Kandidiasis atau biasa disebut sariawan adalah infeksi jamur yang ada di dalam mulut. Kandidiasis rongga mulut disebabkan karena adanya jamur candida. Jamur ini khusus muncul pada bagian mulut dan menyebabkan infeksi. Bayi dan orang tua berisiko tinggi terkena jamur ini karena sistem kekebalan tubuh rendah[1].
Bayi yang baru lahir bisa menyebabkan sariawan jika sang ibu memiliki penyakit kandidiasis vagina selama persalinan[1],
Daftar isi
Fungsi Poliena
Poliena merupakan senyawa organik tak jenuh ganda dengan kandungan karbon karbon ganda dan tunggal[2]. Poliena bekerja dengan mengikat ergosterol, sterol utama yang ada di dalam membran sel jamur, dan dapat menyebabkan depolarisasi membran. Poliena dapat mengikat permeabilitas membran yang dapat menyebabkan kematian pada sel[3].
Obat ini tidak dapat diserap saat diberikan secara oral, sehingga digunakan untuk pengobatan infeksi jamur pada bagian saluran pencernaan seperti sariawan. Untuk infeksi jamur sistemik pengobatan diberikan dengan cara intravena[3].
Fungsi dan kegunaan dari poliena :
- Digunakan untuk mengobati infeksi jamur di mulut atau perut.
- Digunakan untuk mengobati infeksi jamur yang serius dan mengancam jiwa
- Digunakan untuk membantu tubuh mengatasi infeksi serius, seperti aspergillosis, yang disebabkan oleh jamur.
Penyakit yang Diatasi dengan Poliena
Poliena berfungsi untuk mengatasi beberapa penyakit, yaitu[2]:
- Aspergillosis, Aspergilloma
- Aspergillosis, Invasif
- Blastomikosis
- Infeksi Saluran Kemih Candida
- Kandidemia
- Coccidioidomycosis
- Coccidioidomycosis, Meningitis
- Meningitis Kriptokokus, Hosti Imunokompeten
- Meningitis Kriptokokus, Hosti dengan Imunosupresi
- Kriptokokosis
- Kandidiasis esofagus
- Neutropenia demam
- Endokarditis jamur
- Pencegahan Infeksi Jamur
- Kandidiasis gastrointestinal
- Histoplasmosis
- Histoplasmosis, Host Immunocompenent
- Histoplasmosis, Meningitis
- Leishmaniasis
- Sariawan Mulut
- Paracoccidioidomycosis
- Sporotrichosis
Infeksi jamur merupaka permasalahan yang sangat serius bagi pasien dengan sistem kekebalan tubuh oleh infeksi HIV. Atau pada pemberian obat penekan kekebalan selama di lakukannya pengobatan terapi kanker dan transplantasi organ[5].
Antibiotik makrolida poliena telah terbukti menjadi agen antijamur yang sangat efektif karena memiliki aktivitas fungisida yang sangat kuat, spektrum luas, dan frekuensi resistensi relatif rendah pada patogen jamur. Akan tetapi, makrolida
Poliena obat antibiotik makrolida telah terbukti menjadi agen antijamur yang sangat efektif karena memiliki fungisida yang sangat kuat, spektrum yang luas, dan juga frekuensi yang relatif sangat rendah pada beberapa patogen jamur. Poliena juga memiliki sifat toksis, yang dapat menyebabkan efek samping yang sangat serius seperti penyakit gagal ginjal, hipokalemia dan tromboflebitis, terutama untuk pemberian intravena[5].
Beberapa penelitian baru telah di temukan jika makrolida poliena dapat menjadi obat terapi untuk penyakit prion, infeksi HIV, dan kanker[5].
Cara Kerja Poliena
Poliena di serap dengan sangat buruk atau tidak ada sama sekali absorpsi dari saluran gastrointestinal. Obat ini tidak serap melalui kulit utuh atau bagian selaput lendir. Pada pendistribusian melintasi plasenta dengan distribusi melalui aqueous humor, empedu, cairan perikardial, cairan pleura, dan cairan sinovial (konvensional); konsentrasi tinggi di hati, limpa, dan paru-paru (kompleks lipid)[6,7].
Volume distribusi kira-kira 0,16 L/kg dengan ekskresi melalui feses dan urin bersama paruh waktu eliminasi 15 hari, 7-10 jam, atau bisa sampai 173 jam[7].
Contoh Obat Poliena
Poliena tersedia dalam bentuk kapsul, infus, bubuk, tablet yang diberikan sesuai dengan resep dokter dan tidak di jual di apotik, dan sebagian dari obat ini telah dihentikan. Berikut ini contoh obat poliena[2]:
- Nistatin
- Amfoterisin b
- Cholesteryl sulfate
- Liposomal
- Kompleks lipid
Setiap obat antijamur memiliki zat yang bekerja dengan cara yang selektif terhadap jamur patogen yang menyebabkan penyakit untuk mengobati infeksi jamur mikosis. Obat Poliena seperti amfoterisin B merupakan antibiotik makrolida bekerja dengan berinteraksi bersama ergosterol[8].
Ergosterol adalah sejenis steroid yang berada pada membran jamur. Jenis steroid ini menyebabkan saluran yang terbentuk pada membran jamur yang mengakibatkan hilangnya permeablilitas selektif membran dan komponen sitoplasma[8].
Kolesterol padan bagian membran sel memiliki struktur seperti ergosterol. Amfoterisin B digunakan untuk mengobati penyakit jamur yang sangat serius seperti meningitis kriptokokus , histoplasmosis , dan blastomikosis. Selama pemberian efek samping seperti demam, menggigil, hipotensi, mual, dan sesak nafas[8].
Sebagian besar pasien yang menggunakan amfoterisin B mengalami beberapa toksisitas pada ginjal, tetapi setelah pemberian terapi selesai fungsi ginjal perlahan-lahan akan membaik. Lipid yang terkandung didalamnya berfungsi dapat mengurangi toksisitas untui mempertahankan aksi antijamur[8].
Nistatin yang beracun dan tidak sistemik tidak dapat diserap dari saluran pencernaan. Obat ini hanya digunakan secara oral dan topikal untuk mengobati infeksi pada kulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh jamur candida albicans[8].
Efek Samping Poliena
Setiap obat memiliki efek samping yang berbeda-beda termasuk poliena. Penggunan dosis harus sesuai dengan takaran yang telah dianjurkan agar terhindar dari efek samping yang serius. berikut ini beberapa efek samping umum poliena[4,9,10,11].
- Iritasi mulut
- Sakit perut
- Mual
- Muntah
- Diare
- Ruam kulit
- Kehilangan nafsu makan
- Nyeri otot atau sendi
- Skit kepala
- Telinga berdenging
- Nyeri
- Memar
- Bengkak di tempat obat disuntikkan
- Penurunan berat badan
- Kemerahan (hangat, kemerahan, atau perasaan geli).
- Panas dingin
- Demam
- Sakit kepala
- Kesulitan bernapas
- Kelemahan
- Tes fungsi ginjal abnormal
Tidak diketahui apakah poliena membahayakan janin dalam kandungan. Dan tidak diketahui apakah poliena dapat berpengaruh pada ASI yang dapat membahayakan bayi yang menyusui. Beritahu dokter jika anda sedang hamil atau sedang menyusui[4].
Salah satu obat poliena yaitu amfoterisin B dapat mengancam jiwa, dan obat ini tidak digunakan untuk mengobati infeksi jamur kecil pada mulut, kerongkongan, atau vagina. Penggunaan obat lebih dari dosis dapat menyebabkan kematian, sehingga takaran dosis harus sesuai dengan yang dianjurkan pada label[10]. Untuk penyimpanannya, simpan nistatin merek Bio-Statin di lemari es. Jangan dibekukan[4].
Pemberian kapsul dan tablet dengan cara diminum bersama dengan air putih. Niastin diberikan 48 jam setelah dilakukannya tes laboratorium yang bertujuan untuk mengetahui jika infeksi telah sembuh[4]. Sedangkan, untuk injeksi disuntikkan ke bagian pembuluh darah melalui infus dan diberikan secara perlahan melalui infus intravena. Obat injeksi dapat memakan waktu 2 jam hingga 6 jam[1].