Daftar isi
Daun Jelatang merupakan salah satu bagian dari tumbuhan jelatang yang merupakan tumbuhan yang termasuk ke dalam keluarga Urticaceae dan memiliki nama latin Laportea macrostachya. Tumbuhan jelatang juga memiliki nama lain, yaitu latang.
Daun jelatang seringkali digunakan sebagai pengobatan herbal sejak zaman dahulu untuk mengobati beberapa macam penyakit pada tubuh. Tumbuhan jelatang merupakan tumbuhan yang dapat tumbuh di daerah yang beriklim dingin.
Tumbuhan jelatang sendiri merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah Eropa dan Asia yang kemudian menyebar ke beberapa daerah. Selain itu, tanaman ini merupakan tanaman liar yang sering diabaikan oleh orang [2,3].
Daun jelatang memiliki beberapa karakteristik yang dapat membuatnya lebih mudah dikenali dan dibedakan dengan daun yang lainnya. Salah satu karakteristik dari daun jelatang adalah pada permukaan daunnya terdapat bulu-bulu halus yang berguna sebagai pertahanan.
Selain itu, daun jelatang juga memiliki bentuk seperti hati dengan lebar yang mencapai 30 cm dan panjang mencapai 40 cm. Daun jelatang juga memiliki warna hijau pada bagian pinggirnya dan pada bagian tengahnya memiliki warna ungu.
Pada bagian tepi daun jelatang memiliki tepian yang berbentuk gerigi. Kemudian daun jelatang dapat menimbulkan rasa gatal apabila bersentuhan pada kulit [2,3].
Berikut ini kandungan gizi pada daun jelatang:
Nama | Jumlah | Unit |
Cymenene | 1.27 | % |
Linalool | 3.26 | % |
Fenchol | 10.59 | % |
Lavandulol | 0.41 | % |
Myerthenol | 0.88 | % |
Benzoquinone | 0.59 | % |
Alkaloid | – | – |
Fenolik | – | – |
Flavonoid | – | – |
Menurut data pada tabel diatas dapat diketahui bahwa daun jelatang memiliki berbagai macam kandungan gizi di dalamnya. Salah satu kandungan gizi tersebut adalah alkaloid yang daapat berguna sebagai antijamur pada tubuh [1].
Kandungan senyawa yang terdapat di dalam daun jelatang menjadikan daun ini sebagai salah satu bahan untuk membuat herbal yang dapat menyembuhkan beberapa penyakit pada tubuh. Salah satu kandungan senyawa yang terdapat pada daun jelatang adalah Histamin.
Kandungan senyawa histamin ini terdapat pada bagian bulu daun jelatang yang dapat menimbulkan efek samping dan juga manfaat pada tubuh. Histamin dapat berfungsi sebagai penghilang rasa sakit dan dapat menimbulkan efek gatal apabila terkena kulit.
Selain itu, pada daun jelatang juga memiliki kandungan senyawa flavonoid yang dapat berfungsi sebagai senyawa antioksidan yang dsapat melindungi tubuh dari efek radikal bebas [1,2].
Bagian daun dari tumbuhan jelatang cukup banyak memiliki kandungan senyawa yang bermanfaat untuk kesehatan
Kandungan senyawa dan gizi yang terdapat di dalam daun jelatang membuat tanaman ini bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Berikut ini beberapa manfaat daun jelatang untuk kesehatan:
Daun jelatang dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif atau herbal untuk menyembuhkan penyakit kulit yang bernama eksim. Eksim sendiri merupakan salah satu penyakit kulit dengan kondisi munculnya ruam kering seperti sisik ikan pada kulit.
Penyakit ini akan menimbulkan gejala gatal pada kulit dan juga rasa panas. Namun, dengan menggunakan dau jelatan penyakit ini dapat disembuhkan dikarenakan di dalam daun jelatang terdapat dua kandungan senyawa penting, yaitu asam format dan histamin yang dapat bekerja sebagai anti inflamasi.
Asam format dan histamin akan mencegah terjadinya peradangan lebih lanjut pada kulit yang terinfeksi oleh eksim sekaligus dapat menyembuhkannya [4,5,7].
Eksim merupakan penyakit kulit yang cukup cepat dalam hal penyebaran apabila tidak diobati secar serius.
Arthritis merupakan penyakit yang ditimbulkan akibat dari peradangan sendi. Akibat dari peradangan ini sendi mengalami kekakuan dan rasa nyeri yang cukup hebat ketika bergerak.
Namun, dengan mengonsumsi daun jelatang dapat meringankan arthritis sekaligus dapat menyembuhkannya seperti yang tertuang pada penelitian yang dirilis oleh Jurnal of Rheumatology yang menyatakan bahwa mengonsumsi ekstrak daun jelatang dapat meringankan penyakit arthritis.
Hal ini dikarenakan di dalam daun jelatang terdapat kandungan senyawa yan bersifat sebagai antiinflamasi, seperti histamin, asam format, fosfor dan beberapa senyawa lainnya yang dapat meredakan peradangan pada sendi [4,5,7].
Kandungan senyawa yang bersifat antiinflamasi di dalam daun jelatang cukup banyak sehingga daun jelatang memiliki kemampuan dalam menyembuhkan peradangan
Daun jelatang juga dapat digunakan untuk mengatasi anemia sebagai obat alternatif. Hal ini dikarenakan di dalam daun jelatag terdapat kandunga zat besi dan juga mangan yang mampu meningkatkan produksi sel darah merah di dalam tubuh.
Zat besi merupakan komponen penting dalam membentuk sel darah merah dikarenakan zat besi merupakan senyawa yang akan berikatan dengan hemoglobin dan myoglobin yang akan membawa oksigen dari paru-paru menuju ke seluruh jaringan tubuh.
Selain itu, senyawa mangan yang terdapat pda daun jelatang dapat merangsang tubuh untuk menyerap lebih banyak kandungan zat besi di dalam makanan [8].
Salah satu manfat lain dari daun jelatang adalah dapat mengatasi beberapa masalah yang terdapat pada prostat, seperti susah buang air kecil atau buang air kecil tidak tuntas yang kebanyakan disebabkan karena masalah pembengkakan pada prostat.
Manfaat ini di dapatkan oleh daun jelatang karena memiliki beberapa senyawa yang dapat mengatur keseimbangan hormon testosteron di dalam tubuh. Senyawa dari daun jelatang dapat menstabilkan kadar testosteron tersebut agar tidak terlalu banyak yang dapat menimbulkan gangguan atau pembengkakan pada prostat [2,3].
Daun jelatang diketahui memiliki manfaat dalam menghentikan pendarahan pada luka. Hal ini dikarenakan pada daun jelatang terkandung senyawa alkaloid yang dapat bertindak sebagai antibakteri sekaligus menghentikan pendarahan.
Senyawa alkaloid diketahui dapat menimbulkan kontraksi pada sel kulit yang terbuka terutama pada bagian pori-pori kulit. Akibat dari berkontraksinya pori-pori kulit ini membuat lubang yang terluka mulai menutup dan dapat menghentikan pendarahan pada luka [3,4,6].
Kandungan senyawa dan gizi yang terdapat di dalam daun jelatang diketahui dapat memberikan berbagai macam manfaat kesehatan yang baik bagi tubuh.
Selain dapat memberikan manfaat untuk kesehatan tubuh, daun jelatang juga dapat menimbulkan efek samping yang buruk dikarenakan memiliki beberapa senyawa yang berbahaya bagi tubuh. Berikut ini beberapa efek samping daun jelatang pada tubuh:
Daun jelatang dapat menimbulkan rasa gatal dan panas pada kulit apabila disentuh secara langsung. Hal ini dikarenakan terdapat senyawa di dalam daun jelatang tepatnya pada bagian bulu-bulu halus permukaan daun jelatang.
Pada bulu-bulu halus terdapat senyawa histamin dan juga asam format yang mana apabila senyawa ini disentuh secara langsung dengan tangan dapat menimbulkan gatal-gatal dan juga rasa panas pada kulit. Maka dari itu, berhati-hati dalam menyentuh daun jelatang terutama dengan tangan kosong [5,7].
Salah satu efek samping lain yang cukup berbahaya bagi tubuh dari daun jelatang adalah dapat menimbulkan keracunan. Hal ini dikarenakan daun jelatang yang mengandung senyawa berbahaya tidak diolah dengan benar sehingga senyawa berbahaya tersebut tidak hilang ketika dikonsumsi.
Seperti yang diketahui bahwa daun jelatang memiliki kandunga beracun di dalamnya yang dapat menimbulkan efek samping berupa keracunan apabila tidak diolah dengan benar. Namun, duan jelatang yang diolah dengan benar dapat menghilangkan risiko tersebut [5,7].
Mengonsumsi daun jelatang secara sembarangan dan tidak diolah dengan cara yang benar dapat menimbulkan efek samping yang buruk bagi kesehatan tubuh
Terdapat beberapa tips dalam menggunakan daun jelatang sebagai obat herbal aagar tidak menimbulkan efek samping pada tubuh. Berikut ini beberapa tips dalam menggunakan daun jelatang:
Rebusan air daun jelatang dapat digunakan sebagai pembasuh luka untuk menghentikan pendarahan sekaligus dapat digunakan sebagai antibakteri untuk mencegah infeksi yang berlebihan.
Cara membuat rebusan daun jelatang juga cukup mudah dan tidak begitu sulit, siapkan beberapa lembar dari daun jelatang yang akan digunakan. Rendam daun jelatang selama beberapa menit untuk menetralisir kandungan racun yang ada pada daun.
Setelah itu, siapkan panci yang berisikan air dan masukkan daun jelatang ke dalamnya. Rebusa daun jelatang hingga air berubah warna dan mendidih. Matikan api dan tunggu air rebusan sedikit hangat lalu basuhkan pada lukan\ untuk menghentikan pendarahan ataupun mempercepat penyembuhan [2,3].
Pada beberapa negara daun jelatang digunakan sebagai campuran minum teh. Hal ini memiliki fungsi dalam melancarkan buang air kecil terutama bagi orang-orang yang memiliki masalah pada prostat.
Cara membuatnya juga cukup mudah, siapkan beberapa lembar dari daun jelatang yang akan digunakan. Rendam daun jelatang tersebut ke dalam air selama beberapa jam untuk menetralisirkan racun di dalam daun jelatang.
Setelah itu, bilas sampai bersih serta siapkan wadah untuk menjemur daun jelatang. Letakkan daun jelatang yang telah bersih pada wadah tersebut dan jemur dibawah sinar matahari sampai kering.
Setelah kering, remukkan dan campurkan pada teh lalu seduh dengan air panas untuk dikonsumsi [2,3].
Daun jelatang juga dpat digunakan sebagai sayuran seperti biasa setelah di rendam beberapa saat kemudian direbus sampai benar-benar matang untuk menetralisir kandungan senyawa racun di dalamnya. Setelah itu, daun jelatang dapat diolah menjadi berbagai macam makanan yang cukup nikmat dan sehat [2,3].
Dalam menggunakan daun jelatang tidak boleh secara sembarangan dikarenakan di dalam daun jelatang terdapat senyawa beracun yang dapat menimbulkan efek samping yang buruk
Daun jelatang setelah dipetik lebih cepat mengalami pembusukan dan layu apabila tidak disimpan dengan benar. Selain itu, daun jelatang yang tidak disimpan dengan benar juga dapat mengalami pengurangan kandungan gizi dan manfaat yang ada di dalamnya.
Berikut ini beberapa tips dalam menyimpan daun jelatang dengan benar:
Dengan tehnik pembekuan seperti diatas, daun jelatang dapat disimpan cukup lama dan dapat bertahan dengan konidisi yang masih segar.
Apakah daun jelatang aman dikonsumsi oleh anak-anak?
Daun jelatang pada umumnya aman apabila sudah diolah dengan benar untuk menghilangkan kandungan racun yang terdapat di dalamnya. Namun, jauhkan anak-anak dari daun jelatang yang masih belum diolah karena jika bersentuhan dengan kulit dapat menyebabkan gatal-gatal dan juga rasa panas pada kulit [3].
Apakah daun jelatang aman dikonsumsi oleh ibu menyusui dan hamil?
Belum ada penelitian mengenai hal ini. Namun apabila ingin mengonsumsi daun jelatang bagi ibu hamil dan menyusui akan lebih baik berkonsultasi terlebih dahulu mengenai hal ini pada dokter atau ahli medis.
Bagaimana menyembuhkan kulit yang terkena racun dari daun jelatang?
Kulit yang terlanjur bersentuhan dengan daun jelatang sebaiknya cepat-cepat dibersihkan, namun apabila sudah cukup terinfeksi dapat menggunakan obat topikal seperti losion kalamin [1,3].
1. Ganiyat Oloyede. Toxicity, antimicrobial and antioxidant activities of methyl salicylate dominated essential oils of Laportea aestuans (Gaud). , S840–S845. Arabian Journal of Chemistry; 2016.
2. Eva Susanty Simaremare, Rani Dewi Pratiwi, Rusnaeni Rusnaeni, Elsye Gunawan. Pemanfaatan Tanaman Daun Gatal (Laportea) Sebagai Obat Anti Capek. Vol. 3 No. 1. Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Rakyat; 2019.
3. Eva. S. Simaremare, Agustina Ruban, Dirk Y.P. Rutuboi. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Gatal (Laportea aestuans (L.) Chew). Vol 9, No 1, Hal 1-7. Jurnal Biologi Papua; 2017.
4. Okti Mindi Safitri, Nurhamidah Nurhamidah, Hermansyah Amir. Potensi Sitotoksik dan Antibakteri Ekstrak Daun Laportea Terhadap Staphylococcus aureus. Vol.2 No. 2. Universita Bengkulu Indonesia; 2018.
5. Mohammad Shahid, Trivendra Tripathi, Farrukh Sobia, Shagufta Moin, Mashiatullah. Histamine, Histamine Receptors, and their Role in Immunomodulation: An Updated Systematic Review. 2, 9-41. The Open Immunology Journal; 2009.
6. Hélio Matsuura, Arthur G Fett-Neto. Plant Alkaloids: Main Features, Toxicity, and Mechanisms of Action. (pp.1-15). Plan Toxins; 2015.
7. Jyrki Liesivuori and Heikki Savolainen. Methanol and Formic Acid Toxicity: Biochemical Mechanisms. 69, 157-163. Pharmacology & Toxicology; 1991.
8. Nazanin Abbaspour, Richard Hurrell, Roya Kelishadi. Review on iron and its importance for human health. 19(2):164-174. Journal of research in medical sciences; 2014.
9. Siva Krishnan. Traditional Herbal Medicines - A Review. Volume 5, Issue 4. International Journal of Research and Analytical Reviews; 2018.