Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Minyak eucalyptus merupakan minyak yang didapatkan dari tumbuhan eucalyptus (Eucalyptus globulus) yang secara tradisional digunakan untuk mengobatan berbagai gangguan pernapasan, seperti radang tenggorokan,
Akhir-akhir ini Indonesia sedang diramaikan oleh produk-produk berbahan dasar minyak eucalyptus yang diklaim oleh Kementrian Pertanian bisa menangkal virus corona. Namun valid kah pernyataan ini? Mengingat rangkaian produknya akan segera tersedia di pasaran dan harapan masyarakat akan khasiatnya pun cukup tinggi.
Daftar isi
Berasal dari Australia, pohon eucalyptus sekarang sudah tersebar dan tumbuh di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Tanaman ini sudah dikenal lama sebagai tanaman obat dan memilki khasiat yang luas untuk perawatan berbagai jenis penyakit.
Kekuatan tanaman ini berasal dari minyak eucalyptus yang dihasilkan dari daunnya yang berbentuk oval. Daun eucalyptus dikeringkan, dihancurkan, kemudian didistilasi untuk mendapatkan minyak atsiri atau minyak esensialnya. Minyak inilah yang digunakan untuk macam-macam pengobatan. [2, 4]
Eucalyptus berasal dari keluarga tanaman yang sama dengan kayu putih, tea tree, dan naiouli. Kandungan utamanya pun serupa, yaitu Eucalyptol.
Minyak esensial yang didapat dari daun Eucalyptus telah terbukti bisa digunakan sebagai obat TBC, diabetes, pilek, asma, terapi malaria, antiseptik, disinfektsan, antibakteri, antifeedant, antifungi, pengusir serangga, dan banyak lagi. Sementara batang eucalyptus bisa dimanfaatkan sebagai antivirus. [1, 2, 3, 4, 5]
Bioaktivitas eucalyptus ini dibuktikan melalui studi farmakologi secara in-vivo dan in-vitro. Senyawa yang berperan dalam bioaktivitas ini, yaitu 1,8-sineol, α-terpineol, quinat, luteolin, dan proantosianidin. [2]
Selain itu, kandungan senyawa aktif dalam tanaman ini juga termasuk flavonoid, terpenoid, lignin, sulfida, polifenol, kumarin, saponin, senyawa furil, alkaloid, poliena, tiopen, protein dan peptida yang diketahui dapat menghambat replikasi dari bermacam tipe virus DNA atau RNA. [1]
Berikut adalah fungsi eucalyptus yang sudah umum digunakan oleh masyarakat: [1, 2, 3, 4, 5]
1. Meredakan batuk
Selama bertahun-tahun, minyak eucalyptus sudah digunakan untuk meredakan batuk. Saat ini, beberapa jenis obat batuk yang bisa dibeli bebas mengandung minyak eucalyptus sebagai salah satu bahan aktifnya.
2. Mengeluarkan dahak
Batuk tapi dahak susah keluar? Minyak eucalyptus bukan hanya mampu meredakan batuk, tetapi juga bisa membantu membuang lendir dari dada. Menghirup uap yang mengandung minyak esensial eucalyptus bisa mengencerkan dahak supaya mudah dikeluarkan saat batuk. Mengusap dada dengan obat gosok yang mengandung minyak eucalyptus juga bisa memberikan efek yang sama.
3. Mengusir serangga
Nyamuk dan serangga lain yang menggigit bisa membawa penyakit yang berbahaya untuk kesehatan kita. Menghindari gigitan serangga adalah cara terbaik untuk mecegah terinfeksi penyakit yang mereka bawa. Semprotan serangga adalah alat pengusir yang paling populer, tapi sayangnya mengandung banyak bahan kimia yang sangat kuat.
Alternatif yang juga efektif adalah penolak serangga yang terbuat dari bahan-bahan alami, termasuk yang mengandung minyak eucalyptus untuk dibalurkan ke kulit.
4. Membersihkan luka
Dulu, daun eucalyptus digunakan oleh kaum Aborigin untuk mengobati luka dan mencegah terjadinya infeksi. Sekarang, minyaknya yang telah diencerkan juga memiliki khasiat yang sama. Bila diusapkan ke kulit, bisa melawan peradangan dan mempercepat penyembuhan.
Krim yang mengandung minyak eucalyptus bisa digunakan pada luka bakar ringan atau luka lain yang pengobatannya cukup dilakukan di rumah.
5. Melegakan pernafasan
Gangguan pernafasan seperti asma dan sinusitus bisa bisa diringankan dengan menghirup uap yang mengandung minyak eucalyptus. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gejala-gejala asma bisa diredakan oleh eucalyptus. Tapi, bila penderita alergi terhadap tumbuhan ini, maka justru bisa memperparah. Masih dibutuhkan penelitian lebih jauh untuk mengetahui bagaimana eucalyptus bisa memberi efek pada penderita asma.
6. Mengendalikan gula darah
Minyak eucalyptus memiliki potensi untuk mengobati diabetes. Meskipun masih belum terlalu jauh diketahui, para ahli percaya bahwa minyak obat ini bisa menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes. Namun penggunaannya harus dilakukan dibawah pengawasan dokter.
7. Mengobati sariawan
Kandungan anti-inflamasi pada eucalyptus bisa meredakan gejala-gejala herpes. Mengoleskan minyak eucalyptus pada sariawan bisa mengurangi rasa sakit dan mempercepat penyembuhan.
8. Menyegarkan nafas
Mint bukan satu-satunya senjata untuk melawan bau nafas tidak sedap. Karena kandungan antibakterialnya, minyak eucalyptus bisa digunakan untuk mengatasi kuman-kuman penyebab bau mulut. Beberapa mouthwash dan pasta gigi mengandung minyak esensial eucalyptus sebagai bahan aktifnya.
Produk yang mengandung eucalyptus juga bisa membantu mencegah terjadinya penumpukan plak pada gigi dan gusi dengan mematikan bakteri penyebab kerusakan gigi.
9. Meredakan nyeri sendi
Penelitian menunjukkan bahwa minyak eucalyptus bisa meredakan nyeri persendian. Bahkan, banyak krim dan balsem yang dijual bebas yang digunakan untuk meringankan rasa sakit dari kondisi semacam osteoarthritis dan rheumatoid arthritis mengandung minyak esensial ini.
Minyak eucalyptus bisa membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan yang berhubungan dengan banyak kondisi. Minyak ini juga bisa membantu penderita sakit pinggang dan punggung atau mereka yang sedang dalam masa pemulihan dari cedera sendi atau otot.
Rencananya, akhir Juli 2020, beberapa produk yang disebut sebagai rangkaian penangkal virus corona dari Kementan akan tersedia di Indonesia.
Produk-produk tersebut berupa roll-on dan inhaler yang mengandung minyak esensial eucalyptus. Produk lainnya yang dianggap cukup kontroversial namun viral adalah kalung eucalyptus yang akan tersedia mulai akhir bulan Agustus. [6]
Dari paparan diatas, sudah jelas bahwa eucalyptus memang memiliki banyak sekali khasiat, termasuk sebagai antivirus. Namun, mengingat virus ada banyak sekali jenisnya, apakah virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 termasuk yang bisa dikalahkan oleh tanaman ini?
Kementan menyatakan bahwa hasil temuan tersebut masih belum melalui uji praklinis maupun uji klinis dengan diujicobakan pada pasien Covid-19 di Indonesia. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh badan penelitian dan pengembangan (balitbang) Kementrian Pertanian tidak menguji produk mereka pada SARS-CoV-2 namun pada virus gamma dan beta corona. [6]
Hasil penelitian balitbang Kementan tersebut menunjukkan bahwa minyak esensial eucalyptus bisa menetralisir bahkan membunuh virus corona. Namun pernyataan ini masih membutuhkan jauh lebih banyak studi dan uji klinis sebelum bisa dinyatakan benar dan memenuhi syarat sebagai obat Covid-19. [6]
Untuk saat ini, kedua produk Kementan yang akan segera beredar tadi hanya terdaftar sebagai produk jamu herbal. [6]
Tetapi, ada penelitian di India yang juga mencari tahu efektivitas eucalyptus sebagai pengobatan Covid-19. Studi tersebut memeriksa kandungan Eucalyptol (1,8 cineole) dari minyak esensial eucalyptus yang bisa digunakan untuk menghentikan laju infeksi Covid-19. [3]
Hasilnya menyatakan bahwa Eucalyptol memiliki kemungkinan untuk menjadi pilihan pengobatan yang potensial. Namun, lebih banyak studi perlu dilakukan untuk menjadikan temuan ini valid melalui model in vitro dan in vivo agar bisa resmi dijadikan sebagai obat Covid-19. [3]
1. Titania Puspa Versiati, Achmad Fuad Hafid, Aty Widyawaruyanti. Aktivitas antiviral batang Eucalyptus globulus terhadap virus hepatitis C JFH1a. Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, Vol.1 No.1; 2014.
2. Liza Fauziyyah Koswandy, Zelika Mega Ramadhania. Kandungan Senyawa Kimia dan Bioaktivitas dari Eucalyptus globulus Labill. Jurnal Farmaka: Vol 14, No 2 (2016).
3. Arun Dev Sharma, Inderjeet Kaur. Eucalyptol (1,8 cineole) from eucalyptus essential oil a potential inhibitor of COVID 19 corona virus infection by Molecular docking studies. Preprints; 2020.
4. Peggy Pletcher, MS, RD, LD, CDE, Natalie Butler, RD, LD. 9 Unexpected Benefits of Eucalyptus Oil. Healthline; 2017.
5. Claudio Cermelli, Anna Fabio, Giuliana Fabio. Effect of Eucalyptus Essential Oil on Respiratory Bacteria and Viruses. 56(1):89-92. Current Microbiology; 2008.
6. Dedy Darmawan Nasution. Kementan Tegaskan Eucalyptus Bukan Sebagai Antivirus Corona. Republika; 2020.