Terkadang di dalam air susu ibu (ASI) sejumlah darah dapat tercampur hingga menyebabkan warna ASI berubah menjadi merah muda. Terdapatnya darah di dalam ASI merupakan masalah yang umum terjadi pada ibu menyusui[1, 2].
Biasanya ibu tidak menyadarinya, kecuali ASI dipompa atau memperhatikan saat anak meludahkan ASI yang berwarna kemerahan, atau menemukan adanya darah pada feses bayi. Meski terlihat menakutkan saat menemukan darah dalam ASI, ibu sebaiknya tidak terlalu panik. ASI bercampur darah biasanya bukan merupakan kondisi medis serius[2].
Daftar isi
ASI bercampur darah dapat disebabkan oleh berbagai hal, meliputi[1, 2, 3]:
Penyebab paling umum adanya darah di dalam ASI ialah kulit pada puting payudara mengalami luka. Luka lepuhan, eksim, retak, dan goresan pada puting payudara juga dapat mengakibatkan pendarahan.
Luka atau kerusakan pada kulit puting payudara dapat terjadi akibat bayi tidak menempelkan mulutnya dengan tepat saat menyusu, mengarah pada iritasi payudara dan menyebabkan kulit mengalami kerusakan.
Terjadinya pendarahan pada puting payudara dapat menyebabkan darah ikut tersedot saat bayi menyusu. Jika ASI bercampur darah disebabkan oleh luka, maka tidak akan terdapat darah dalam ASI lagi setelah luka sembuh.
Selama minggu pertama setelah melahirkan, aliran darah ke payudara akan meningkat. Pada fase ini darah dapat meresap ke dalam saluran air susu menyebabkan kolostrum atau ASI pertama berwarna coklat, jingga, atau warna karat, kondisi ini disebut sebagai Pembengkakan pembuluh darah atau rusty pipe syndrome.
Meski warna ASI tampak tidak normal, ASI aman untuk tetap diberikan pada bayi. Rusty pipe syndrome lebih sering dialami oleh ibu yang baru pertama kali menyusui. Kondisi ini tidak berbahaya ataupun menimbulkan rasa sakit dan biasanya akan pulih dengan sendirinya setelah beberapa hari.
Di dalam payudara terdapat pembuluh darah kecil yang disebut sebagai pembuluh kapiler. Terkadang pembuluh kapiler mengalami kerusakan jika ibu tidak menggunakan pompa payudara dengan benar atau karena adanya cedera lain pada payudara. Darah dari kapiler yang pecah dapat masuk ke dalam ASI.
Mastitis ialah infeksi payudara yang dapat mengakibatkan air susu bercampur dengan darah. Kondisi ini dapat disertai gejala lain seperti kemerahan, bengkak, sakit, dan demam. Mastitis juga dapat menyebabkan keluarnya cairan tertentu dari payudara.
Jenis infeksi ini dipicu oleh akumulasi ASI di dalam payudara. Mastitis dapat berkembang akibat kesalahan cara menyusui atau cara penempelan mulut bayi pada puting yang kurang tepat.
Pendarahan dari puting payudara yang tidak terkait dengan luka pada puting dapat disebabkan oleh papiloma intraduktal jinak, yaitu suatu massa kecil di dalam payudara yang tidak bersifat kanker.
Papiloma dapat tumbuh di dalam saluran susu atau merusak saluran susu, menyebabkan keluarnya cairan berdarah dari puting payudara. Kondisi ini ditandai dengan adanya gumpalan massa kecil di belakang atau di dekat puting payudara.
Beberapa jenis kanker payudara dapat menyebabkan pendarahan dari puting. Jika pendarahan pada puting payudara tidak berangsur membaik dengan sendirinya setelah beberapa hari, sebaiknya diperiksakan ke dokter.
ASI yang bercampur darah aman untuk diberikan pada bayi sehingga ibu dapat tetap menyusui dengan normal. Sejumlah kecil darah tidak akan mengakibatkan dampak negatif pada air susu ataupun bayi[1, 2].
Selama bayi mau meminum susu dengan baik, ibu dapat terus memberikan ASI. Pendarahan akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari, jika tidak disebabkan oleh adanya kondisi serius[2, 3].
Namun jika ASI masih terus bercampur dengan darah setelah seminggu, sebaiknya ibu memeriksakan diri ke dokter[2].
Ibu juga sebaiknya mengkonsultasikan dengan dokter mengenai keamanan ASI jika ibu mengalami infeksi. Pastikan bahwa infeksi yang dialami tidak akan ditularkan melalui darah, yang mana akan masuk ke ASI dan diminum bayi[2].
Adanya darah dalam ASI biasanya tidak akan mengakibatkan dampak buruk pada bayi. Tapi pada beberapa bayi konsumsi ASI yang bercampur darah dapat menimbulkan masalah seperti[1, 2]:
ASI yang bercampur sedikit darah kemungkinan besar tidak akan menyebabkan masalah. Tapi jika darah yang tercampur dalam ASI berjumlah cukup banyak, maka dapat mempengaruhi rasa dari ASI. Perubahan rasa ini dapat mengakibatkan bayi tidak menolak untuk meminum susu.
Jika jumlah darah yang tercampur dalam ASI terlalu banyak, maka bayi dapat mengalami muntah-muntah setelah mengkonsumsinya.
Saat bayi mengkonsumsi ASI yang bercampur darah, dapat menyebabkan perubahan warna feses bayi, menjadi berwarna lebih gelap atau terlihat adanya garis warna merah.
Cara mengatasi ASI bercampur darah bergantung pada penyebabnya. Pada umumnya, ASI bercampur darah tidak menimbulkan dampak merugikan dan akan membaik dengan sendirinya setelah beberapa hari. Ibu dapat terus memberikan ASI seperti biasa[2].
Jika pendarahan berasal dari retakan atau kerusakan pada puting payudara, ibu dapat mulai dengan mengobati luka tersebut. Pastikan bayi menempelkan mulutnya dengan posisi yang sesuai. Mengubah posisi saat menyusui juga dapat membantu dalam mengatasi rasa sakit akibat luka pada puting[2, 3].
Selain itu, ibu bisa mengaplikasikan krim untuk puting susu yang aman, menggunakan ASI, atau hydrogel breast pad yang menenangkan untuk membantu dalam pemulihan dan melindungi puting[2].
Mengaplikasikan kompres dingin atau hangat pada puting setelah selesai menyusui dapat membantu meringankan kondisi. Sebaiknya ibu menghindari membuat bayi terlalu lapar sebelum memberikan ASI karena dapat mengakibatkan bayi menyusu dengan lebih agresif[3].
ASI bercampur darah yang disebabkan oleh pembesaran pembuluh darah tidak memerlukan perawatan spesifik. Biasanya pendarahan menghilang dengan sendirinya dalam satu minggu[3].
Jika ibu merasa kesakitan saat menyusui dan mengharuskan untuk berhenti menyusui untuk sementara sampai puting sembuh, ibu dapat menggunakan pompa untuk tetap memberikan asupan ASI bagi bayi. Lakukan pemompaan ASI dengan lembut dan hati-hati[2].
Untuk mengatasi rasa sakit dan demam, dapat menggunakan obat pereda rasa sakit. Dianjurkan untuk mengkonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan obat[2, 3].
Jika penyebab pendarahan tidak terlihat jelas dan sulit untuk dipastikan, ibu dapat memantau kondisi selama beberapa hari. Jika pendarahan tidak berhenti dengan sendirinya, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter[2].
Anonim, reviewed by Michelle Roth, BA, IBCLC. Causes of Blood in Breast Milk. Mom Loves Best; 2021.
2. Donna Murray, RN, BSN, reviewed by Meredith Shur, MD. Breastfeeding and Blood In Breast Milk. Very Well Family; 2020.
3. Valencia Higuera, reviewed by Alana Biggers, M.D., MPH. Blood in Breast Milk: What Does It Mean? Healthline; 2016.