Penyakit & Kelainan

7 Gejala Gonore pada Pria

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit ini dapat menyebabkan infeksi pada alat kelamin, rectum dan tenggorokan. Penyakit ini dapat menginfeksi pria maupun wanita, terutama para remaja dan orang dewasa yang masih muda dan aktif secara seksual[1,2,3].

Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sebanyak 820.000 kasus infeksi gonore terjadi setiap tahunnya. CDC juga memperkirakan 570.000 diantaranya terjadi pada umur 15-24 tahun yang aktif secara seksual. [1,2]

Bakteri tersebut dapat ditemukan dalam cairan di penis dan vagina pada orang yang terinfeksi. Gonore mudah menular pada orang-orang yang melakukan hubungan seks yang tidak terproteksi pada vaginal, anal ataupun oral dengan orang yang mempunyai penyakit gonore[1].

Gonore tidak dapat menular melalui ciuman, pelukan, pemakaian toilet, handuk, cangkir, piring atau peralatan makan, dan kolam renang bersama. Hal tersebut dikarenakan bakteri tersbut tidak dapat bertahan lama di luar tubuh manusia. [4]

Gejala gonore yang paling umum terlihat adalah adanya cairan kental berwarna hijau atau kuning pada vagina atau penis, nyeri saat buang air kecil dan perdaharan di antara periode menstruasi. Sekitar 1 dari 10 pria yang terinfeksi dan hamper setengah dari wanita yang terinfeksi tidak mengalami gejala apapun (asimptomatik), dimana banyak orang dengan kondisi tersebut tidak terobati. [1,2,4]

Gejala dari gonore umumnya terlihat dalam waktu 1-14 hari setelah terinfeksi, walaupun kadang-kadang tidak terlihat setelah beberapa bulan[2]. Pada pria, inilah gejala-gejala yang paling sering terlihat [1,2,4] :

1. Keluarnya cairan nanah dari penis.

Akibat adanya infeksi bakteri pada penis, maka kemungkinan akan muncul cairan nanah. Cairan nanah ini biasanya berwarna putih, kuning, atau hijau. [1,2,4]

2. Timbulnya rasa sakit atau ada sensasi terbakar pada saat buang air kecil

Infeksi gonore akan mempengaruhi saluran yang ada di dalam penis, termasuk saluran pembuangan air kecil. Maka, biasanya orang terinfeksi gonore akan merasakan sakit, sensasi terbakar, ataupun kesulitan pada saat buang air kecil. [1,2,4]

3. Adanya pembengkakan pada kulup (kulit yang menutupi penis)

Pembengkakan yang terjadi pada kulup disebabkan oleh inflamasi atau peradangan di sekitar penis. Salah satu ciri dari peradangan itu sendiri adalah adanya pembengkakan. [4]

4. Timbulnya rasa sakit atau nyeri di testis

Gejala ini sebenarnya jarang terjadi, tetapi jika memang terjadi harus segera melaporkan ke dokter karena dikhawatirkan akan mengarah ke komplikasi yang lebih serius, seperti epididimis. [1,2]

5. Infeksi pada tenggorokan

Tenggorokan dapat terinfeksi ini dapat terjadi jika melakukan hubungan seks secara oral dengan orang yang terinfeksi gonore tanpa menggunakan kondom. Umumnya, infeksi tenggorokan tidak menimbulkan gejala apapun.

6. Infeksi pada rektum

Melakukan hubungan seks secara anal dengan orang yang terinfeksi gonore tanpa menggunakan kondom dapat berpotensi menimbulkan infeksi pada rektum. Infeksi pada rektum kemungkinan dapat tidak menimbulkan gejala atau bisa menimbulkan gejala. Gejalanya antara lain keluarnya cairan, gatal, sakit, timbul perdarahan, adanya pergerakan pada usus yang menyakitkan.

7. Konjungtivitis pada mata

Konjungtivitis dapat terjadi jika sperma atau cairan vagina orang yang terinfeksi gonore mengenai mata. Hal tersebut dapat menyebabkan keluarnya cairan, iritasi, rasa nyeri, dan pembengkakan pada mata.

Pemakaian vibrator atau mainan seks lainnya yang belum dicuci atau tidak dilapisi dengan kondom yang baru juga dapat berpotensi menimbulkan penyakit ini[2]. Bakteri ini dapat menginfeksi serviks (leher rahim), uretra (saluran urin), rektum, dan yang jarang terjadi pada tenggorokan atau mata. [4]

Infeksi ini juga dapat terjadi dari wanita hamil ke bayinya. Maka, untuk wanita hamil dan memiliki kecurigaan terkena penyakit ini sangat penting untuk menjalani tes dan perawatan sebulum melahirkan. Tanpa terapi, gonore dapat menyebabkan kebutaan permanen pada bayi yang baru lahir. [1,4]

Komplikasi pada penyakit gonore

Gonore yang tidak diobati dapat berpotensi menyebabkan penyakit yang lebih serius dan bisa menjadi masalah kesehatan yang permanen. Pada pria, gonore akan menyebabkan peradangan pada epididimis (saluran di dalam penis) yang dapat menyebabkan infertilitas, walaupun jarang terjadi. [1,2]

Selain itu, jika tidak segera diobati, gonore dapat menyebar melalui darah sehingga menimbulkan infeksi gonokokus diseminata (bakteri sudah masuk melalui aliran darah). Hal ini dapat ditandai dengan adanya peradangan pada sendi, otot atau ruam. Kondisi ini dapat mengancam jiwa. [1,2]

Komplikasi lainnya yang dapat terjadi adalah, gonore yang tidak diobati dapat meningkatkan risiko seseorang tertular atau menularkan HIV, yang akan menyebabkan timbulnya penyakit AIDS. [1,2]

Pengobatan gonore pada pria

Gonore dapat disembukan dengan pengobatan antibiotik yang tepat dan rasional. Orang yang terinfeksi harus mengkonsumsi semua obat yang diresepkan oleh dokter untuk menghentikan infeksi. Walaupun sudah diberikan antibiotik dan infeksi tersebut akan berhenti untuk menyebar, tetapi kerusakan yang sudah disebabkan oleh infeksi tersebut tidak berubah atau permanen[1].

Selain itu, pemakaian antibiotik pada penyakit gonore juga akan lebih sulit, dikarenakan beberapa bakteri gonore sudah mulai resisten dengan antibiotik. Jika gejala tetap berlanjut dan tidak berkurang setelah diberikan pengobatan, pasien terinfeksi harus kembali lagi ke dokter atau rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan tambahan. [2]

Penyakit gonore ini dapat dicegah dengan cara menggunakan kondom jika berhubungan seks secara konsisten. Namun, cara yang paling pasti untuk menghindari penyakit ini adalah dengan melakukan hubungan seks dengan pasangan yang pasti dan tidak berganti-ganti serta menghindari hubungan seks secara anal. [1,2]

Pencegahan terjadinya penyakit gonore

Pasien terinfeksi gonore, harus memberitahukan kepada pasangan mereka yang dalam 60 hari sebelumnya (dari muncul gejala awal) telah melakukan hubungan seks, sehingga pasangan pasien tersebut juga segera dapat dilakukan pemeriksaan. Jika memang timbul salah satu gejala diatas, maka harus segera ke dokter. [2] Pasien terinfeksi gonore juga harus menghindari aktivitas seksual selama 7 hari setelah mereka dirawat dan tidak memliki gejala lagi. [1,2]

Gonore dapat diketahui atau didiagnosis dengan melakukan pemeriksaan pada urin, pemeriksaan khusus spesimen uretra (pada pria), spesimen serviks atau vagina (pada wanita). Jika orang terinfeksi telah melakukan hubungan seks secara oral atau anal, swab spesimen pada tenggorokan atau rektum akan dilakukan untuk diperiksa. Jika tidak segera diperiksakan, infeksi tersebut akan terus menyebar dan memiliki risiko komplikasi serius, termasuk infertilitas dan kematian. [1,2]

1) Center for Disease Control and Prevention. cdc.gov. Gonorrhea. 2017
2) Division of Public Health Services New Hampshire. dhhs.nh.gov. gonorrhea fact sheet. 2021.
3) WHO. apps.who.int. WHO GUIDELINES FOR THE Treatment of Neisseria gonorrhoeae. 2016
4) Anonim. www.nhs.uk. Gonorrhoea. 2021.

Share