Obsesif Kompulsif (Obssesive-Compulsive Disorder (OCD)) merupakan salah satu gangguan mental yang berlangsung lama dan ditandai dengan tanda memiliki pikiran berulang yang tidak terkendali (obsesi) yang dapat membuat seseorang terlibat dalam perilaku yang berulang-ulang (kompulsi). Gejala pada penderita OCD biasanya berat dan terus menerus.[1]
Gejala-gejala pada OCD akan menyulitkan dan menggaggu aktivitas sehari-hari. Orang dengan OCD kemungkinan merasa penting untuk memeriksa hal berulang kali atau melakukan rutinitas lebih dari satu jam setiap hari agar bisa terlepas sementara dari kecemasannya. Jika, gejala dari OCD tidak diobati, akan mengganggu kehidupan sehari-hari, seperti pekerjaan, sekolah, hubungan dengan orang lain, dan hal lainnya. [1]
Gejala OCD biasanya muncul pada masa anak-anak, sekitar usia 10 tahun, atau pada orang dewasa dengan usia muda, sekitar usia 20 sampai 21 tahun, dan sering kali akan terlihat lebih awal pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan. Pada sebagian besar orang, OCD dapat didiagnosis pada saat umur mereka mencapai dewasa. [1]
Penyebab dari OCD ini masih belum diketahui. Tetapi beberapa penelitian telah menyebutkan faktor genetik, adanya faktor biologis dalam tubuh, dan adanya trauma dari masa kecil dapat menjadi salah satu penyebab OCD. [1] Orang yang terkena OCD, kemungkinan akan merasakan gejala obsesi, kompulsi atau keduanya. Gejala-gejala yang mungkin ditimbulan sebagai berikut:
Daftar isi
Obsesi adalah pikiran berulang, dorongan, atau gambaran mental yang berulang menyebabkan kecemasan. [1] Gejala dari obsesi yang mungkin timbul:
Memiliki perasaan takut akan terkontaminasi atau mengkontaminasi oleh substansi yang berbahaya seperti bakteri, infeksi, atau faktor lingkungan. Takut juga akan orang yang jahat atau tidak bermoral. [1,2,3]
Kekhawatiran berulang mengenai melakukan hal-hal yang salah atau tidak lengkap. Contoh: seseorang berfikir lupa mengkunci pintu rumah sehingga terjadi kemalingan, atau terjadi kebakaran karena meninggalkan kompor menyala. [1,2,3]
Seseorang mempunyai kekhawatiran akan tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Contoh: memiliki kekhawatiran membuat komentar yang tidak pantas di depan publik, atau takut mencelakai anak sendiri. [1,2, 3]
Memiliki ketakutan jika seseorang akan berperilaku kasar kepada diri sendiri, atau melihat gambar-gambar kekerasan, akan membuat penderita OCD mempunyai pikiran yang agresif. [1,3]
Menganggap pemikiran mengenai agama, seksualitas, dan kekerasan ada hal yang tidak diinginkan, dilarang, dan tabu. Contoh: penderita OCD akan berpikir apakah diri sendiri seorang paedophil atau mempunyai pikiran selama ini telah bergabung dengan komuniti sesat. [1,2,3]
Mempunyai pikiran berulang agar melakukan sesuatu harus seimbang, simetris, dan sempurna. Contoh: menaruh sepatu harus satu garis, tidak bisa ada yang di luar garis. [1,2,3]
Pada penderita OCD, mereka mempunyai pikiran jika terdapat angka atau warna yang baik, sehingga mereka akan melakukan sesuatu sesuai angka atau warna tersebut. Contoh: memanggil seseorang meyakini angka 6 “baik” dan menganggap angka 7 “buruk”. [3]
Kompulsi, perilaku berulang-ulang yang dirasakan oleh seseoran itu sangat penting yang merupakan respon dari pikiran obsesi. Gejalanya antara lain:
Memiliki ketakutan akan kotaminasi, penderita OCD akan mencuci tangan berkali-kali, bersih-bersih setiap saat, tidak bisa melihat sesuatu yang kotor. [1,2,3]
Selalu memeriksa suatu hal berulang kali. Contoh memeriksa jendela, pintu, kompor, bahwa mereka semua sudah terkunci atau tidak menyala berulang kali. [1,2,3]
Penderita OCD akan memastikan dari orang lain bahwa semuanya baik-baik saja. Contoh: menanyakan ke istri, bahwa suami nya tidak menyakiti orang lain, tidak meminjam duit orang lain. Selain itu bisa juga penderita OCD akan menghindari berda di sekitar orang-orang [1,2, 3]
Memastikan melalui berita berulang terhadap berita yang sedang dia pikirkan, memastikan kepada orang lain jika memang semua sudah berjalan seharusnya, atau telah menjadi orang yang baik. [1,2,3]
Menghindari situasi yang dapat membawa penderita OCD berfikir ke arah yang tidak diinginkan. Jika, terdapat pemikiran mengenai agama, maka penderita OCD akan berdoa dan memohon ampunan. [1,2,3]
Menaruh sesuatu harus dengan urutan sempurna dan simetris. Jika tidak, maka penderita OCD akan mengurutkan berulang-ulang. [1,2,3]
Penderita OCD akan berhitung sesuai dengan yang ada di pikirannya secara berlebihan. Contoh: memanggil orang harus sebanyak 6 kali, meminum air dari gelas harus sebanyak 5 kali tegukan. [3]
Beberapa penderita OCD juga ada yang memiliki gangguan motorik (tic motorik). Tic motorik adalah gerakan yang tiba-tiba, singkat, berulang, seperti mengedipkan mata dan Gerakan mata lainnya, wajah yang meringis, mengangkat bahu, dan menyentak kepala atau bahu. Untuk tic vokal diantaranya adalah adanya surang membersihkan tenggorokan, dan mengendus berulang. Selain itu, penderita OCD akan memiliki gangguan mood atau gangguan kecemasan jika diperiksa.
Gejala OCD bisa datang dan pergi, akan membaik seiring berjalannya waktu, atau bisa juga menjadi memburuk. Penderita OCD mungkin sudah mencoba untuk membantu diri mereka sendiri, kadang mereka menenangkan diri dengan menggunakan alcohol atau obat-obatan.
Pada anak-anak, mereka melakukan perilaku tersebut terkait OCD karena mereka memiliki perasaan bahwa perilaku tersebut akan mencegah dari hal-hal buruk atau akan membuat mereka merasa lebih baik. [4]
Pasien dengan OCD yang menerima pengobatan dengan tepat biasanya akan mengalami peningkatan kualitas hidup. Pengobatannya antara lain melakukan terapi perilaku kognitif dengan melakukan terapi yang berfokus pada obsesi mereka dan menghidari perilaku kompulsifnya. Pengobatan melalui obat-obatan biasanya disesuaikan dengan preferensi pasien, kemampuan kognitifnya, tingkat wawasan atau adanya kondisi kejiwaan atau tidak. Umumnya diberikan obat kelompok selective serotonine reuptake inhibitor (SSRIs). Konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter. [5]
Adanya dukungan dari caregiver atau orang-orang sekitar dalam membatu di rumah juga dapat memperbaiki kualitas penderita OCD. [5] Perawatan bedah saraf, contoh stimulasi otak telah mendapatkan popularitas dalam mengobati OCD berat. Namun, tetap harus konsultasikan terlebih dahulu ke dokter. [5]
1. NIMH. www.nimh.nih.gov. Obsessive-Compulsive Disorder: When Unwanted Thoughts or Repetitive Behaviors Take Over. 2020.
2. Anonim. www.talkplus.org.uk. Obsessive Compulsive Disorder (OCD). 2021
3. JILL N. FENSKE, MD, et al. www.aafp.org. Obsessive-Compulsive Disorder: Diagnosis and Management. 2015
4. CDC. www.cdc.gov. Obsessive-Compulsive Disorder in Children. 2021.
5. American Psychiatric Association. www.psychiatry.org. What Is Obsessive-Compulsive Disorder?