Stres: Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Semua orang pernah mengalami stres dari waktu ke waktu. Tapi apa sebenarnya stres itu?

Bagaimana stres mempengaruhi kesehatan seseorang secara keseluruhan dan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi stres yang terjadi?

Apa itu Stres?

Stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi-situasi yang berbahaya, baik itu yang nyata maupun yang hanya ada dalam pikiran.

Saat kita merasa terancam, suatu reaksi kimia terjadi di dalam tubuh yang menyebabkannya bertindak untuk mencegah terjadinya cedera. [1, 2, 3, 4]

Reaksi ini dikenal sebagai respon stres. Saat respon ini terjadi, tubuh akan menghasilkan kortisol, epinephrine, dan norepinephrine dalam jumlah besar. Zat-zat ini akan memicu reaksi tubuh seperti: [1, 3]

  • Naiknya tekanan darah
  • Otot mengencang
  • Berkeringat
  • Kewaspadaan
  • Detak jantung meningkat
  • Nafas semakin cepat

Ini adalah cara tubuh dikondisikan untuk bertindak agar bisa melindungi diri sendiri.

Stres bisa berbeda pada setiap orang. Penyebab stres pada satu orang mungkin bukan sesuatu yang serius bagi orang lain. Beberapa orang juga bisa mengatasi stres lebih baik daripada sebagian lainnya.

Faktor lingkungan yang memicu respon stres disebut stresor. Contohnya seperti bunyi-bunyian yang keras, sikap agresif dari pihak lain, mobil yang melaju kencang, adegan-adegan menakutkan di dalam film, atau bahkan pergi kencan untuk pertama kalinya.

Yang perlu dicatat, tidak semua stres itu buruk. Dalam dosis kecil, stres bisa membantu kita menyelesaikan tugas dan mencegah diri kita terluka. Misalnya, stres adalah sesuatu yang membuat kita refleks menginjak rem agar tidak menabrak mobil yang ada di depan kita.

Tubuh kita dirancang untuk bisa mengatasi stres dalam jumlah kecil. Tetapi, stres yang bersifat jangka panjang dan kronis bisa membuat tubuh tertekan dan mengalami konsekuensi yang merugikan kesehatan secara keseluruhan. [1, 2]

Penting bagi kita untuk memahami bagaimana tubuh merespon stres yang sifatnya kecil maupun besar, agar kita tahu kapan harus meminta pertolongan.

Penyebab Stres

Tiap orang menunjukkan reaksi berbeda terhadap situasi-situasi yang menyebabkan stres. Ada orang yang rentan mengalami stres, ada yang tidak.

Belum diketahui alasan mengapa suatu stressor bisa menimbulkan reaksi berbeda. Kondisi kesehatan mental, misalnya depresi, atau meningkatnya frustrasi, dan kecemasan bisa membuat seseorang lebih mudah stres dibanding orang lainnya. [1, 2, 3, 4]

Pengalaman-pengalaman di masa lalu juga bisa mempengaruhi bagaimana seseorang bereaksi terhadap stressor.

Hal-hal dalam hidup yang bisa memicu stres termasuk: [2, 3, 4]

  • Masalah pekerjaan atau pensiun
  • Kurangnya waktu atau uang
  • Kehilangan seseorang
  • Masalah dalam keluarga
  • Penyakit
  • Pindah rumah
  • Pernikahan dan perceraian

Penyebab-penyebab lain yang sering dilaporkan mengakibatkan stres adalah:

  • Aborsi atau keguguran
  • Berkendara di tengah kemacetan atau takut mengalami kecelakaan
  • Takut mengalami tindak kriminal atau bermasalah dengan tetangga
  • Kehamilan dan menjadi orang tua
  • Suara berisik, polusi, dan terlalu banyak orang
  • Ketidakpastian atau menunggu hasil ujian dan sebagainya

Beberapa orang juga bisa mengalami stres yang berkelanjutan setelah suatu kejadian traumatis, misalnya kecelakaan atau menjadi korban kejahatan.

Gejala Stres

Stres bisa mempengaruhi seluruh aspek dalam kehidupan, termasuk emosi, tingkah laku, kemampuan berpikir, dan kesehatan fisik.

Tidak ada bagian tubuh yang kebal terhadap stres. Tetapi, karena tiap orang mengatasi stres dengan cara yang berbeda, gejala stres juga bisa berbeda pada masing-masing orang.

Gejala-gejala stres bisa samar-samar dan mirip dengan yang disebabkan oleh gangguan medis. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi mengenai masalah ini dengan dokter.

Hal-hal berikut bisa terjadi saat kita mengalami stres: [1, 3]

Gejala-Gejala Emosional

  • Mudah marah, frustrasi, dan moody
  • Merasa kehilangan kendali atau merasa harus mengambil alih kendali
  • Kesulitan untuk menenangkan tubuh dan pikiran
  • Merasa buruk tentang diri sendiri (rendah diri), kesepian, tidak berharga, dan depresi
  • Menghindari orang lain
  • Sedih

Gejala-Gejala Fisik

  • Tidak bertenaga
  • Berkeringat
  • Pingsan
  • Sakit kepala
  • Sakit perut, termasuk diare, sembelit, dan mual
  • Otot tegang dan nyeri
  • Sakit dada dan jantung berdebar
  • Insomnia
  • Sering flu dan infeksi
  • Kehilangan gairah
  • Gugup dan tubuh gemetar, telinga berdenging, tangan dan kaki dingin dan berkeringat
  • Mulut kering dan kesulitan menelan
  • Rahang saling menekan dan gigi saling bergesekan

Gejala-Gejala Kognitif

  • Terus menerus merasa khawatir
  • Pikiran terus bergerak
  • Aktivitas tidak teratur dan mudah lupa
  • Tidak bisa fokus
  • Pesimis atau hanya melihat sesuatu dari sisi negatif

Gejala-Gejala Tingkah Laku

  • Perubahan pada selera makan; tidak berselera makan atau malah makan lebih banyak dari biasanya
  • Menunda-nunda pekerjaan dan menghindari tanggung jawab
  • Minum alkohol, penggunaan obat, atau merokok
  • Menunjukkan tanda-tanda kecemasan, seperti menggigiti kuku, berjalan bolak-balik, dan tidak bisa duduk tenang
  • Lebih banyak menyendiri
  • Sering menangis
  • Mengalami masalah dalam hubungan pribadi

Konsekuensi dan Komplikasi Stres

Mengalami sedikit stres sesekali dalam hidup bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Tetapi, stres yang berkelanjutan dan bersifat kronis bisa menyebabkan gangguan kesehatan yang serius.

Mengatasi akibat dari stres kronis bisa cukup sulit. Karena penyebab stres jangka panjang sifatnya terus menerus dibanding penyebab stres akut, tubuh tidak pernah mendapat sinyal yang jelas untuk kembali ke fungsi normal. [2]

Saat mengalami stres kronis, reaksi tubuh yang sifatnya untuk melindungi diri malah bisa mengganggu sistem kekebalan tubuh, pencernaan, kardiovaskular, pola tidur, dan sistem reproduksi.

Seiring waktu, ketegangan tubuh yang terus menerus akibat stres ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius, seperti: [1, 2]

Cara Mengatasi Stres

Dokter biasanya tidak akan meresepkan dokter untuk mengatasi stres, kecuali ada penyakit lain yang perlu diobati, misalnya depresi atau gangguan kecemasan.

Pada beberapa kasus, dokter mungkin akan meresepkan antidepresan. Tetapi, ada risiko bahwa obat ini hanya akan menutupi stres dan bukannya mengatasi masalah yang terjadi. Antidepresan juga bisa menyebabkan efek samping yang malah akan memperburuk stres, misalnya libido rendah.

Cara terbaik untuk mengatasi stres adalah dengan belajar bagaimana melakukan manajemen atas stresor yang menjadi pemicu. Mengatasi stres sebelum ia menjadi kronis dan bersifat jangka panjang bisa membantu seseorang menjaga kesehatan fisik dan mentalnya.

Langkah-langkah praktis untuk mengatasi stres termasuk: [2, 3, 4]

  • Mengenali respon tubuh atas stres, misalnya kesulitan untuk tidur, meningkatnya konsumsi alkohol atau rokok, mudah marah, merasa depresi, dan mudah lelah.
  • Konsultasi dengan dokter atau terapis. Jangan tunggu sampai dokter yang menanyakan apakah Anda sedang stress atau tidak. Jika gejala-gejala stres mulai terasa, maka itu adalah saatnya Anda meminta saran dari dokter tentang apa yang perlu dilakukan.
  • Rutin berolahraga. Cukup 30 menit berjalan kaki setiap hari sudah bisa membantu meningkatkan mood dan kesehatan.
  • Lakukan aktivitas yang menenangkan. Coba ikut program-program relaksasi dan kesehatan, yang bisa termasuk meditasi, peregangan otot, atau latihan pernafasan. Atur jadwal rutin untuk aktivitas-aktivitas ini serta kegiatan lain yang Anda anggap bisa membantu untuk menenangkan tubuh dan pikiran.
  • Tentukan tujuan dan prioritas. Putuskan mana yang harus segera diselesaikan sekarang dan mana yang bisa menunggu. Belajar untuk bilang “tidak” pada tugas-tugas baru jika pekerjaan yang sekarang sudah dirasa terlalu banyak. Berusaha untuk menikmati apa yang sudah berhasil diselesaikan hari ini, dan bukannya mengkhawatirkan apa yang belum selesai.
  • Jangan memutus komunikasi. Anda tidak sendirian. Tetaplah berkomunikasi dengan orang-orang yang bisa memberikan dukungan emosional. Untuk mengurangi stres, mintalah bantuan dari teman, keluarga, dan komunitas.

Jika stres masih berkelanjutan dan sulit untuk dihadapi sendiri, segera minta bantuan dari ahlinya agar Anda bisa mendapatkan pertolongan dan dukungan yang tepat sesegera mungkin sebelum stres menjadi terlalu parah.

Melindungi Diri Dari Stress

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati, demikian juga dengan stres. melakukan langkah-langkah pencegahan berikut bisa melindungi diri Anda dari stres yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan: [4]

  1. Lakukan pola makan sehat. Makanan bisa mempengaruhi mood, dan mengonsumsi makanan yang sehat tentu akan memperbaiki suasana hati selain juga menutrisi otak yang akan menjaganya tetap stabil.
  2. Hindari merokok dan minum alkohol.
  3. Berolahraga secara teratur, meskipun hanya berjalan kaki setiap pagi, atau bersepeda santai.
  4. Beristirahat. Ini sangat penting bagi kesehatan tubuh dan mental. Selalu sediakan waktu bagi keduanya untuk berada dalam kondisi santai dan tenang. Seimbangkan tanggung jawa pada orang lain dengan tanggung jawab pada diri sendiri. Lakukan self-care sebanyak yang pikiran Anda butuhkan.
  5. Jangan terburu-buru. Pikiran dan tubuh yang selalu berada dalam kondisi tergesa-gesa dan panik akan lebih mudah mengalami stres dan kecemasan. Selalu perhatikan pikiran dan perasaan agar bisa membuat pilihan yang tepat bagi kesehatan mental diri sendiri.
  6. Tidur yang berkualitas.
  7. Jangan terlalu keras pada diri sendiri. Adalah manusiawi untuk membuat kesalahan, gagal, atau tidak menyelesaikan suatu pekerjaan. Berbaik hatilah pada diri sendiri dan selalu sediakan waktu untuk menghargai semua usaha yang sudah Anda lakukan setiap hari.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment