Di Indonesia adalah hal yang umum bagi laki-laki muslim yang telah akil baligh atau cukup umur untuk melakukan sunat.
Tetapi seiring dengan berkembangnya pengetahuan, sunat tidak lagi hanya dilakukan oleh umat muslim, namun juga sebagian besar laki-laki karena keuntungannya bagi kesehatan.
Sunat sendiri didefinisikan sebagai operasi pengangkatan kulup, kulit yang menutupi ujung penis. Selain karena alasan agama, sunat juga perlu dilakukan untuk mengatasi beberapa kondisi, seperti:[1]
Beberapa manfaat dari melakukan sunat bagi kesehatan adalah:[1,2]
Terdapat tiga jenis prosedur yang digunakan dalam sunat, yaitu:[3]
Sebuah alat khusus yang disebut probe digunakan untuk memisahkan kulup dari kepala penis. Selanjutnya alat yang berbentuk lonceng dipasang di atas kepala penis dan di bawah kulup.
Kulup kemudian ditarik ke atas dan melewati alat tersebut dan penjepit dikencangkan untuk mengurangi aliran darah ke area tersebut. Dokter kemudian memotong dan membuang kulup.
Kulup dipisahkan dari kepala penis dengan probe, kemudian ditarik keluar di depan kepala penis dan dimasukkan melalui penjepit logam.
Penjepit tersebut ditahan agar tak bergerak saat kulup dipotong dengan pisau bedah dan dibiarkan selama beberapa menit untuk memastikan bahwa pendarahan telah berhenti.
Metode ini mirip dengan Gomco Clamp, kulup dipisahkan dari kepala penis dengan probe. Selanjutnya sebuah cicin plastik dipasang di atas kepala penis dan di bawah kulup.
Sepotong benang bedah diikat langsung di sekitar kulup, untuk memotong aliran darah ke kulup. Dokter kemudian memotong dan membuang kulup, tetapi cincin plastik tetap terpasang. Cincin tersebut akan lepas dengan sendiri sekitar 6 hingga 12 hari setelah prosedur
Sebelum melakukan prosedur sunat, ada beberapa persiapan yang mesti dilakukan oleh pasien, antara lain yaitu:[4,5]
Secara umum, rangkaian prosedur sunat meliputi:[6]
Prosedur sunat memakan waktu kurang lebih satu jam. Hindari aktivitas yang berat, seperti mengangkat beban atau jogging selama satu bulan setelah prosedur.[1]
Selain itu, pasien juga harus menghindari aktivitas seksual selama 6 minggu setelah prosedur. Untuk mempercepat pemulihan, istirahatlah yang cukup dan hindari memakai celana dalam ketat sampai dokter memperbolehkannya.[1,6]
Hubungi dokter atau penyedia layanan kesehatan jika pasien mengalami salah satu dari hal berikut:[1]
Seperti tindakan medis pada umumnya, sunat juga memiliki beberapa risiko. Meskipun jarang terjadi, risiko yang mungkin dialami oleh pasien setelah sunat meliputi:[6]
1. Karen Gill, M.D, Brian Krans. Circumcision. Healthline; 2018.
2. Anonim. Circumcision. Medlineplus; 2020.
3. Larissa Hirsch, MD. Surgeries and Procedures: Circumcision. Kidshealth; 2016.
4. Anonim. What to Do Before Adult Circumcision Surgery. Circumcisionbham; 2016.
4. Anonim. Preparing for surgery : A guide to Circumcision. Medic8; 2020.
5. Hansa D. Bhargava, MD. Circumcision Basics. WebMD; 2020.