Tidak hanya orang dewasa yang membutuhkan olahraga, anak-anak pun perlu lebih aktif.
Anak yang aktif dan rutin berolahraga tentu menjadi salah satu cara untuk tumbuh dan berkembang secara sehat [1,2].
Beberapa anak pun telah diajarkan untuk melakukan kardio, yakni jenis olahraga sederhana yang bisa membantu anak mengeluarkan keringat [2].
Namun, beberapa orang tua mungkin tertarik untuk memperkenalkan anak olahraga di gym; ketahui boleh dan aman tidaknya melakukan hal ini.
Bolehkah anak olahraga di gym?
Boleh, tergantung usia anak, seberapa matang fisiknya dan jenis aktivitas fisik yang dilakukan di gym [3].
Anak dengan usia masih terlalu muda sebaiknya tidak diajak ke gym untuk melakukan olahraga berat [3].
Orang tua yang mengajak anak ke gym perlu memerhatikan latihan fisik dan menyesuaikan dengan usianya [3].
Anak usia antara 2-3 tahun boleh diajak ke gym, namun dengan tujuan agar ia dapat meningkatkan kemampuan motoriknya [3].
Kemampuan motorik yang dimaksud adalah melempar dan berlari melalui kelas olahraga khusus yang mengutamakan permainan agar anak suka dan senang [3,4].
Pada kelas olahraga di gym khusus untuk balita, anak dapat melatih kreativitas sekaligus fisiknya [3].
Bermain di gym bersama anak seperti berlari, melompat, melempar, menari, dan gerakan sederhana lainnya dapat membuat anak lebih sehat, bugar dan bahagia [3,4].
Untuk melatih dan meningkatkan fleksibilitas tubuhnya, anak balita bisa diajak ke kelas Yoga, renang, maupun T-ball [3].
Pada anak usia 4-5 tahun, mereka sudah bisa diajak ke gym untuk belajar gerakan senam [3].
Selama kelas yang ia hadiri merupakan kelas yang menyenangkan dengan segudang permainan untuk menambah kreativitas, anak tidak akan mudah bosan [3,5].
Selain baik untuk kekuatan dan kesehatan tubuh, gerakan senam juga baik untuk meningkatkan koordinasi dan keseimbangan tubuh [5].
Anak usia 6-12 tahun sudah tergolong cukup besar dan dapat memilih olahraga yang ingin ia coba lakukan [3].
Ada berbagai kelas gym yang bisa anak ambil untuk kekuatan dan kebugaran tubuh anak seusianya, seperti panjat tebing, Yoga, dan aktivitas kelompok lainnya [3].
Orang tua perlu mengetahui apa kegiatan yang ingin anak coba dan sesuaikan dengan usia serta kemampuan fisiknya [3].
Pada masa remaja, anak sudah boleh pergi ke gym untuk olahraga yang lebih berat [3,6].
Angkat berat adalah salah satu jenis olahraga yang bisa dilakukan di gym [3,6].
Asalkan masih di dalam pendampingan dan pemantauan instruktur profesional di gym, seharusnya tidak ada masalah jika anak ingin mencobanya [3].
Karena sudah memasuki usia remaja, hormon yang penting untuk membangun otot sudah ada sehingga latihan ketahanan tubuh sudah boleh anak coba [3,6].
Apa saja manfaat mengajak anak olahraga di gym?
Mengajak anak olahraga di gym dan mengatur agar aktivitas fisik sesuai dengan usianya akan memberikan banyak manfaat untuk tumbuh kembang anak [7,8].
Aktivitas fisik yang anak biasa lakukan secara rutin dapat meningkatkan kekuatan otot dan tulang [7,8].
Dengan anak berolahraga rutin, terdapat sejumlah kondisi kesehatan yang dapat dihindari sejak dini, seperti [7,8] :
Selain itu, anak yang rajin berolahraga dapat membuat perkembangan saraf dan otaknya jauh lebih baik [7,8].
Aliran darah, daya ingat, dan daya konsentrasi anak juga dapat bertambah baik karena latihan fisik [7,8].
Apa saja yang perlu diperhatikan saat mengajak anak olahraga di gym?
Saat melakukan olahraga di gym, menjamin keamanan anak adalah hal terpenting yang perlu orang tua perhatikan [7].
Ketika memercayakan anak ke instruktur atau pelatih di gym, beberapa hal ini adalah yang paling penting untuk dipertimbangkan [7].
Jika olahraga tertentu memerlukan peralatan khusus, pastikan bahwa peralatan tersebut aman bagi usia anak [9].
Ukuran dan berat alat-alat yang akan anak gunakan sebaiknya sesuai dengan usia mereka sehingga dapat meminimalisir cedera saat latihan [9].
Bahkan ketika anak memilih olahraga kardio, latihan ini seharusnya menjadi hal menyenangkan alih-alih terasa berat dan terlalu repetitif bagi anak [9].
Orang tua sebaiknya memiliki alasan dan tujuan yang jelas dan baik bagi anak bila mengajaknya olahraga di gym [7].
Bahkan sebagai instruktur yang mendampingi anak, pastikan agar anak fokus pada perkembangannya sendiri [7].
Anak tidak seharusnya berfokus untuk bersaing atau mengalahkan temannya atau orang lain di gym [7].
Hindari berbagai risiko seperti cedera maupun dehidrasi ketika anak berlatih di gym [7].
Pastikan anak sudah mengisi perut dengan asupan ringan supaya tidak mudah lemas saat olahraga [7].
Pastikan pula anak mengasup makanan dan minuman bergizi sebelum melakukan olahraga [7].
Bila anak memiliki penyakit bawaan atau kondisi medis tertentu, orang tua perlu mengonsultasikannya dengan dokter lebih dulu sebelum mengajak anak olahraga di gym [7,10].
Sekalipun anak suka bermain sekaligus olahraga di gym, orang tua perlu mengatur juga hari-hari istirahat baginya [7].
Walau anak meminta olahraga di gym setiap hari, beri pengertian kepadanya untuk mengambil 1-2 hari untuk istirahat, terutama jika anak suka latihan kekuatan [7].
Biarkan otot anak pulih dengan baik sebelum kembali berolahraga supaya meminimalisir risiko cedera [7].
Anak boleh berolahraga di gym, namun orang tua dan instruktur perlu memastikan anak aman selama melakukannya.
1. Elana Pearl Ben-Joseph, MD. Kids and Exercise. KidsHealth; 2022.
2. Sara Lindberg. What to Know About Cardio for Kids. Team Snap; 2020.
3. Brenda Scottsdale. The Age for a Child to Start at the Gym. Live Strong; 2022.
4. Mary L. Gavin, MD. Fitness and Your 2- to 3-Year-Old. KidsHealth; 2019.
5. Tian C. Gymnastics for Kids – Benefits, Risks, and Activities. Parenting First Cry; 2018.
6. Mayo Clinic Staff. Strength training: OK for kids?. Mayo Clinic; 2022.
7. Elizabeth Narins & Kristin McGee, CPT. What Age Can My Kid Go to the Gym?. Verywell Family; 2022.
8. Health.gov. 2018 Physical Activity Guidelines Advisory Committee Scientific Report H4-3. Health.gov; 2018.
9. Kati Pasanen, Benjamin Clarsen, Pekka Kannus, Roald Bahr, Jari Parkkari, Heidi Haapasalo & Tommi Vasankari. Overuse injuries are prevalent in children’s competitive football: a prospective study using the OSTRC Overuse Injury Questionnaire. British Journal of Sports Medicine; 2019.
10. Adaya Weissler Snir, Kim A. Connelly, Jack M. Goodman, David Dorian, & Paul Dorian. Exercise in hypertrophic cardiomyopathy: restrict or rethink. The American Journal of Physiology-Heart and Circulatory Physiology; 2021.