Makanan, Minuman dan Herbal

6 Efek Samping Terlalu Banyak Makan Tape Singkong

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tape singkong merupakan makanan yang terbuat dari fermentasian singkong. Makanan ini menjadi makanan tradisional di Indonesia dan populer di wilayah pulau Jawa. Di Jawa Barat, orang menyebut tape singkong ini sebagai peuyeum. Tape singkong bisa dikonsumsi secara langsung atau bisa juga diolah menjadi makanan lain seperti es doger, es campur atau gorengan tape singkong.[1]

Tape singkong didominasi oleh kandungan khamir jenis P. jadini dan S. cereviceae, juga bakteri yang mendominasi ialah B. subtilis, L. plantarum, dan P. fragi.[1] Adanya kandungan S. cereviceae dan B. subtilis inilah yang menyebabkan rasa manis pada tape singkong, serta teksturnya yang lembut dengan sedikit berair dan aroma alkohol yang tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan tape ketan jika difermentasi selama 2-3 hari.[1]

Proses fermentasi dari tape singkong ternyata dapat menghilangkan kandungan racun yakni sianida yang terkandung dalam singkong, sehingga tape singkong dapat dimakan dan mengandung gizi.[2] Fermentasi pada singkong juga dapat meningkatkan kandungan proteinnya sehingga tape singkong mengandung kadar protein yang lebih tinggi.[3] Selain itu, tape singkong dapat digunakan sebagai sumber bakteri asam laktat sebagai probiotik.[4]

Sama seperti makanan berfermentasi lainnya, tentu mengkonsumsi tape singkong terlalu banyak akan tidak baik bagi tubuh. Lalu, apa saja efek samping yang dapat ditimbulkan jika kita mengkonsumsinya terlalu banyak?berikut ini efek samping terlalu banyak mengkonsumsi tape singkong.

1. Perut Menjadi Terasa Lebih Penuh

Tape singkong akan mengandung senyawa gas akibat adanya proses fermentasi. Senyawa gas yang timbul ini berasal dari probiotik yang berhasil membunuh bakteri dan jamur usus yang berbahaya.[5] Oleh karena itu, jika kita terlalu banyak makan tape singkong, gas dalam perut akan semakin banyak dan hal ini akan menyebabkan perut menjadi terasa penuh dan tidak nyaman.

2. Hipertensi

Banyaknya kandungan etanol pada alkohol dalam tape singkong yang kita konsumsi akan meningkatkan kecepatan aliran darah sistolik, diastolik, dan rata-rata dan secara signifikan menurunkan indeks pulsatilitas di arteri serebral tengah (MCA). Ini dapat mengurangi resistensi vaskular dan dapat meningkatkan aliran darah otak di area yang disuplai oleh MCA pada orang sehat.[8] Peningkatan aliran darah ini akan sangat tidak baik jika terjadi pada penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi.

3. Sakit Perut

Terlalu banyak makan tape singkong ternyata dapat menyebabkan perut menjadi sakit. Tape singkong memiliki rasa manis yang disebabkan karena perubahan karbohidrat menjadi glukosa manis karena perubahan karbohidrat menjadi
glukosa sebagai karbohidrat yang lebih sederhana [6] .

Sedangkan adanya rasa asam dalam tape singkong karena dalam poses fermentasi terbentuk asam, sehingga semakin lama pemeraman maka akan terjadi peningkatan kadar alkohol dan total asam.[6] Rasa asam pada tape singkong juga adanya kandungan alkohol ini akan membuat perut menjadi sakit jika kita terlalu banyak memakannya.

4. Fetal alcohol spectrum disorder (FAS)

Ibu hamil dalam hal pemilihan makanan memang harus diperhatikan karena akan berdampak pada janin yang dikandungnya. Terutama makanan yang mengandung alkohol seperti tape singkong, dimana para dokter banyak yang melarang ibu hamil untuk mengkonsumsinya. Mengkonsumsi alkohol selama masa kehamilan akan mengakibatkan Fetal alcohol spectrum disorder (FAS) pada kehamilan yang nantinya akan mengalami gangguan fisik, mental, atau kombinasi dari keduanya.[7]

5. Bayi Berisiko Terkena Penyakit Kuning

Alkohol yang terkandung dalam tape singkong yang dikonsumsi pada masa kehamilan juga akan diserap janin melalui saluran plasenta. Akan tetapi, akibat janin belum memiliki organ tubuh sempurna dan belum berfungsi dengan baik, alkohol tersebut bisa memunculkan bakteri takoplasma yang dapat membuat janin berisiko terkena penyakit kuning.[10]

6. Terkena Virus atau Bakteri

Pembuatan tape singkong melibatkan jamur dan bakteri dalam proses fermentasinya.[2] Sehingga, jika kita tidak menjaga kebersihan selama proses pembuatannya, maka tubuh akan berisiko terkena virus atau bakteri jahat yang akan berakibat buruk pada kesehatan tubuh.

Batas wajar bagi tubuh dalam mengkonsumsi tape singkong

Banyak pro dan kontra mengenai makanan berfermentasi akan dampaknya bagi kesehatan. Makanan berfermentasi seperti tape singkong ini akan memberikan manfaat jika kita mengkonsumsinya dalam batas wajar atau secukupnya. Juga sebaliknya, segala hal yang dikonsumsi berlebihan akan memberikan dampak buruk bagi tubuh. Seperti tape singkong yang mengandung alkohol ini akan berakibat fatal pada tubuh jika kita terlalu banyak mengkonsumsinya.[9]

Hingga saat ini, masih belum ada penelitian yang jelas mengenai kadar yang tepat dalam mengkonsumsi tape singkong. Sebaiknya konsumsi paling banyak 40 gram tape singkong dalam sehari.[9] Atau jika perut sudah merasa tidak nyaman, hentikan saja untuk mengkonsumsi tape singkong tersebut.

Bagi ibu hamil yang memang ingin sekali memakan tape singkong sebaiknya komunikasikan lebih lanjut dengan dokter kandungan. Selain itu, perhatikan juga kebersihan dari makanan agar tetap higienis dan tidak membahayakan bagi tubuh.[7]

[1] Laras Cempaka. Peuyeum: fermented cassava from Bandung, West Java, Indonesia. Journal of Ethnic Foods; 2021
[2] anonim. Cultural Rehabilitation: The Health Benefits of Fermented Foods. www.chelseagreen.com; 2012
[3] NH Muhiddin, Nuryati Juli, and I. Nyoman P. Aryantha. Peningkatan kandungan protein kulit umbi ubi kayu melalui proses fermentasi. JMS 6.1 (2001): 1-12; 2001
[4] Widya Rahmah. Characterization of Lactic Acid Bacteria (LAB) From Fermentation of Cassava Tape. Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia 10.1 (2021): 1-5; 2021
[5] Clay McNight. healthfully.com. do probiotics kill bad bacteria; 2011.
[6] Suliantri dan Winiarti. Teknologi Fermentasi Biji-bijian dan Umbi-umbian. Departemen P dan K Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Universitas Pangan dan Gizi IPB; 1991
[7] Robert J. Sokol, MD; Virginia Delaney-Black, MD, MPH; Beth Nordstrom, PhD. Fetal alcohol spectrum disorder. 2003
[8] Ruediger Stendela, Burkhard Irnicha, Ali Aboal Hassana, Jens Heidenreichb, Terttu Pietilaea. The influence of ethanol on blood flow velocity in major cerebral vessels. A prospective and controlled study. 2006.
[9] Anonim. standarpangan.pom.go.id. Angka Konsumsi Pangan. 2018.
[10] Javad Parvizi, Gregory K. Kim. Chapter 112 - Hepatitis. Sciencedirect.com. 2010

Share