Tindakan Medis

Bladder Stress Test dan Bonney Test: Fungsi, Prosedur dan Risikonya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Fungsi Bladder Stress Test dan Bonney Test

Kondisi dimana seseorang tidak bisa mengontrol keluarnya air kecil disebut dengan inkontinensia urine.

Biasanya inkontinensia urine terjadi ketika tertawa, batuk, bersin, atau berolahraga. Untuk mengetahui apakah seseorang memiliki kondisi inkontinensia urine maka perlu dilakukan bladder test.[1]

Sementara boney test merupakan bagian dari bladder stress test. Setelah diverifikasi oleh dokter bahwa urin seseorang keluar tanpa sengaja ketika batuk atau tertawa maka selanjutnya perlu melakukan boney test.

Test ini mirip dengan bladder stress test, hanya saja dalam prosedurnya leher kandung kemih diangkat menggunakan jari atau alat yang dimasukkan ke dalam vagina untuk menghasilkan tekanan di kandung kemih.

Tindakan ini bertujuan untuk melihat apakah inkontinensia urin yang dialami akibat dari leher kandung kemih yang terdorong terlalu jauh oleh tekanan.[1]

Dokter akan merekomendasikan bladder stress test dan boney test jika pasien memiliki kondisi sebagai berikut:[1,2]

  • Secara tidak sadar buang air kecil saat tertawa, batuk, bersin atau berolahraga.
  • Riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan analisis urin belum dapat mengungkap penyebab inkontinensia urin.
  • Merasa sangat ingin buang air kecil tetapi urin telah keluar sebelum tiba di toilet.

Persiapan Bladder Stress Test dan Bonney Test

Sebelum menjalani bladder stress test dan bonney test, dokter akan meminta pasien untuk mencatat jumlah air yang di minum dan seberapa banyak urin keluar secara tidak sengaja selama beberapa hari.[3]

Selain itu, pasien juga diminta untuk banyak minum cairan seperti air putih, teh herbal dan jus untuk meminimalisir infeksi setelah prosedur.[4]

Pasien wajib berhenti minum kafein seperti teh dan kopi selama 48 jam untuk mengurangi iritasi kandung kemih.[4]

Prosedur Bladder Stress Test Dan Bonney Test

Secara umum rangkaian prosedur bladder stress test dan bonney test adalah sebagai berikut:[1]

  • Pasien diminta untuk berbaring di meja khusus.
  • Kemudian dokter memasukkan sebuah tabung lentur yang tipis (kateter) ke dalam kandung kemih melalui uretra.
  • Sekitar 236,6 ml cairan dimasukkan ke dalam kandung kemih melalui kateter.
  • Pasien diminta untuk batuk saat kateter dilepas.
  • Dokter kemudian mencatat jumlah urin yang dilepaskan dan interval waktu antara stres (batuk) dengan urin yang keluar.
  • Jika tidak ada urin yang keluar, dokter akan memastikan lagi dengan mengulangi tes ini dengan posisi pasien berdiri.
  • Dokter akan memberikan pembalut untuk menampung urin yang keluar saat pasien menjalani kegiatan sehari-hari.

Setelah menjalani prosedur, pasien dapat pulang pada hari yang sama. Dokter akan meminta pasien untuk minum air putih sebanyak 2,5 liter perhari selama 48 jam.

Setelah buang air kecil tunggu beberapa detik untuk memastikan kandung kemih telah benar-benar kosong.[4]

Risiko Bladder Stress Test Dan Bonney Test

Bladder stress test dan bonney test merupakan tindakan medis yang minim komplikasi. Risiko yang mungkin akan dirasakan pasien adalah rasa menyengat dan tidak nyaman di bagian vagina saat kateter dimasukkan ke uretra.[4]

Seseorang yang kehilangan cairan saat menjalani bladder stess test atau beberapa saat setelah batuk menunjukkan bahwa terjadi kontraksi otot kandung kemih yang abnormal. [4]

Maka kontraksi ini dapat dibantu dengan pengobatan atau tindakan operasi yang menaikkan leher kandung kemih.[4]

1. E. Gregory Thompson MD, Adam Husney MD, Kathleen Romito MD, dan Avery L. Seifert MD. 2019. University of Michigan Health. Bladder Stress Test and Bonney Test for Urinary Incontinence in Women.
2. Anonim. 2020. Standford Health Care. Urinary Incontinence.
3. Dr Roger Henderson. 2014. Net Doctor. Bladder Stress Test.
4. Anonim. 2020. med-mash. Bladder Stress Test and Bonney Test.

Share