Hidup Sehat

12 Bahaya Tidur dengan Kucing bagi Kesehatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bagi pemilik kucing merupakan hal yang umum untuk tidur dengan kucing di malam hari. Hampir dua per tiga dari para pemilik kucing mengajak kucingnya tidur bersama di atas ranjang. Akan tetapi, ada beberapa resiko potensial bila Anda tidur bersama kucing peliharaan. [1]

Meskipun setiap kucing berbeda, kucing mempunyai beberapa ciri umum termasuk salah satunya tidur bersama dengan pemiliknya. Beberapa kucing mungkin tidak tertarik namun kucing lainnya ingin sedekat mungkin dengan manusia majikannya. [2]

Beberapa resiko potensial bila Anda tidur bersama kucing yakni tidur Anda menjadi terganggu, terpapar partikel dari wadah buang air kucing, mengalami reaksi alergi dan asma, dapat menjadi ancaman bagi anak-anak yang masih kecil, serta infeksi jamur dan parasit. [3]

1. Tidur Terganggu

Kucing merupakan hewan nokturnal. Sehingga, kucing dapat terbangun sewaktu-waktu saat tidur di malam hari. Kadang-kadang kucing dapat terbangun pada dini hari dan bermain di ranjang. Akibatnya, tidur Anda dapat menjadi terganggu. [2]

Selain bermain, kucing dapat pula menarik dan mencakar selimut yang Anda gunakan selagi Anda mencoba untuk terlelap. Kucing lain mungkin memiliki kebiasaan lain yang dapat membuat tidur Anda terganggu yakni suara dengkuran yang sangat kencang. [1]

2. Terpapar Partikel dari Wadah Buang Air Kucing

Wadah buang air kucing merupakan tempat yang kotor. Kaki kucing dapat memerangkap sedikit kotoran ini. Bila Anda tidur dengan kucing, Anda dapat terpapar partikel dari wadah buang air kucing.

Partikel-partikel ini seperti bakteri, bahan organik dari hewan-hewan renik yang mati dalam wadah buang air. [4, 5]

3. Ancaman bagi Bayi dan Anak Kecil

Bila bayi Anda tidur di ranjang bayi, ada resiko kucing akan ikut tidur bersamanya. Kucing tertarik sebab ranjang bayi merupakan tempat yang tinggi, terlindung di berbagai sisi dan empuk. [3]

Bukanlah hal yang aman membiarkan kucing tidur bersama dengan bayi dan anak-anak yang masih kecil. Hal ini disebabkan adanya resiko kucing akan mencekik bayi secara tidak sengaja dengan cara tidur di atas dada atau wajah anak. [2]

Selain resiko tercekik, kucing dapat pula menggigit, mencakar, menginjak-injak bayi bila dirinya merasa terkejut atau ketakutan serta saat berusaha lompat atau melarikan diri. [2] Paling tidak, anak harus berusia 4 atau 5 tahun untuk dapat tidur bersama kucing peliharaannya. [1]

4. Reaksi Alergi

Berdasarkan data dari Asthma and Allergy Foundation of America hampir 30% orang memiliki beberapa jenis alergi terhadap anjing dan kucing.

Reaksi alergi terhadap kucing 2 kali lebih umum dibandingkan reaksi alergi terhadap anjing menurut para ahli. [3]

5. Sulit Dilatih

Kucing merupakan hewan yang memiliki kebiasaan dan juga agak keras kepala. Tidak banyak kucing yang dengan senang dilatih seperti anjing untuk duduk atau berguling. Jika Anda sudah mengizinkan kucing untuk tidur di ranjang Anda maka akan sulit mengusir mereka dari kebiasaan tersebut tanpa melakukan tindakan drastis seperti mengunci mereka di luar. [1]

Jika Anda tiba-tiba memutuskan untuk tidak membiarkan lagi kucing tidur di ranjang, kucing akan memberi tanggapan seperti kehilangan wilayah kekuasaan dengan perilaku merusak. Perilaku ini termasuk mencakar perabotan, dan menyemprotkan air seninya. [3]

6. Salmonellosis

Menghabiskan waktu sampai hampir 8 jam dalam jarak dekat dengan kucing Anda memungkinkan Anda terpapar oleh sekresi atau ekskresi dari hewan peliharaan.

Infeksi oleh bakteri seperti salmonellosis dapat ditularkan ke manusia melalui kucing peliharaan Anda. Infeksi ini menyebabkan Anda mengalami diare, demam dan nyeri perut. [4, 5]

7. Terpapar Parasit

Ketika Anda membiarkan kucing tidur di atas ranjang, Anda juga akan berbagi parasit yang ada pada kucing. Parasit ini misalnya pinjal. Pinjal memang tidak dapat hidup pada tubuh manusia namun dapat menggigit dan meninggalkan bekas gigitan yang terasa gatal. Ada juga tungau yang mampu menimbulkan ruam gatal. Mereka berpindah dengan cara melompat dari kucing ke manusia. [3]

Selain pinjal dan tungau, ada parasit lain yakni cacing tambang dan cacing gelang. Parasit cacing ini mampu menyebabkan penyakit pada manusia dan dapat ditularkan melalui paparan terhadap tinja kucing. Sebab cacing-cacing ini hidup dalam usus kucing dan akan ikut keluar bersama dengan tinja. [3]

8. Demam Cakaran Kucing

Salah satu infeksi bakteri akibat kucing adalah demam cakaran kucing. Seperti namanya, penyakit ini menimbulkan demam setelah Anda dicakar atau digigit kucing. Penyakit ini merupakan infeksi pada nodus limfa dan menyebabkan gejala seperti demam, kelelahan, nyeri perut, dan nyeri otot. [1]

Gejala akibat penyakit ini biasanya tidak serius namun dapat bertahan selama berbulan-bulan. Orang yang beresiko terhadap penyakit ini khususnya adalah orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah seperti lansia, anak yang masih sangat kecil. Pada orang dengan kekebalan tubuh lemah, penyakit ini dapat menjadi fatal. [1,3]

Setiap tahunnya, hampir 25000 orang menderita demam cakaran kucing atau bartonellosis ini. Orang yang menderita penyakit ini memang tidak akan merasakan dampak kesehatan jangka panjang. [3]

9. Infeksi Protozoa

Infeksi oleh protozoa dapat ditularkan melalui kucing. Infeksi ini termasuk giardiasis, cryptosporidiosis, dan toksoplasmosis. Meskipun begitu, infeksi ini tidak terlalu tinggi kemungkinan ditularkannya melalui kontak langsung. [4]

10. Infeksi Bakteri

Kontak dengan partikel yang terdapat dalam tinja kucing merupakan hal yang tak dapat terhindarkan bila Anda tidur bersama kucing. Anda dapat mengurangi resiko terinfeksi bakteri dari tinja kucing ini dengan cara membersihkan ranjang, tubuh dan bulu kucing Anda secara berkala. [1]

11. Pes Bubonik

Manusia dapat terinfeksi pes bubonik akibat gigitan dari pinjal. Penelitian telah menghitung bahwa terdapat kasus pes bubonik yang dikaitkan dengan tidur bersama kucing. Kasus ini termasuk anak laki-laki dari Arizona berusia 9 tahun yang tidur bersama kucingnya yang sakit. [6]

12. Penyakit Chagas

Penyakit chagas merupakan penyakit mematikan yang disebabkan oleh infeksi dari parasit protozoa. Penyakit ini biasanya disebarkan oleh para pinjal atau kutu pengisap darah.

Penelitian dari Argentina mengemukakan bahwa para pemilik kucing yang tidur bersama peliharaannya beresiko lebih tinggi terinfeksi penyakit chagas. [6]

1. Anonim. Is it Good to Sleep with Cats in Bed at Night? Sleep Advisor; 2020.
2. Brian Krans. Should You Let Your Cat Sleep in Bed with You? Healthline; 2018.
3. Susannah Bradley. 8 Reasons You Should Never Let Your Cat Sleep in Your Bed. Reader's Digest Canada; 2021.
4. Susannah Bradley. 8 Reasons You Should Never Let Your Cat Sleep in Your Bed. Reader's Digest Asia; 2021.
5. Jane Pine. Why you shouldn't let your cat sleep in bed with you. Better Home and Garden; 2018.
6. Daniel J. DeNoon. Pets in Bed: More Dangerous Than Bedbugs? Pets Webmd; 2011.

Share