Buah anggur merupakan buah yang sangat kaya akan nutrisi. Anggur sendiri mempunyai berbagai macam warna yang bisa digunakan untuk dikonsumsi. Rasanya yang nikmat tentu dapat membuat sangat bermanfaat bagi tubuh. Buah yang identik dengan warna ungu ini sendiri mempunyai banyak sekali manfaat bagi tubuh[1].
Manfaat yang paling banyak tentu saja dapat membuat pencernaan lebih sehat. Bahkan buah ini dipercaya dapat menghambat laju penyebaran kanker. Karena dalam anggur memiliki zat bernama Resveratrol untuk dapat menghambat adanya benjolan pada tubub yang bisa mengakibatkan terjadinya kanker [1].
Anggur juga bermanfaat untuk mencegah penuaan dini karena didalam buah ini terdapat queretin dan rutin sebagai zat yang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan berguna mencegah penuaan[1]. Menurut sumber komposisi pangan Indonesia anggur memiliki kandungan yang sangat banyak. Dalam 100 gram anggur sendiri diantaranya :
Dari beberapa kandungan tersebut anggur menjadi buah yang paling minim dalam kadar kalorinya. Sehingga cocok sekali sebagai santapan makan pagi ataupun makan malam. Camilan ini dipercaya dapat menurunkan berat badan secara alami tanpa harus berolahraga diet.
Bentuknya yang kecil dan bulat cocok sekali digunakan untuk camilan. Meskipun anggur ini banyak khasiatnya akan tetapi buah anggur juga mempunyai efek samping yang berbahaya bagi tubuh. Maka dari itu mengonsumsi anggur sebaiknya jangan terlalu banyak agar tidak terjadi efek samping. Berikut ini ada beberapa efek samping dari buah anggur itu sendiri :
Daftar isi
Terlalu banyak mengonsumsi anggur tentu saja akan berakibat fatal bagi tubuh. Tubuh akan kebanyakan kalori sehingga mengakibatkan berat badan akan lebih meningkat karena terlalu banyak protein yang masuk kedalam tubuh [2].
Anggur tentu saja memiliki kalori yang rendah namun jika memakan anggur berlebihan akan mengakibatkan terjadinya kebanyakan lemak yang ada pada tubuh. Buah berwarna ungu ini tidak harus dijadikan asupan utama dalam makanan[2].
Ada baiknya anggur dikonsumsi sebagai camilan saja. Supaya berat badan tidak gampang bertambah dan tubuh tidak mudah terkena obesitas[2].
Walaupun alergi pada anggur belum sepenuhnya ada penelitian yang menyebutkan. Akan tetapi, protein yang ada dalam anggur bisa membuat tubuh mengalami alergi. Alergi bagi setiap orang tentu mempunyai riwayat alergi yang berbeda-beda. Kadang ada yang mempunyai alergi berupa gatal-gatal, muka kemerahan, lalu sakit demam. Maka di anjurkan sekali untuk tidak mengonsumsi anggur secara berlebihan supaya tidak menyebabkan gangguan pada fungsi tubuh[3].
Menurut beberapa penelitian menyebutkan bahwa beberapa orang yang mengalami masalah pada ginjal kronis dan diabetes tentu akan membatasi berbagai macam jenis makanan. Termasuk adalah buah anggur yang di klaim dapat mengakibatkan terjadinya masalah pada ginjal. Hal ini dikarenakan ginjal akan lebih ekstra bekerja lebih keras daripada biasanya. Jika terkena gangguan ginjal lebih lanjut sebaiknya hubungi dokter terdekat[3].
Tidak hanya mengakibatkan masalah pada berat badan saja. Akan tetapi, mengonsumsi anggur secara berlebihan bisa mengakibatkan terjadinya masalah pada perut. Sakit perut yang dihadapi oleh seseorang yang mengonsumsi anggur secara berlebihan adalah dapat membuat peradangan pada perut. Anggur juga dapat membuat iritasi pada bagian perut yang ada pada usus besar maupun usus halus[4].
Tidak hanya menyebabkan sakit perut mengonsumsi anggur secara berlebihan dapat mengakibatkan terjadinya diare pada pencernaan. Kandungan gula yang tinggi dapat mengakibatkan pencernaan bisa bermasalah. Sehingga dapat mengakibatkan sakit perut yang bisa berdampak pada pencernaan yang bermasalah. Hal ini dikarenakan serat yang ada pada anggur tidak bisa dicerna dengan maksimal. Sehingga mengakibatkan terjadinya masalah pada proses pembuangan kotoran pada anus[5].
Para pakar kesehatan menyarankan untuk tidak mengonsumsi anggur saat keadaan perut kosong. Hal ini dikarenakan dapat mengakibatkan asam lambung akan naik lebih cepat daripada saat keadaan normal. Bahkan banyak kasus menyebutkan orang yang mengalami sakit perut dikarenakan makan anggur dalam keadaan perut kosong. Dengan begitu bisa mengakibatkan iritasi pada perut yang membuat perut merasakan rasa sebuah[2].
Anggur sendiri mempunyai zat bernama Resveratrol yang mempunyai polifenol yang cukup tinggi. Zat ini tentu saja sangat berbahaya bagi tubuh. Suplemen Resveratrol sendiri dapat mengakibatkan masalah pada janin. Meskipun dari beberapa penelitian tidak menyebutkan bahwa anggur tidak mengandung zat berbahaya [2].
Akan tetapi, sebaiknya waspada sedini mungkin dalam mengonsumsi buah anggur. Memang sebenarnya suplemen ini sangat aman bagi perkembangan janin. Namun, jika terlalu banyak tentu saja akan berakibat pada janin itu sendiri[2].
Mengonsumsi buah anggur tentu saja perlu diperhatikan takarannya. Setiap kalori yang ada pada anggur mengandung 150 gram air yang dapat menghasilkan 150 gram kalori. Serta 30 gram karbohidrat serat yang berguna bagi tubuh. Satu buah anggur setara dengan gizi dari buah apel merah, buah apel Medan dan satu potong melon[1].
Dengan takaran tersebut dianjurkan bagi orang harus mengonsumsi anggur sebanyak 1 buah setiap harinya. Baiknya mengonsumsi buah anggur dikonsumsi saat setelah makan besar supaya lambung tidak kaget dikonsumsi. Buah anggur ada baiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan supaya tidak membuat berat badan naik dan tidak membuat penyakit[1].
1. Rasmussen, Michelle, and Larry Lockshin. emerald.com."Wine choice behaviour: the effect of regional branding." (1999).
2. Mueller, Simone, Hervé Remaud, and Yann Chabin. emerald.com."How strong and generalisable is the Generation Y effect? A cross‐cultural study for wine." 2011.
3.Cordova, Alfredo C. journalacs.org."The cardiovascular protective effect of red wine." (2005)
4. Valérie Riou, Aude Vernhet, Thierry Doco, Michel Moutounet. sciencedirect.com.Aggregation of grape seed tannins in model wine—effect of wine polysaccharides. 2002
5. Mesquita, Maria A Piçarra-Pereira, Sara Monteiro, Virgílio B Loureiro, Artur R Teixeira, Ricardo B Ferreira.www.ajevonline.org.Effect of wine composition on protein stability. 2001