Sunat: Fungsi, Prosedur dan Risikonya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Fungsi Sunat

Di Indonesia adalah hal yang umum bagi laki-laki muslim yang telah akil baligh atau cukup umur untuk melakukan sunat.

Tetapi seiring dengan berkembangnya pengetahuan, sunat tidak lagi hanya dilakukan oleh umat muslim, namun juga sebagian besar laki-laki karena keuntungannya bagi kesehatan.

sunat
Sumber gambar: European Association of Urology

Sunat sendiri didefinisikan sebagai operasi pengangkatan kulup, kulit yang menutupi ujung penis. Selain karena alasan agama, sunat juga perlu dilakukan untuk mengatasi beberapa kondisi, seperti:[1]

  • Balanitis, pembengkakan kulup
  • Balanoposthitis, radang pada ujung dan kulup penis
  • Paraphimosis, ketidakmampuan untuk mengembalikan kulup yang ditarik ke posisi semula
  • Phimosis, ketidakmampuan untuk menarik kulup

Beberapa manfaat dari melakukan sunat bagi kesehatan adalah:[1,2]

  • Menurunkan risiko kanker penis
  • Menurunkan risiko penyakit menular seksual, termasuk penularan HIV
  • Menurunkan risiko infeksi salurah kemih
  • Mencegah balanitis, balanoposthitis, paraphimosis, dan phimosis
  • Lebih mudah untuk menjaga kebersihan alat kelamin

Jenis Prosedur Sunat

Terdapat tiga jenis prosedur yang digunakan dalam sunat, yaitu:[3]

  • Gomco Clamp

Sebuah alat khusus yang disebut probe digunakan untuk memisahkan kulup dari kepala penis. Selanjutnya alat yang berbentuk lonceng dipasang di atas kepala penis dan di bawah kulup.

Kulup kemudian ditarik ke atas dan melewati alat tersebut dan penjepit dikencangkan untuk mengurangi aliran darah ke area tersebut. Dokter kemudian memotong dan membuang kulup.

  • Mogen Clamp

Kulup dipisahkan dari kepala penis dengan probe, kemudian ditarik keluar di depan kepala penis dan dimasukkan melalui penjepit logam.

Penjepit tersebut ditahan agar tak bergerak saat kulup dipotong dengan pisau bedah dan dibiarkan selama beberapa menit untuk memastikan bahwa pendarahan telah berhenti.

  • Plastibell Technique

Metode ini mirip dengan Gomco Clamp, kulup dipisahkan dari kepala penis dengan probe. Selanjutnya sebuah cicin plastik dipasang di atas kepala penis dan di bawah kulup.

Sepotong benang bedah diikat langsung di sekitar kulup, untuk memotong aliran darah ke kulup. Dokter kemudian memotong dan membuang kulup, tetapi cincin plastik tetap terpasang. Cincin tersebut akan lepas dengan sendiri sekitar 6 hingga 12 hari setelah prosedur

Persiapan Sunat

Sebelum melakukan prosedur sunat, ada beberapa persiapan yang mesti dilakukan oleh pasien, antara lain yaitu:[4,5]

  • Beritahu dokter mengenai obat, vitamin, atau suplemen yang sedang dikonsumsi
  • Berhenti makan dan minum 6 jam sebelum prosedur jika pasien nantinya akan diberikan anestesi total, namun pantangan ini tidak berlaku bagi pasien dengan anestesi lokal
  • Disarankan untuk mencukur atau membersihkan area kemaluan untuk alasan kebersihan
  • Mintalah kerabat atau keluarga untuk menemani selama prosedur
  • Berhenti merokok selama beberapa hari, hal ini karena rokok dapat memperlambat proses penyembuhan
  • Hindari minum alkohol setidaknya 48 jam sebelum prosedur, alkohol dapat mengurangi efektivitas anestesi dan membuat pasien dehidrasi

Prosedur Sunat

Secara umum, rangkaian prosedur sunat meliputi:[6]

  • Pasien diminta untuk berbaring di meja khusus
  • Dokter kemudian akan memberikan anestesi dengan cara disuntikkan atau dioleskan pada penis
  • Selanjutnya, dokter memasang penjepit atau cincin pada penis
  • Kulup lalu di potong
  • Setelah kulup terpotong, dokter akan mengolesi penis dengan salep antiseptik atau gel petroleum
  • Terakhir, bagian kulup yang telah di potong di tutup dengan kain kasa

Prosedur sunat memakan waktu kurang lebih satu jam. Hindari aktivitas yang berat, seperti mengangkat beban atau jogging selama satu bulan setelah prosedur.[1]

Selain itu, pasien juga harus menghindari aktivitas seksual selama 6 minggu setelah prosedur. Untuk mempercepat pemulihan, istirahatlah yang cukup dan hindari memakai celana dalam ketat sampai dokter memperbolehkannya.[1,6]

Hubungi dokter atau penyedia layanan kesehatan jika pasien mengalami salah satu dari hal berikut:[1]

  • Nyeri secara terus menerus
  • Kesulitan buang air kecil
  • Pendarahan
  • Tanda-tanda infeksi, seperti demam, kemerahan, bengkak, atau keluarnya cairan dari penis

Risiko Sunat

Seperti tindakan medis pada umumnya, sunat juga memiliki beberapa risiko. Meskipun jarang terjadi, risiko yang mungkin dialami oleh pasien setelah sunat meliputi:[6]

  • Rasa sakit di area penis
  • Pendarahan dan infeksi
  • Iritasi pada kelenjar
  • Kemungkinan terkena meatitis atau radang bukaan penis
  • Cedera pada penis
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment