Ekstra hati-hati dalam melindungi diri dari serangan penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri memang penting. Terutama dalam kondesi pandemi Covid-19 saat ini.
WHO menyarankan agar setiap orang rajin cuci tangan serta membersihkan rumah dan barang dengan desinfektan.
Tapi, melakukan cara yang salah dalam menjaga kebersihan justru bisa membahayakan diri, seperti menyemprotkan disinfektan ke tubuh.
Fungsi Disinfektan
Disinfektan adalah cairan kimia yang digunakan untuk mengontrol, mencegah, dan mematikan mikroba yang berbahaya. Berdasarkan tempat penggunaannya, disinfektan ada yang dibuat untuk rumah sakit, fasilitas kesehatan, dan industri. Ada juga yang untuk rumah tangga. [1, 2]
Membersihkan dengan disinfektan berarti menghilangkan mikroorganisme yang menempel pada berbagai permukaan benda. Tergantung jenisnya, disinfektan bisa membunuh mulai dari mycobakteria, bakteri vegetatif, jamur, dan beberapa jenis virus. [1]
Untuk disinfektan di rumah sehari-hari, menurut Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC): [3]
Tidak boleh mencampur pemutih dengan cuka atau cairan pembersih lainnya karena bisa menguapkan racun yang berbahaya bila dihirup. [3, 4]
Bahaya Disinfektan Pada Tubuh
CDC dan WHO tidak pernah mengeluarkan anjuran untuk menyemprotkan disinfektan langsung ke kulit atau bagian tubuh manapun. Ini adalah salah satu mitos atau hoaks yang banyak beredar dan disalahgunakan oleh orang-orang. [4]
Pada panduannya, CDC menyebutkan bahwa disinfektan hanya boleh disemprotkan dan digunakan untuk membersihkan permukaan-permukaan benda yang sering disentuh seperti meja, kursi, gagang pintu, tombol lampu, dan sebagainya. [3, 4]
Kandungan kimia yang keras pada cairan pembersih bisa berbahaya untuk kulit, apalagi bila terhirup. Berikut adalah bahaya cairan disinfektan pada tubuh: [1, 2, 4]
Kebanyakan larutan disinfektan yang dibuat di rumah adalah campuran dari air dan pemutih pakaian. Orang yang memiliki gangguan atau penyakit paru-paru bisa mengalami kerusakan lebih lanjut bila menghirup uap larutan pemutih ini. [1]
Pada orang yang memiliki penyakit saluran nafas, bisa menyebabkan batuk dan produksi dahak yang berlangsung selama beberapa hari. [1]
Bila terpapar secara akut (terus menerus dalam jangka waktu panjang), bisa menyebabkan kerusakan pada paru dan gangguan penglihatan. [1]
Efek buruk disinfektan yang terkena kulit atau terhirup uapnya bisa langsung terasa, tapi bisa juga menyebabkan kerusakan yang gejalanya muncul selang beberapa waktu setelah terpapar. [1, 2, 4]
Yang Harus Dilakukan Bila Tubuh Terpapar Disinfektan
Tindakan segera perlu dilakukan untuk mencegah kerusakan atau gangguan kesehatan akibat paparan disinfektan pada tubuh: [1]
Penggunaan Disinfektan yang Benar
Seperti yang sudah disebutkan di atas, dan sesuai anjuran WHO dan CDC, disinfektan hanya boleh digunakan untuk membersihkan permukaan-permukaan benda yang sering disentuh serta kain-kain yang bersentuhan dengan orang sakit. [3]
Untuk membersihkan benda-benda dan ruangan dengan disinfektan, perhatikan hal-hal berikut: [3, 4]
Bila di rumah, gunakan disinfektan dengan benar sesuai anjuran. Namun, ada saatnya kita harus ke tempat-tempat di mana penyemprotan disinfektan ke tubuh tidak bisa dihindari.
Bila ada petugasnya, minta agar jangan sampai mengenai wajah atau bagian-bagian tubuh yang terbuka. Cukup pakaian, tas, atau barang lain yang dibawa saja.
Bila masuk ke bilik disinfektan otomatis, lindungi wajah anda dengan kain saat penyemprotan berlangsung.
1) Thomas Benzoni, Jason D. Hatcher. 2019. National Center for Biotechnology Information, U.S. National Library of Medicine. Bleach Toxicity
2) The Occupational Safety and Health Branch of the Labour Department. 2007. Occupational Safety & Health Council. Guidance Note on Safe Use of Chemical Disinfectants
3) Division of Viral Diseases. 2020. Centers for Disease Control and Prevention. Cleaning and Disinfecting Your Facility
4) BA student (Class of 2021). 2020. National School of Journalism and Public Discourse. Covid-19 Useful Tip #1: Do Not Spray Disinfectant On People