Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Bunion adalah tonjolan tulang yang terbentuk di sendi jempol. Kondisi ini berkembang seiring berjalannya waktu, dan akhirnya semakin membesar dan menonjol. Bunion dapat menimbulkan nyeri, bengkak, dan
Daftar isi
Bunion merupakan suatu benjolan tulang pada sisi jempol kaki sehingga hal ini dapat diartikan sebagai kondisi kelainan [1,2,3,4,5,6].
Timbulnya benjolan tersebut menandakan adanya kerangka tulang bagian kaki depan yang berubah di mana jempol kaki bukan menunjuk lurus namun nampak condong ke arah jari kaki kedua.
Kelainan ini bersifat progresif, yang artinya benjolan tidak serta-merta terjadi begitu saja melainkan dapat timbul setelah bertahun-tahun karena adanya tekanan yang membuat sudut tulang berubah.
Tinjauan Bunion adalah tulang yang menonjol pada ibu jari kaki di mana kelainan ini membuat ibu jari kaki yang terpengaruh condong ke jari lainnya.
Menurut seorang ahli penyakit kaki, Georganne Botek, DPM, bunion dapat menjadi suatu kondisi yang turun-temurun di keluarga [4].
Namun, jenis sepatu yang dikenakan sehari-hari dalam jangka panjang sekaligus cara berjalan seseorang dapat pula memengaruhi timbulnya tonjolan bunion.
Berikut ini adalah sejumlah faktor risiko bunion yang perlu diwaspadai [1,2,3,4] :
Pemakaian sepatu hak tinggi yang terlalu ketat atau yang ujung depannya meruncing dapat memperburuk kondisi gejala bunion yang sudah ada, namun tidak serta-merta menjadi penyebab utama kelainan tonjolan bunion [1].
Banyak orang yang menggunakan sepatu terlalu ketat pun tidak mengalami bunion.
Namun, beberapa orang dengan sepatu yang longgar dan nyaman tetap bisa mengalami bunion.
Oleh sebab itu, tidak bisa menganggap bahwa faktor sepatu ketat menjadi penyebab bunion.
Tinjauan Faktor genetik dan lemahnya jaringan ikat pada ibu jari kaki menjadi penyebab bunion, namun pemakaian sepatu yang tidak nyaman (sepatu hak tinggi dan terlalu ketat) mampu memperburuk kondisi bunion.
Gejala utama dari kondisi bunion adalah adanya tonjolan pada sisi jempol kaki diiringi semakin condongnya jempol kaki ke arah jari kaki lainnya.
Namun selain tonjolan tulang dan condongnya jempol kaki, ada beberapa gejala lain yang patut dikenali dengan baik, yaitu [1,2,3,4] :
Walau pada beberapa penderita bunion gejala begitu nampak, ada beberapa kasus bunion di mana penderitanya tidak mengalami gejala.
Sementara itu pada penderita dengan gejala, kondisi keluhan dapat menjadi lebih buruk ketika penderita sering menggunakan kaki untuk beraktivitas apalagi dalam jangka waktu panjang.
Tinjauan Tonjolan keras pada sisi ibu jari kaki adalah gejala utama bunion, namun beberapa gejala lain seperti rasa nyeri di area tersebut, peradangan, sulit berjalan, hingga mata kaki dapat menyertai.
Ketika gejala mulai nampak, maka penting untuk segera mengambil langkah pemeriksaan dengan mengunjungi dokter.
Dalam menentukan atau mengonfirmasi kondisi bunion, dokter akan melakukan beberapa langkah di bawah ini [1,3,4] :
Tingkat keparahan bunion adalah berdasarkan pada sudut antara jempol kaki dan tulang kaki (tulang metatarsal pertama), namun pada umumnya bunion tidaklah terjadi pada kondisi yang serius.
Umumnya, gejala bunion bahkan tak dapat dibedakan dari kondisi normal tulang jempol kaki.
Maka dari itu, penderita bunion ringan kerap tak menyadari bahwa dirinya mengalami bunion karena jempol kaki normal dan saat mengalami bunion hampir sama saja.
Hanya saja, bunion adalah kondisi yang bersifat progresif sehingga walau tampak ringan gejala ini tak lantas pergi dan hilang dengan sendirinya.
Karena dapat memburuk, maka perlu untuk memeriksakan diri ke dokter agar dokter memberikan penanganan dini sesuai kondisi pasien.
Tinjauan Pemeriksaan fisik, riwayat medis dan sinar-X atau rontgen menjadi metode diagnosa yang umumnya dilakukan dokter untuk mengonfirmasi kondisi gejala bunion pada pasien.
Penanganan bunion terdiri dari dua metode, yaitu dengan langkah operasi dan tanpa operasi.
Metode penanganan bunion yang ditentukan oleh dokter akan didasarkan pada kondisi gejala pasien, usia pasien, serta adanya riwayat medis lain yang dimiliki pasien (penyakit pembuluh darah, diabetes, atau artritis reumatoid).
Bagi para penderita bunion ringan, pilihan penanganan tanpa operasi dapat dipilih untuk mengurangi gejala-gejala yang dialami.
Namun, hanya ada sejumlah langkah penanganan konservatif yang dapat dipertimbangkan, yakni seperti berikut.
Penanganan paling sederhana dapat dimulai dari mencoba menggunakan es batu dalam meredakan pembengkakan yang terjadi di bagian jempol kaki yang mengalami bunion [3,4,5,6].
Hindari mengaplikasikan atau menempelkan langsung es tersebut ke kulit jempol kaki.
Pastikan es batu sudah dibungkus dengan kain atau handuk bersih, lalu kompreskan ke jempol kaki selama 20 menit.
Namun jangan hanya sekali, gunakan cara ini beberapa kali sehari di mana masing-masing lamanya pengompresan adalah 15-20 menit.
Bagi pasien bunion yang selama ini memiliki kebiasaan mengenakan sepatu ketat, apalagi dengan hak tinggi, maka hindari alas kaki jenis seperti ini [1,2,3,4,5,6].
Untuk menangani bunion, pilih alas kaki yang nyaman seperti flat shoes atau sepatu hak datar.
Tak hanya itu, kenakan sepatu dengan ruang yang cukup luas bagi jari-jari kaki agar tidak berdempetan dan memperburuk kondisi bunion.
Padding adalah bantalan yang bisa dipasang di bagian ibu jari kaki yang mengalami bunion saat hendak mengenakan sepatu [1,3,4,5,6].
Bila rasa nyeri yang dirasakan begitu hebat, maka bantalan ini bisa digunakan untuk mengurangi rasa sakitnya.
Splint merupakan alat medis yang penggunaannya bertujuan untuk menyokong jaringan lemah pada tubuh sehingga splinting pada bunion adalah proses menyangga jempol kaki yang mengalami kelainan untuk tetap berada di posisi normalnya [1,2,4].
Splinting adalah metode non-operasi yang dapat diandalkan dalam meredakan gejala sekaligus diyakini mampu menghambat perkembangan bunion agar tidak menjadi lebih parah.
Splint adalah alat yang bisa digunakan setiap malam untuk memperbaiki posisi dan kondisi tulang jempol kaki.
Obat anti-inflamasi nonsteroid adalah pereda nyeri yang umumnya dapat digunakan pasien bunion, baik itu dalam bentuk obat oles/topikal maupun obat minum yang berbentuk tablet [1,3,4,6].
Namun khusus untuk tablet, biasanya penggunaannya hanya untuk jangka pendek untuk menghindari beberapa efek samping.
Penanganan bunion lainnya yang dapat ditempuh oleh pasien adalah latihan fisik khusus yang disebut dengan proses fisioterapi [1].
Fisioterapi yang ditempuh pasien perlu didampingi oleh terapis profesional di mana tujuan terapi ini adalah untuk meregangkan sekaligus menguatkan otot-otot kaki yang terpengaruh karena timbulnya bunion.
Penanganan yang paling pertama diberikan kepada pasien bunion adalah penanganan tanpa operasi.
Namun bila penanganan dengan metode konservatif tak dapat memberikan efek yang diharapkan atau kondisi bunion sudah terlampau parah sehingga perawatan biasa tak membantu, operasi menjadi jalan satu-satunya [1,3].
Pasien perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui apakah operasi adalah penanganan paling baik.
Jenis operasi yang perlu ditempuh pun disesuaikan dengan tingkat keparahan kondisi gejala, usia pasien, serta kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh.
Umumnya, dokter akan merekomendasikan bunionektomi atau osteotomi di mana tujuan metode pembedahan ini adalah sebagai berikut [6] :
Tinjauan Terdapat dua metode penanganan bunion, yaitu metode tanpa operasi (pengompresan dengan es batu/icing, obat pereda nyeri, mengganti jenis/model sepatu, padding, splinting, serta fisioterapi) dan metode melalui operasi (yang biasanya ditentukan berdasarkan tingkat keparahan bunion, usia pasien dan kondisi kesehatan menyeluruh pasien).
Kondisi gejala bunion yang makin serius dapat memicu beberapa kondisi komplikasi, yaitu :
Sebagai langkah pencegahan agar tidak mengalami bunion, penggunaan alas kaki yang tepat adalah kuncinya [1].
Mengenakan sepatu yang nyaman, berhak datar (bagi wanita khususnya) dan tidak terlalu ketat pada bagian ujung depan paling dianjurkan.
Hal ini untuk mencegah ibu jari kaki mengalami tekanan yang mampu memicu bunion ataupun kondisi medis lain.
Berjalan tanpa alas kaki pun menjadi salah satu cara mencegah bunion.
Aktivitas ini membantu agar otot-otot kaki menjadi lebih kuat, termasuk juga bermanfaat bagi jari-jari kaki untuk terjaga pada posisi normalnya.
Tinjauan Penggunaan sepatu yang nyaman, longgar, dan berhak datar adalah yang paling dianjurkan sebagai bentuk pencegahan bunion. Untuk mencegah bunion ringan menjadi lebih parah, segera ambil tindakan penanganan konservatif (tanpa operasi).
1) IQWiG (Institute for Quality and Efficiency in Health Care). 2018. National Center for Biotechnology Information. Bunions: Overview.
2) Jill Ferrari. 2009. PubMed Central - US National Library of Medicine National Institutes of Health. Bunions.
3) Anonim. American College of Foot and Ankle Surgeons. Bunions.
4) Steven L. Haddad, MD & Stuart J. Fischer, MD. OrthoInfo from American Academy of Orthopaedic Surgeons. Bunions.
5) Anonim. 2019. Cleveland Clinic. 7 Ways to Ease Bunion Pain Without Surgery.
6) Dr. James P. Ioli. 2011. Harvard Health Publishing - Harvard Medical School. What to do about bunions.