Tetanus merupakan salah satu infeksi yang bermanifestasi berupa spasme otot rahang dan leher terasa nyeri serta membutuhkan vaksinasi suntik tetanus [1].
Suntik tetanus diketahui dapat membantu mencegah tetanus terjadi, bahkan suntik tetanus dinilai juga dapat mencegah penularan infeksi bakteri lain seperti difteri dan pertusis (batuk rejan) [2].
Daftar isi
Suntik tetanus yang dinilai bermanfaat mencegah tetanus ternyata memiliki efek samping tertentu. Adapun berikut ini merupakan beberapa efek samping yang umumnya dapat terjadi setelah Suntik Tetanus [3]:
Seseorang mungkin dapat mengalami nyeri sendi atau kedinginan di seluruh tubuhnya setelah melakukan Suntik Tetanus.
Sendi yang terasa sakit maupun tubuh kedinginan ini dapat terjadi sebagai efek samping Suntik Tetanus setidaknya pada satu dari setiap sepuluh orang yang melakukan Suntik Tetanus.
Namun, efek samping berupa nyeri sendi atau tubuh kedinginan ini umumnya hanya ringan saja, sehingga tidak akan terlalu mengganggu kemampuan seseorang dalam menjalani aktivitas hariannya.
Efek samping Suntik Tetanus berupa nyeri sendi maupun kedinginan ini mungkin akan dapat mereda dengan bantuan obat OTC.
Seseorang yang melakukan Suntik Tetanus, tubuhnya mungkin akan merasakan kelelahan atau merasa lelah. Sebagaimana vaksin pada umumnya, setelah melakukan Suntik Tetanus tubuh akan mulai mengumpulkan energi untuk membangun kekebalan.
Efek samping berupa kelelahan tersebut merupakan respon tubuh dalam membangun sistem kekebalan tubuh.
Menurut data, satu dari empat orang yang melakukan Suntik Tetanus umumnya akan mengalami efek samping berupa kelelahan. Kelelahan ini mungkin hanya membutuhkan istirahat yang cukup agar kondisi tubuh semakin membaik nantinya.
Sebagaimana melakukan suntikan lainnya, setelah melakukan Suntik Tetanus umumnya seseorang akan merasakan sakit pada area suntikan. Adapun rasa sakit ini ringan saja dan akan mulai mereda dalam beberapa hari berikutnya.
Efek samping ini setidaknya dialami oleh delapan dari sepuluh orang yang melakukan Suntik Tetanus. Dengan kata lain, sakit di tempat suntikan adalah efek samping Suntik Tetanus yang paling umum terjadi.
Setelah melakukan Suntik Tetanus, seseorang mungkin juga dapat mersakan efek samping berupa kepala yang terasa sakit. Namun, sakit kepala ini ringan saja dan bukan hal yang serius.
Adapun obat-obatan tertentu mungkin akan dapat membantu untuk meringankan gejala sakit kepala.
Jika beberapa orang akan mengalami sakit pada area suntikan, sebagian lain mungkin juga akan mengalami kemerahan atau bengkak pada kulitnya.
Hal ini dapat terjadi pada orang-orang yang mengalami reaksi yang sedikit lebih intens akibat suntikan. Menurut data, setidaknya ada satu dari empat orang yang melakukan Suntik Tetanus mengalami efek samping kulit kemerahan atau bengkak.
Jika dirasa kulit kemerahan maupu bengkak menganggu, maka obat-obatan seperti ibuprofen (Advil) atau acetaminophen (Tylenol) mungkin akan membantu meredakannya.
Suntik Tetanus mungkin juga akan menimbulkan efek samping berupa demam yang ringan. Demam ini merupakan tanda bahwa tubuh sedang memberikan respon terhadap vaksin tetanus yang masuk.
Demam ini umumnya akan dapat mereda dengan sendirinya. Namun, jika memang dibutuhkan, obat-obatan demam yang dijual bebas mungkin akan membantu meringankan gejala.
Meskipun lebih jarang daripada efek samping umum lainnya, beberapa orang mungkin mengalami demam ringan sebagai respons terhadap vaksin tetanus. Demam akan mereda tanpa intervensi, tetapi, sekali lagi, obat bebas dapat membantu meringankan gejala.
Suntik Tetanus diketahui juga dapat menimbulkan efek samping yang cukup mengganggu aktivitas harian seseorang. Namun karena tidak membutuhkan penanganan medis maka efek samping berikut ini dikategorikan sebagai efek samping sedang [3]:
Seseorang yang melakukan Suntik Tetanus mungkin tubuhnya juga akan memberikan reaksi berupa demam selama beberapa hari. Walaupun demam selama beberapa hari ini memang jarang terjadi.
Jika seseorang mengalami efek samping demam selama beberapa hari maka tubuhnya mungkin juga akan merasa tidak sehat, sehingga aktivitas hariannya tentu akan terganggu juga.
Namun, setelah beberapa hari berlalu, demam akan mereda bahkan tanpa penanganan medis sekalipun. Menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan minum banyak cairan akan sangat membantu pemulihan.
Selain itu, tubuh juga membutuhkan istirahat yang cukup agar pemulihannya menjadi lebih cepat. Perlu juga diketahui bahwa, pada beberapa kondisi berikut ini sebaiknya seseorang memeriksakan diri kedokter [3]:
Gejala gastrointestinal seperti mual, muntah atau diare mungkin juga dapat menjadi salah satu efek samping setelah melakukan Suntik Tetanus, khususnya vaksin Tdap.
Mual, muntah maupun diare yang dialami akan dapat menganggu aktivitas harian seseorang. Oleh karena itu, tindakan berikut ini mungkin akan membantu meringankan gejalanya [3]:
Seiring dengan berlalunya waktu, gejala berupa mual, muntah maupun diare akan berangsur-angsur mereda, bahkan tanpa tindakan medis khusus.
Kulit seseorang setelah melakukan Suntik Tetanus mungkin akan mengalami ruam. Hal ini diketahui sebagai bentuk respon tubuh, di mana kelenjar membengkak setelah suntikan. Namun, efek samping berupa ruam atau pembengkakan kelenjar ini cenderung akan hilang dengan sendirinya.
Pembengkakan pada lengan yang menjadi target suntikan mungkin akan terjadi lebih luas pada beberapa orang. Bahkan, satu dari 500 orang diketahui mengalami pembengkakan di seluruh lengannya setelah melakukan Suntik Tetanus.
Meskipun pembengkakan terjadi di seluruh area lengan, namun hal ini tidak membutuhkan penanganan medis yang serius.
Suntik Tetanus mungkin juga dapat menimbulkan efek samping yang dikategorikan parah, karena mengganggu aktivitas harian dan membutuhkan penanganan medis [3].
Adapun beberapa efek samping Suntik Tetanus yang parah mungkin akan meliputi [3]:
Efek samping berupa pembengkakan, nyeri, kemerahan atau pendarahan pada kulit yang parah mungkin dapat terjadi setelah seseorang melakukan Suntik Tetanus.
Dalam kasus yang jarang terjadi, kulit pada area suntikan dapat mengalami pecah dan berdarah sebagai bentuk respon dari Suntik Tetanus. Berbeda dengan efek samping sebelumnya, jika hal ini terjadi maka penanganan medis sangat dibutuhkan.
Reaksi alergi yang berat mungkin dapat ditunjukkan oleh orang yang telah melakukan Suntik Tetanus. Namun, kasus seperti ini dinilai sangat jarang terjadi. Adapun gejala yang mungkin terjadi antara lain [3]:
Gejala-gejala tersebut umumnya dapat mulai terjadi dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah seseorang melakukan Suntik Tetanus.
Jika gejala-gejala reaksi alergi parah ini terjadi maka seseorang sangat membutuhkan perawatan medis sesegera mungkin.
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, dari semua efek samping Suntik Tetanus yang disebutkan tidak ada satupun yang menyebutkan autisme. Artinya, Suntik Tetanus tidak menyebabkan autisme [3].
Banyak orang berpikir Suntik Tetanus menyebabkan autisme mungkin karena adanya informasi yang salah yang beredar di kalangan masyarakat luas [3].
Hingga kini, pihak peneliti medis belum menemukan bukti bahwa vaksin-vaksin seperti Suntik Tetanus berhubungan dengan gangguan masalah kelainan yang serius. Dan pantauan terhadap vaksin tersebut pun juga tetap dilakukan hingga sekarang [3].
Pemantauan ini tentu saja akan sangat berguna bagi pemegang otoritas medis untuk melakukan langkah-langkah penanganan jika memang dibutuhkan [3].
Suntik Tetanus ini diketahui memiliki empat jenis antara lain [4]:
DTaP merupakan salah satu jenis Suntik Tetanus yang diberikan kepada bayi dan anak kecil. Selain untuk vaksin tetanus, DTap ini juga dapat melindungi bayi dan anak kecil dari difteri dan pertusis atau batuk rejan.
Bagi bayi dan anak kecil yang tidak bisa atau tidak diperbolehkan menerima vaksin batuk rejan, maka DT adalah jenis Suntik Tetanus yang mungkin disarankan. DT ini dapat melindungi bayi dan anak kecil dari difteri dan tetanus.
Jenis Suntik Tetanus untuk anak-anak yang lebih besar hingga orang dewasa, salah satunya yaitu Tdap. Fungsi dari jenis Suntik Tetanus Tdap ini adalah untuk melindungi dari difteri, tetanus dan pertusis atau batuk rejan.
Td merupakan jenis Suntik Tetanus yang tergolong sebagai booster untuk melindungi anak-anak dengan usia yang lebih tua hingga orang dewasa dari difteri dan tetanus.
Perlu juga diketahui bahwa, Suntik Tetanus dapat dilakukan di area otot deltoid. Untuk anak-anak, Suntik Tetanus umumnya dilakukan di area lengan atau paha [4].
Untuk anak-anak, pemberian Suntik Tetanus jenis DTaP atau DT akan dilakukan secara bertahap sebagai berikut [4]:
Sedangkan untuk Suntik Tetanus jenis TdaP, umumnya akan diberikan pada anak usia 11 hingag 12 tahun. Selain itu, vaksin booster Td mungkin juga akan diberikan setiap 10 tahun [4].
Suntik Tetanus jenis Tdap dengan dosis tambahan mungkin akan direkomendasikan untuk ibu hamil pada trimester ketiga setiap kehamilan. Hal ini dilakukan agar bayi terlindungi sampai bayi cukup umur untuk menerima Suntik Tetanus sendiri [4].
Seseorang yang memiliki faktor berikut ini tidak boleh mendapatkan Suntik Tetanus jenis Tdap [4]:
1. Crystal Bae & Daniele Bourget. Tetanus. National Center for Biotechnology Information, Natiional Institutes of Health; 2021.
2. Jill Seladi-Schulman, Ph.D. & Lindsay Slowiczek, PharmD. Side Effects of the Tetanus Shot. Healthline; 2019.
3. Jon Johnson & Zara Risoldi Cochrane, Pharm.D., M.S., FASCP. What are the side effects of the tetanus shot?. Medical News Today; 2018.
4. Steve Goodman & Neha Pathak, MD. Adult Immunizations: What You Need. WebMD; 2021.