Nefrostomi: Fungsi, Prosedur dan Komplikasinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Traktus urinarius atau dikenal secara awam dengan saluran kemih, terdiri atas beberapa bagian, diantaranya ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Masing-masing bagian tersebut memiliki fungsi berbeda... beda. Ginjal sebagai organ utama pada sistem saluran kemih memliki fungsi salah satunya ekskresi, atau pembuangan zat zat yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh. Zat ini nanti akan dikeluarkan bersama dengan urin. Jika terdapat masalah pada pengeluaran urin dari ginjal menuju kandung kencing, maka akan membahayakan fungsi ginjal, sehingga dibutuhkan tindakan untuk mengatasinya, salah satunya dengan nefrostomi. Nefrostomi adalah suatu metode untuk mengalirkan urin dari ginjal menggunakan kateter. Hal ini umumnya jika dicurigai adanya gangguan pada ureter sehingga urin tidak mampu mengalir dari ginjal.ke kandung kemih. Prosedur nefrotomi ini dilakukan oleh dokter spesialis radiologi dengan menggunakan bantuan sinar X untuk memasukan kateter ke ginjal. Nefrostomi termasuk metode yang aman, meskipun dapat menimbulkan risiko komplikasi, misalnya demam, rasa nyeri, urin keruhgelap dan bengkak pada luka operasi. Jika hal ini terjadi, maka sebaiknya anda segera meminta bantuan dokter. Read more

Fungsi Nefrostomi

Setiap manusia memiliki dua ureter yang berguna untuk mengalirkan urin dari ginjal ke kandung kemih. Pada kondisi tertentu, salah  satu  atau  kedua  ureter tersebut dapat mengalami penyumbatan.

Ureter yang tersumbat dapat menghentikan kerja ginjal dengan benar dan dapat merusak ginjal. Selain itu, urin yang tidak dapat dikeluarkan juga dapat menyebabkan infeksi dan penyakit serius.[1]

Nefrostomi merupakan prosedur untuk mengalirkan urin dari ginjal dengan menggunakan kateter. Selain itu, nefrostomi juga berfungsi untuk menempatkan obat-obatan antikanker langsung ke dalam ginjal, atau untuk menghilangkan batu ginjal.[2]

Kondisi yang Membutuhkan Nefrostomi

Beberapa kondisi medis yang menyebabkan urin dari ginjal tidak bisa mengalir ke kandung kemih, sehingga membutuhkan tindakan nefrostomi, yaitu:[3]

  • Batu ginjal
  • Cedera pada ginjal atau ureter
  • Infeksi
  • Penyakit bawaan dari lahir
  • Kanker ginjal

Persiapan Sebelum Nefrostomi

Beberapa hal yang perlu pasien persiapkan sebelum menjalani rangkaian prosedur nefrostomi yaitu:[1]

  • Memberitahu dokter terkait obat, vitamin, atau suplemen yang sedang dikonsumsi
  • Memberitahu dokter terkait riwayat kesehatan dan riwayat tindakan medis yang belum lama dilakukan
  • Memberitahu kerabat dekat untuk menemani dan membantu sebelum sampai sesudah prosedur
  • Sebelum prosedur, pasien mungkin akan diminta untuk tes darah terlebih dahulu
  • Berhenti makan dan minum satu hari sebelum prosedur dilakukan

Prosedur Nefrostomi

nefrostomi

Prosedur nefrostomi dilakukan oleh ahli radiologi dan berlangsung sekitar satu jam, berikut merupakan rangkaian prosedur nefrostomi secara umum:[1]

  • Pasien berbaring di meja khusus, kemudian tim medis akan menyuntikkan bius umum untuk membuat pasien terlelap selama prosedur
  • Ahli radiologi akan memasukkan kateter melalui  punggung  dan  ginjal pasien menggunakan jarum dan guidewire
  • Ahli radiologi dibantu dengan X-Ray menentukan posisi yang tepat. Apabila ahli radiologi  sudah  yakin  jarum  berada  pada  posisi  yang tepat, jarum akan diganti dengan kateter.
  • Kateter akan dipasangi kantung plastik untuk menampung urin.
  • Sayatan ditutup dengan jahitan dan perban atau pembalut

Setelah prosedur, pasien mungkin mengalami sakit pada bagian tubuh tempat jarum dan kateter dimasukkan. Urin pasien mungkin juga akan mengandung darah, ini merupakan hal yang biasa setelah nefrostromi. Biasanya, urin akan kembali normal setelah 1-2 hari.[1]

Jika obat pereda nyeri yang diberikan dokter tidak berfungsi dengan optimal dan warna urin masih kemerahan, segera hubungi dokter untuk memastikan ada tidaknya komplikasi.[1]

Setiap kali memegang perban atau pembalut, tabung, dan kantung drainase, pastikan telah membersihkan tangan dengan sabun dan air hangat atau dengan pembersih berbasis alkohol.[1]

Pasien tidak diperbolehkan mandi atau berenang sambil menggunakan tabung nefrostomi. Pasien dapat mandi 48 jam setelah prosedur. Sebaiknya gunakan shower genggam jika mungkin, agar pakaian tidak basah.[3]

Pasien dianjurkan untuk membatasi aktivitas yang berat dan wajib mengganti pembalut atau perban setidaknya seminggu sekali. Pastikan setelah prosedur, konsumsi air putih lebih banyak dari biasanya.[3]

Komplikasi Nefrostomi

Nefrostomi merupakan prosedur yang cenderung aman, komplikasi paling umum dari nefrostomi adalah terjadinya infeksi. Namun, pasien harus segara menghubungi dokter apabila mengalami gejala-gejala berikut:[3]

  • Demam lebih dari 38,3°C
  • Rasa sakit di perut bagian samping atau punggung bagian bawah
  • Pembengkakan, kemerahan, di area bekas operasi
  • Urin berwarna sangat gelap atau keruh dan berbau tidak enak

Pasien juga harus menghubungi dokter jika terjadi hal-hal berikut, karena itu mungkin merupakan tanda penyumbatan:[3]

  • Drainase urin buruk atau tidak ada urin yang terkumpul selama lebih dari dua jam.
  • Kebocoran urin dari situs pembalut atau dari tubing Anda.
  • Tabung nefrostomi jatuh

Hasil Nefrostomi

Dalam dunia medis, hasil setiap prosedur dibagi menjadi dua, yaitu normal dan tidak normal.

Hasil pemeriksaan dikatakan normal apabila urin dapat mengalir dengan lancar ke kantung drainase dan tidak ditemukan gejala-gejala yang mengindikasikan adanya infeksi setelah beberapa hari dari jadwal prosedur.[4]

Hasil pemeriksaan dikatakan tidak normal apabila terjadinya penyumbatan kembali setelah melakukan prosedur nefrostomi. Selain itu, ditemukannya tanda-tanda infeksi pada urin dan area bekas operasi.[4]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment