Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Telur adalah salah satu bahan makanan penyebab alergi pada anak-anak. Gejala alergi telur biasanya muncul beberapa menit sampai beberapa jam setelah mengonsumsi telur atau makanan yang mengandung telur.
Telur adalah bahan makanan yang bisa ditemukan di mana saja. Selain disajikan sebagai menu tersendiri, telur juga menjadi bahan utama dalam berbagai jenis menu lezat lainnya. [4]
Walau dapat diolah menjadi menu yang lezat, ternyata tidak semua orang dapat mengonsumsi telur. Telur merupakan salah satu alergi makanan yang terjadi pada anak-anak. [1,2,3,4]
Setidaknya ada 2% anak yang mengalami alergi telur. Alergi yang umumnya terjadi adalah alergi pada protein di putih telur. [1]
Daftar isi
Ketika anak yang alergi telur mengonsumsi makanan yang mengandung telur, maka akan terjadi beberapa gejala. Berikut ini gejala-gejala yang akan ditunjukkan:
Gejala yang paling umum terjadi karena alergi telur pada anak adalah gatal pada kulit. Kulit akan mengalami perubahan warna menjadi merah dan bentol-bentol. [1,2,3,4]
Beberapa anak juga dapat mengalami eczema akibat dari alergi telur ini. Tingkat keparahan gatal yang terjadi berbeda-beda. Mulai dari gatal ringan hingga sangat menyakitkan. [1,2,3,4]
Sesaat setelah mengonsumsi telur, gejala yang langsung dapat terjadi adalah batuk dan bersin. Gejala ini menandakan alergen pada telur telah menyumbat sistem pernafasan anak. [1,2,3,4]
Jika tidak langsung mendapatkan pertolongan pertama, maka batuk akan semakin parah sampai terasa menekan dada. Akhirnya kesulitan bernafas alias rasa sesak pun terjadi. [1,2,3,4]
Alergen dalam protein telur yang tidak diterima tubuh anak yang alergi juga akan menimbulkan gejala pada bagian perut. Gejala ini diawali dengan rasa mual dan muntah yang berkembang menjadi perut melilit. [1,2,3,4]
Lama kelamaan anak akan mengalami buang-buang air. Kondisi ini jika terjadi terus menerus maka artinya anak telah mengalami diare. Risiko bahayanya bisa menyebabkan anak kekurangan cairan juga. [1,2,3,4]
Gejala alergi telur pada anak yang tergolong ringan adalah hidung meler. Anak merasakan bagian hidungnya gatal dan bersin terus menerus. [1,2,3,4]
Bersin-bersin membuat hidung mengalami kondisi meler. Layaknya seperti anak sedang terkena flu. Walau tergolong ringan, namun orang tua tetap harus segera memberikan pengobatan untuk alergi yang terjadi. [1,2,3,4]
Kondisi yang parah akibat dari alergi telur pada anak adalah menurunnya tekanan darah. Tekanan darah yang terus menurun bisa menyebabkan anak merasa pusing dan kehilangan keseimbangan tubuh. [1,2,3,4]
Jika terus tidak mendapatkan pertolongan pertama, maka anak bisa kehilangan kesadaran. Gejala alergi ini adalah yang paling parah dan harus sangat diwaspadai. [1,2,3,4]
Penyebab terjadinya alergi telur pada anak adalah identifikasi imun yang salah pada protein dalam telur. Sistem imun manusia akan otomatis melawan zat asing yang masuk ke dalam tubuh. [3,4]
Pada anak atau orang dewasa yang mengalami alergi telur, protein dalam telur teridentifikasi sebagai zat asing yang berbahaya. Akhirnya sistem imun mengeluarkan histamine. Histamine ini adalah zat kimia yang dikeluarkan untuk melindungi tubuh. [3,4]
Akibat dari produksi histamine, tubuh akan mengalami gejala seperti batuk, bersin, dan gatal-gatal. Namun reaksinya bisa berbeda-beda bergantung pada kualitas imun masing-masing anak. [3,4]
Sesaat setelah orang tua melihat tanda-tanda ringan bahwa anaknya memiliki gejala telur, maka sebaiknya segera periksakan ke dokter. Hal ini penting untuk memastikan bahwa memang anak mengalami alergi telur. [2,3]
Jika memang orang tua sudah mengetahui bahwa anaknya mengidap alergi telur, maka ketika gejala yang ditunjukkan sudah dapat ditangani, segeralah bawa ke dokter. Gejala yang tidak bisa ditangani sendiri adalah gejala anafilaksis seperti sesak nafas dan kehilangan kesadaran. [2,3]
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Anda perlu membawa anak ke dokter untuk memastikan mengenai diagnosis alerginya. Pasalnya ada kemungkinan alergi yang berbeda yang dialami oleh setiap anak. [2,3,4]
Dokter akan memeriksa riwayat penyakit anak dan melakukan beberapa tes untuk memastikan diagnosis ini. Jenis tes yang pasti akan dilakukan adalah tes kulit (skin test). [2,3,4]
Tes pada kulit ini dilakukan dengan menyuntikan sedikit alergen dalam protein telur pada kulit anak. Biasanya adalah pada permukaan tangan. Jika muncul kemerahan seperti gatal-gatal, maka artinya anak Anda memiliki alergi telur. [2,3,4]
Selain itu, dokter juga dapat melakukan tes darah untuk memastikan diagnosisnya. Tes dilakukan dengan mengambil sampel darah anak dan memeriksa apa saja antibodi yang terbentuk ketika diuji dengan alergen tertentu. [3]
Tes lain yang dapat dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosa alergi telur pada anak adalah dengan uji makanan. Uji makanan dilakukan dengan memberikan telur pada anak dalam jumlah sedikit yang lama kelamaan ditingkatkan dalam kontrol yang ketat. Melalui tes ini akan dilihat reaksi anak pada telur yang dikonsumsinya. [3]
Saat orang tua mengetahui anaknya mengidap alergi pada telur, maka tentu sebisa mungkin akan menghindarkan anak dari mengonsumsinya. Namun seperti diketahui, telur dapat tersembunyi hampir di semua jenis makanan. [1,2,3,4]
Jika sudah terlanjur mengonsumsinya dan mengalami gejala awal, maka anak harus langsung mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter. Dokter akan meresepkan antihistamine atau epinefrin untuk mengobati gejala alergi telur. [3,4]
Namun jika gejalanya sudah parah hingga menyebabkan gangguan pernafasan, akan lebih baik jika diresepkan epinefrin saja. Sebaiknya anak dengan alergi telur selalu membawa epinefrin ke mana saja. [3]
Tidak ada cara untuk mencegah alergi telur terjadi pada anak. Namun ada beberapa cara untuk mencegah alergi kambuh. [3]
Cara utama mencegah alergi kambuh pada anak adalah dengan memperhatikan kandungan makanan yang dikonsumsinya. Selalu perhatikan label makanan dan siapkan makanan khusus untuk konsumsi harian anak Anda. [1,2,3,4]
1. Michael Kerr & Deborah Weatherspoon, Ph.D., R.N., CRNA. Egg Allergies. Healthline: 2017.
2. Jennifer Berry & Amy Richter, RD. What to know about egg intolerance. Medical News Today: 2020.
3. Anonim. Egg Allergies. Children'w Hospital of Philadelphia: 2021.
4. Kids Health Team & Stephen F. Dinetz, MD. Egg Allergy. Kids Health: 2021.