Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Berbagi mengajarkan kooperasi, kolaborasi, dan kerjasama dalam tim. Berbagi dengan teman dan keluarga dapat meningkatkan hubungan erat dan ikatan antarsesama. Kemampuan untuk berbagi merupakan suatu tahapan
Interaksi sesama manusia tentu tidak akan terhindarkan dalam lingkunan sosial. Manusia dengan sifat sebagai makhluk sosial pada saatnya akan membutuhkan manusia lain dalam hidupnya. Baik itu masih anak – anak maupun orang dewasa.
Salah satu hal yang tidak akan terhindarkan ketika bersosialisasi dengan orang lain adalah berbagi. Salah satu permasalahan yang sering dialami oleh orang tua adalah mengajarkan anak untuk berbagi. Baik itu berbagi mainan dengan temannya atau makanan yang dimiliki.
Belajar berbagi adaah salah satu tahap yang akan dilewati oleh setiap anak. Anak akan belajar apa itu miliknya dan berbagi barang miliknya. Biasanya anak akan belajar untuk berbagi seiring dengan pengalaman bersosialisasi serta perkembangan emosi dan kognitifnya. [1]
Mengajarkan anak berbagi dapat dimulai sejak kecil yang mana hal ini akan tumbuh dan menjadi kebiasaan bagi anak tersebut ketika ia beranjak dewasa.
Daftar isi
Ajarkan anak untuk berbagi mulai dari umur anak masih dini. Jelaskan apa pentingnya berbagi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak. [2]
Sangat penting untuk membuat anak mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan berbagi. Pastikan anak memahami bahwa berbagi bukan berarti barang itu akan disimpan selamanya oleh orang lain. [3]
Orang tua juga dapat mengajarkan bahwa berbagi akan membantu mereka untuk berteman dengan orang lain dan berbagi merupakan suatu bentuk kasih sayang dan kepedulian terhadap temannya. [2]
Cara mengajarkan berbagi untuk anak salah satunya adalah dengan menjadi contoh atau role model dalam berbagi. Contoh berbagi dapat dilakukan dengan mempraktekkannya dalam kegiatan sehari – hari dengan anak. [3]
Praktekkan kegiatan berbagi dengan cara yang menyenangkan dan tidak membebani anak. Seperti mengajak anak berbagi tempat duduk, menawarkan makanan yang sedang dimakan pada anak dan membiarkan anak untuk menggunakan barang – barang yang dimiliki oleh orang tua. [1,3]
Membuat kegiatan berbagi menjadi sesuatu yang menyenangkan seperti dengan bermain game bersama dalam bentuk kelompok. Permainan seperti puzzle yang dalam permainannya membutuhkan waktu untuk bergantian dalam bermain. [4]
Bicarakan pada anak bagaimana keseruan dalam berbagi dengan teman – temanya. [3]
Setiap kali anak berhasil berbagi dengan orang lain maka berikan pujian dan berikan dorongan pada anak. Dapat pula dengan mengucapkan terima kasih karena anak mau berbagi dengan orang lain. [2]
Dibanding menggunakan pujian yang simpel seperti ‘anak yang baik’, gunakan pujian yang bersifat deskriptif yang dapat menjelaskan keadaan pada anak tersebut, bagaimana temannya menanggapinya saat ia berbagi sesuatu dengan temannya. [1]
Hindari memaksa anak untuk berbagi, tetapi gunakan kalimat yang memberikan anak kelonggaran untuk memilih dengan memberikan berbagai solusi. Terkadang anak tidak sadar bahwa ada berbagai solusi yang dapat dilakukan selain asal mengambil mainan atau menolak untuk bekerja sama. [5]
Jika anak menolak untuk berbagi tanamkan pada anak bahwa berbagi bukan berarti barang tersebut akan selamanya menjadi orang lain tetapi ada waktu dimana barang tersebut akan kembali padanya. [4]
Timer dapat digunakan untuk menandai seberapa lama waktu bergiliran menggunakan sesuatu. Dengan menggunakan timer, ini juga akan menghindari orang tua atau orang dewasa memberikan peringatan tetapi timerlah yang akan mengingatkan anak tersebut. [6]
Menghukum anak karena tidak mau berbagi dapat membuat anak merasa malu apalagi jika dilakukan pada tempat umum. Tanamkan pada diri sendiri bahwa anak boleh memiliki beberapa barang spesial yang tidak untuk berbagi. Selalu ingat bahwa anak akan belajar untuk saling berbagi ketika bertumbuh dewasa. [4]
Biasanya anak yang masih kecil akan cenderung merasa terancam ketika temannya berusaha untuk mengambil mainannya dan tak jarang akan merespon dengan cara yang agresif seperti memukul atau melempar barang. [6]
Pastikan untuk memberikan dorongan dan memastikan keamanan anak dengan tetap bersikap tenang ketika memberikan nasehat. [6]
Pada beberapa kesempatan berikan waktu bermain yang lebih lama pada anak sebelum begantian memainkan sesuatu. Hal ini juga akan membantu anak untuk belajar mengantri dan bergiliran. [6]
Terkadang anak yang tidak mau berbagi dan menolak akan mengeluarkan tantrum. Orang tua diharapkan untuk mengatasi tantrum anak dengan tenang. Bawa anak menjauh dari keramain, duduk dan ajak anak mengobrol untuk mencari tahu apakah mungkin ada masalah lain yang menyebabkan anak enggan untuk berbagi. [2]
Orang tua juga dapat menjelaskan pentingnya berbagi kepada anak. [2]
Anak – anak boleh memiliki beberapa barang yang sekiranya dianggap spesial yang dia tidak ingin bagi dengan orang lain. Pada kondisi ini, pastikan barang spesial tersebut tidak diletakkan di tempat yang mudah diambil orang lain untuk menghindari orang lain berusaha mengambil barang kesayangan anak dan membuat anak mengeluarkan tantrum. [3]
Terdapat berbagai manfaat yang dapat diambil ketika anak belajar berbagi dan akan berguna dalam kehidupan sosialnya.
Beberapa manfaat mengajarkan anak berbagi seperti : [7,8]
1. Stacy Irvine. 5 Tips for Teaching Your Toddler How to Share. Todaysparent; 2017.
2. Anonim. How to Teach Your Children to Share. Familiesforlie; 2021.
3. Amanda Rock. How to Teach Kids to Share. Verywellfamily; 2020.
4. Anonim. How to Teach Your Child to Share. Babycentre; 2021.
5. Nicole Schwarz. How to Teach Kids to Share. Therealisticmama; 2021.
6. Sarah S. MacLaughlin. Helping Young Children with Sharing. Zerotothree; 2020.
7. Anonim. Sharing and Learning to Share. Raisingchildren; 2021.
8. Malathi. What are The Benefit of Sharing and Why Should You Not Force Your Kids to Share? Knowingyourchild; 2020.