Daftar isi
Katimaha merupakan tumbuhan sejenis pohon spesies dari satu-satunya yang tergolong ke dalam kelompok keluarga Malvaceae dan masuk ke dalam kelompok genus yaitu Kleinhovia. Tumbuhan tersebut mempunyai nama ilmiah yaitu Kleinhovia hospita dan juga disetiap daerah memiliki nama berbeda seperti di Jawa dengan nama katimåhå, timåhå, katimångå, timångå, kayu tahun, di Lampung dengan sebutan mangar, dan masih ada beberapa yang lainnya.
Katimaha terutama tumbuhan yang menyebar di Asia tropis, mulai dari India, Burma, Indocina, Thailand, Semenanjung Malaya, Indonesia, Filipina, hingga Papua Nugini. Biasanya katimaha umum didapati di tempat seperti hutan-hutan sekunder, padang rumput, dan lahan-lahan yang ditinggalkan, pada ketinggian 0—200(—500) m dpl.
Tumbuhan tersebut biasanya digunakan dalam pembuatan kerajinan yang diperoleh dari bagian batangnya, selain itu untuk beberapa bagian yang lainnya juga digunakan sebagai hiasan karena mempunyai bunga yang indah. Tidak hanya sebagai kerajinan maupun hiasan melainkan katimaha dapat digunakan untuk obat herbal untuk membunuh kutu di kepala [2].
Katimaha mempunyai beberapa karakteristik, seperti memiliki pohon yang berukuran kecil hingga sedang, tingginya antara 5-20 m dan pepagan berwarna kelabu, dengan ranting abu-abu kehijauan dan berambut. Tidak hanya itu saja melainkan katimaha memiliki daun-daun yang bertangkai panjang sekitar 3-5,5(-10) cm.
Helaian daunnya berbentuk seperti jantung, lebar dengan ukuran sekitar 4,5-27 × 3-24 cm, dan pada pangkalnya bertulang daun menjari. Daun katimaha mempunyai warna hijau yang agak gelap akan tetapi sedikit terdapat warna hijau mengkilap.
Katimaha juga mempunyai bunga-bunga yang berkumpul dalam malai di ujung ranting, lebar, dan terdapat sedikit berambut halus. Kelopak bunganya berbentuk lanset, mempunyai warna merah (merah jambu), dan terdapat daun mahkota yang berjumlahkan 5 helai dengan bentuk oval melintang.
Bunganya akan berkembang menjadi buah yang berbentuk buah pir, mempunyai warna jambu kehijauan dan menggantung, serta terdapat biji yang bentuknya hampir bulat, mempunyai warna hitam atau cokelat gel [2].
Berikut ini kandungan gizi yang terdapat pada katimaha:
Nama | Jumlah | Unit |
Asam Lauric | 2.6 | % |
Asam Myristic | 5.09 | % |
Asam Linoleic | 8.05 | % |
Flavonoid | 5.7 | % |
Asam Cerotic | 2.35 | % |
Kaempferol | 3.75 | % |
Montanic | 2.08 | % |
Menurut data pada tabel kandungan gizi diatas menunjukkan bahwa katimah memiliki kandungan asam linoleic yang cukup tinggi. Asam Linoleic merupakan senyawa yang dapat memberikan manfaat dalam memperkuat jaringan saraf, terutama saraf yang berkaitan dengan ikatan dan rasa sakit [1].
Katimaha sering kali dijadikan sebagai bahan kerajinan oleh beberapa orang dikarenakan bagian dari tumbuhan tersebut sangat berguna. Akan tetapi katimaha sendiri kurang diketahui setiap orang bahwasannya bisa juga dijadikan sebagai obat herbal.
Katimaha mempunyai beberapa kandungan senyawa yang cukup baik untuk dijadikan sebagai obat herbal alami bagi tubuh. Kandungan senyawa tersebut, seperti senyawa cyanogenic yang paling dominan dari senyawa lainnya.
Senyawa cyanogenic ternyata mampu memberikan manfaat untuk membunuh ektoparasit seperti kutu dan mengobati penyakit hati, penyakit kuning dan hepatitis. Tidak hanya itu saja melainkan cyanogenic dapat juga untuk meringankan sakit radang dan nyeri pada tubuh [1,3].
Kandungan yang baik pada katimaha sangat berperan aktif dan penting untuk kesehatan tubuh dari segala penyakit ataupun virus jahat
Katimaha mempunyai beberapa kandungan senyawa baik untuk kesehatan tubuh, sehingga jika dikonsumsi maka akan mendapatkan beberapa manfaat. Manfaat kesehatan tersebut bermacam-macam sehingga perlu lebih diketahui.
Berikut di bawah ini manfaat kesehatan yang dimiliki oleh katimaha untuk tubuh :
Katimaha mempunyai manfaat kesehatan untuk menjaga rambut agar lebih baik dan membunuh kutu rambut yang menganggu. Kutu rambut sangat mengganggu dikarenakan memakan kulit kepala sehingga menyebabkan gatal-gatal lalu kemerahan.
Hal tersebut bisa diatasi dengan mengonsumsi bagian dari katimaha, yang mana terdapat beberapa senyawa yang membantu seperti senyawa cyanogenic. Senyawa cyanogenic mempunyai turunan kimia yang memiliki sifat beracun, sehingga sifat tersebut secara perlahan-lahan akan membunuh ektoparasit seperti kutu pada rambut [1,6].
Kesehatan rambut bisa dijaga dengan menggunakan katimaha untuk obat atau vitamin sehingga menjaga dari penyakit kutu
Penyakit hepatitis adalah sakit peradangan yang terjadi pada hati atau liver yang disebabkan oleh suatu infeksi virus, atau disebabkan oleh kondisi atau penyakit lain, seperti kebiasaan mengonsumsi alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu, atau penyakit autoimun. Penyakit tersebut sangat membahayakan bagian hati karena hati merupakan organ yang berpenting sebagai meneksresikan berbagai racun jahat.
Hal ini jika tidak dicegah akan membuat kerja hati tidak akan maksimal, oleh karena itu perlu adanya obat herbal alami untuk meringankannya seperti obat herbal dari katimaha. Katimaha mempunyai kandungan senyawa baik untuk penyakit hepatitis yaitu cyanogenic.
Senyawa tersebut sangat berperan aktif, sebab dapat menimbulkan efek terapi potensial pada suatu virus hepatitis. Maka dari itu mengonsumsi katimaha akan lebih cepat memperhambat pertumbuhan virus tersebut di dalam tubuh [3,4,6].
Cyanogenic sangat berperan untuk dijadikan sebagai senyawa dalam mengobati penyakit hepatitis yang dialami pada bagian kinerja hati
Penyakit kuning atau disebut dengan jaundice merupakan suatu kondisi medis ketika terjadinya perubahan warna menjadi kekuningan pada kulit, bagian putih dari mata, dan juga membran mukosa seseorang. Hal ini dapat membahayakan kesehatan tubuh, maka dari itu untuk mencegah dan meringankan sakit kuning lebih baik mengonsumsi obat herbal dari tumbuhan katimaha.
Katimaha membantu meringankan sakit kuning karena di dalamnya terdapat beberapa kandungan senyawa baik yang bersifat sebagai antioksidan. Antioksidan yang dimiliki untuk menurunkan kadar bilirubin yang semula jumlahnya tidak normal menjadi stabil [4,5].
Katimaha mempunyai manfaat kesehatan sebagai obat herbal yang baik untuk tubuh seperti obat antikanker. Obat antikanker yang dimilikinya sangat berperan aktif, karena katimaha sendiri terdapat senyawa yang bersifat antikanker.
Sifat antikanker yang dipunya seperti pada senyawa flavonoid yang dapat menghambat pertumbuhan dan mematikan sel kanker, terutama seperti kanker hati atau kanker hepar. Maka dari itu sel-sel kanker di tubuh tidak akan mudah berkembang atau menyebar menyerang bagian lainnya [1,3].
Katimaha selain itu juga mempunyai sifat antihipertensi yang cukup baik, hal ini dikarenakan di dalamnya terdapat beberapa senyawa aktif. Senyawa tersebut salah satunya kumarin yang membantu katimaha sebagai obat antihipertensi.
Senyawa kumarin berperan dalam tubuh dengan cara menghambat sintesis prostaglandin sebagai mediator nyeri, sehingga membuat tubuh akan mengalami gejala nyeri pada tubuh. Maka dari itulah rasa nyeri yang dirasakan oleh tubuh akan hilang dikarenakan dibantu oleh senyawa seperti kumarin [3].
Katimaha dijadikan sebagai obat herbal tentunya mempunyai kandungan yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh, akan tetapi tumbuhan tersebut juga memiliki beberapa senyawa yang membahayakan, sehingga akan menyebabkan efek samping. Hal ini tentunya harus menyesuaikan keadaan tubuh terlebih dahulu sebelum mengonsumsinya.
Berikut di bawah ini beberapa efek samping yang bisa saja terjadi setelah mengonsumsi katimaha :
Efek samping yang diperoleh dari katimaha jika dikonsumsi akan mengakibatkan sakit perut, yang mana terjadi dikarenakan adanya iritasi atau gangguan di dalam pencernaan. Hal tersebut bisa saja terjadi karena beberapa faktor sehingga gejala sakit perut terjadi.
Pada katimaha sendiri apabila dikonsumsi secara berlebihan ataupun secara bersamaan dengan obat yang lainnya maka akan mengalami gejala sakit perut. Hal ini karena di dalam katimaha terdapat senyawa aktif yang tidak cocok untuk dikonsumsi secara bersamaan dengan bahan yang lainnya [1,7].
Bagi ibu hamil biasanya tidak diperbolehkan sembarangan dalam mengonsumsi makanan, minuman ataupun obat herbal sebagai pendukung, hal ini dikarenakan untuk menjaga kesehatan dari si janin dan sang ibu. Obat herbal jenis apapun terutama dari katimaha sendiri sangat tidak disarankan sekali untuk ibu hamil.
Katimaha mengandung beberapa senyawa kimia dan aktif yang mempunyai kandungan dosis tidak teratur dan tidak lebih disesuaikan dengan kondisi tubuh. Sehingga jika ingin mengonsumsinya terutama pada ibu hamil atau menyusui lebih baik berkonsultasi kepada pihak dokter terlebih dahulu, supaya lebih berhati-hati saja [1,7].
Efek samping yang terjadi bisa saja terjadi dari beberapa faktor sehingga harus berhati-hati dalam mengonsumsi apapun
Katimaha dikarenakan dijadikan sebagai obat herbal maka sebelum ingin mengonsumsinya harus diproses terlebih dahulu. Proses tersebut harus tepat dan benar sehingga perlu adanya beberapa tips penggunaan untuk katimaha.
Berikut di bawah ini tips-tips penggunaan dari katimaha :
Katimaha sebelum dikonsumsi perlu dilakukan beberapa cara seperti merebus bagian tumbuhan tersebut yang dipercaya untuk bahan pembuatan obat herbal. Cara yang dilakukan pertama tentunya mengambil pucuk daun yang masih mudah dan segar setelah itu cuci bersih menggunakan air mengalir. Lalu kebas-kebaskan pucuk daun yang sudah dicuci untuk menghilangkan bekas air cuciannya.
Siapkan air kurang lebih sebanyak 500 ml dan tuangkan ke dalam panci serta masukkan juga semua pucuk daun katimaha. Tunggu hingga beberapa menit sampai benar-benar mendidih. Setelah itu jika dirasa sudah mendidih maka tiriskan lalu disaring menggunakan alat penyaring makanan, dikarenakan yang dibutuhkan hanya bagian air rebusannya saja.
Air rebusan daun pucuk katimaha selanjutnya sudah siap dan bisa untuk dikonsumsi. Alangkah baiknya dikonsumsi pada saat kondisi air rebusan masih hangat agar mendapatkan manfaat plus pada tubuh [8].
Cara yang dilakukan lainnya oada katimaha seperti menumbuknya secara langsung, karena dipergunakan untuk bagian luar tubuh. Langkah yang dilakukan pertama sebelum dipergunakan, siapkan beberapa daun-daun katimaha dan cucilah terlebih dahulu dengan bersih. Lalu kebas-kebaskan supaya bekas air cuciannya sedikit berkurang.
Masukkan ke dalam alat penumbuk atau oenghancur makanan juga diperbolehkan. Campurkan sedikit minyak zaitun sebagai campurannya dan haluskan semua bahannya sampai benar-benar halus. Apabila sudah cukup halus maka tiriskan dan saringlah, karena yang dibutuhkan hanya ekstraknya saja.
Hasil ekstrak tersebut selanjutnya bisa digunakan dengan mengambil secukupnya saja dan oleskan pada bagian luar tubuh seperti rambut. Setelah itu ratakan agar semua bagian rambut terpenuhi, tunggu hingga semuanya menyerap dengan merata. Apabila sudah menyerap maka bilas rambut dengan bersih menggunakan air yang bersih [8].
Penggunaan katimaha sebelum dikonsumsi perlu dilakukan supaya mendapatkan efek baik pada saat dikonsumsi oleh tubuh
Obat herbal biasanya hanya digunakan dalam sesekali saja, akan tetapi bisa juga disimpan dalam jangka waktu yang lama. Hal ini harus memperhatikan kondisi dari tumbuhan yang akan digunakan agar lebih menjaga isi kandungannya.
Berikut di bawah ini beberapa tips penyimpanan yang baik dan tepat untuk katimaha :
Kondisi yang segar bisa diplih untuk menjaga katimaha dalam jangka waktu lama. Langlah yang harus dilakukan seperti menyiapkan bagian katimaha yang akan disimpan yaitu pucuk daun atau kulit kayunya.
Masukkan bagian daun atau kulit kayunya ke dalam plastik ziplock atau wadah yang tertutup dan sudah disterilkan terlebih dahulu. Selanjutnya tutuplah dengan rapat dan simpan dalah lemari es agar kondisi kelembapan katimaha tersebut lebih terkontrol baik [8].
Cara simpan yang baik untuk katimaha bisa dilakukan supaya menjaga kondisi tekstur serta kandungan yang ada di dalamnya
1. Milan C. Dey, Raj N. Roy and Amalendu Sinhababu. Fatty Acid Composition and Antibacterial Activity of the Leaf Oil of Kleinhovia hospita Linn. Vol.10 No.3, pp 378-384. International Journal of ChemTech Research; 2017.
2. M Rahayu., L K Ibo., S D Arimukti and S Susiarti. Diversity of Medicinal Plants in Yard in Several Villages in Indonesia. 572: 012004. Earth and Environmental Science; 2020.
3. Swandari Paramita. Tahongai (Kleinhovia hospita L.): A Review of Herbal Medicine from East Kalimantan. Volume 9, No. 1. Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia; 2016.
4. Enos Tangke Arung., Irawan Wijaya Kusuma., Sri Purwatiningsih., etc. Antioxidant Activity and Cytotoxicity of the Traditional Indonesian Medicine Tahongai
(Kleinhovia hospita L.) Extract. 2(4):306−308. J Acupunct Meridian Stud; 2009
5. Enos Tangke Arung., Irawan Wijaya Kusuma., Yong-Ung Kim., Kuniyoshi Shimizu., and Ryuichiro Kondo. Antioxidative compounds from leaves of Tahongai
(Klienhovia hospita). 58:77–80. J Wood Sci; 2012.
6. Ros Gleadow., and Birger Møller. Cyanogenic Glycosides: Synthesis, Physiology, and Phenotypic Plasticity. 65(1). Annual Review of Plant Biology; 2014.
7. Devinder Dhingra, Mona Michael, Hradesh Rajput, and R. T. Patil. Dietary fibre in foods: a review. 49(3): 255–266. Journal of Food Science and Technology; 2012.
8. Siva Krishnan. Traditional Herbal Medicines - A Review. Volume 5, Issue 4. International Journal of Research and Analytical Reviews; 2018.