Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Traktus urinarius atau dikenal secara awam dengan saluran kemih, terdiri atas beberapa bagian, diantaranya ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Masing-masing bagian tersebut memiliki fungsi berbeda
Daftar isi
Setiap manusia memiliki dua ureter yang berguna untuk mengalirkan urin dari ginjal ke kandung kemih. Pada kondisi tertentu, salah satu atau kedua ureter tersebut dapat mengalami penyumbatan.
Ureter yang tersumbat dapat menghentikan kerja ginjal dengan benar dan dapat merusak ginjal. Selain itu, urin yang tidak dapat dikeluarkan juga dapat menyebabkan infeksi dan penyakit serius.[1]
Nefrostomi merupakan prosedur untuk mengalirkan urin dari ginjal dengan menggunakan kateter. Selain itu, nefrostomi juga berfungsi untuk menempatkan obat-obatan antikanker langsung ke dalam ginjal, atau untuk menghilangkan batu ginjal.[2]
Beberapa kondisi medis yang menyebabkan urin dari ginjal tidak bisa mengalir ke kandung kemih, sehingga membutuhkan tindakan nefrostomi, yaitu:[3]
Beberapa hal yang perlu pasien persiapkan sebelum menjalani rangkaian prosedur nefrostomi yaitu:[1]
Prosedur nefrostomi dilakukan oleh ahli radiologi dan berlangsung sekitar satu jam, berikut merupakan rangkaian prosedur nefrostomi secara umum:[1]
Setelah prosedur, pasien mungkin mengalami sakit pada bagian tubuh tempat jarum dan kateter dimasukkan. Urin pasien mungkin juga akan mengandung darah, ini merupakan hal yang biasa setelah nefrostromi. Biasanya, urin akan kembali normal setelah 1-2 hari.[1]
Jika obat pereda nyeri yang diberikan dokter tidak berfungsi dengan optimal dan warna urin masih kemerahan, segera hubungi dokter untuk memastikan ada tidaknya komplikasi.[1]
Setiap kali memegang perban atau pembalut, tabung, dan kantung drainase, pastikan telah membersihkan tangan dengan sabun dan air hangat atau dengan pembersih berbasis alkohol.[1]
Pasien tidak diperbolehkan mandi atau berenang sambil menggunakan tabung nefrostomi. Pasien dapat mandi 48 jam setelah prosedur. Sebaiknya gunakan shower genggam jika mungkin, agar pakaian tidak basah.[3]
Pasien dianjurkan untuk membatasi aktivitas yang berat dan wajib mengganti pembalut atau perban setidaknya seminggu sekali. Pastikan setelah prosedur, konsumsi air putih lebih banyak dari biasanya.[3]
Nefrostomi merupakan prosedur yang cenderung aman, komplikasi paling umum dari nefrostomi adalah terjadinya infeksi. Namun, pasien harus segara menghubungi dokter apabila mengalami gejala-gejala berikut:[3]
Pasien juga harus menghubungi dokter jika terjadi hal-hal berikut, karena itu mungkin merupakan tanda penyumbatan:[3]
Dalam dunia medis, hasil setiap prosedur dibagi menjadi dua, yaitu normal dan tidak normal.
Hasil pemeriksaan dikatakan normal apabila urin dapat mengalir dengan lancar ke kantung drainase dan tidak ditemukan gejala-gejala yang mengindikasikan adanya infeksi setelah beberapa hari dari jadwal prosedur.[4]
Hasil pemeriksaan dikatakan tidak normal apabila terjadinya penyumbatan kembali setelah melakukan prosedur nefrostomi. Selain itu, ditemukannya tanda-tanda infeksi pada urin dan area bekas operasi.[4]
1. Dr Jim Koukounaras dan Dr Stuart Lyon. 2017. Inside Radiology. Nephrostomy.
2. Stefan H Hautmann, MD, PhD dan Raymond J Leveillee, MD, FRCS(Glasg). 2020. MedScape. Nephrostomy.
3. Carissa Stephens, RN, CCRN, CPN dan Jill Seladi-Schulman, PhD. 2018. Healthline. Caring for Your Nephrostomy Tube.
4. Won J.Lee MD, Uresh Patel MB, Smita Patel MD, dan George P.Pillari MD. 1993. Journal of Vascular and Interventional Radiology. Emergency Percutaneous Nephrostomy: Results and Complications.