudian jika patahan tulang leher lebih kompleks atau ekstensif mungkin memerlukan pengobatan yang lebih kompleks seperti traksi, pembedahan, atau bahkan kombinasi dari pengobatan tersebut[8].
Beberapa hal yang dapat dilakukan agar kita terhindar dari cedera patah tulang, yaitu :[1]
Agar lebih aman nya dapat dilakukan perubahan kecil atau renovasi kecil seperti merekatkan karpet, menletakkan alat bantu di dekat toilet dan pancuran/bak mandi sehingga mengurangi resiko para orang tua untuk terjatuh atau terpeleset yang mennyebabkan cedera[1].
1) Daniel K. Park. orthoinfo.aaos.org. Cervical Fracture (Broken Neck). 2021
2) John Gomez. thegomezfirm.com. C2 FRACTURES : THE HANGMAN’S FRACTURE. 2022
3) Anonym. medlineplus.gov. Speech impairment in adults. 2022
4) Anonym. Medlineplus.gov. Breathing Problems. 2016
5) Neha Pathak. Webmd.com. Neck Pain. 2021
6) Nayana ambardekar. Webmd.com. Swallowing Problems. 2021
7) Anonym. Medlineplus.gov. Numbness and tingling. 2022
8) Carol dersarkissian. Webmd.com. Understanding Fainting -- the Basics. 2021