Dalam aktivitas sehari-hari terkadang mengharuskan untuk berdiri dalam waktu yang lama. Seperti beberapa pekerjaan mengharuskan untuk berdiri dalam waktu lama bahkan berdiri seharian. Beberapa pekerjaan yang membutuhkan waktu yang lama untuk berdiri bahkan tidak sempat untuk duduk, dan hal tersebut dilakukan setiap hari[1].
Kegiatan lain mengharuskan berdiri seperti ketika sedang antre, naik kereta atau bus, atau mengikuti sebuah acara seperti upacara atau konser musik. Diketahui bahwa berdiri terlalu lama dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan ringan hingga berat [1].
Banyak bukti menunjukkan berdiri lebih dari 8 jam per hari meningkatkan resiko kesehatan terlebih untuk ibu hamil. Efek samping berdiri terlalu lama terlebih dilakukan setiap hari paling umum adalah kaki pegal. Namun akumulasi kelelahan kaki dapat menyebabkan masalah kesehatan lain [1]. Berikut 7 efek samping terlalu lama berdiri :
Daftar isi
Kaki menjadi tumpuan dan menyangga beban tubuh untuk mempertahankan posisi tegak sehingga mengalami ketegangan pada otot dan sendi ketika terlalu lama berdiri. Mengubah posisi atau duduk secara berkala dapat mengurangi ketegangan otot kaki [2].
Berdiri terlalu lama bahkan berjam-jam dapat menyebabkan sakit punggung. Hal ini karena otot-otot punggung bawah dan kaki lelah atau tegang sehingga menjalar sampai ke punggung. Punggung akan terasa nyeri dan sakit serta ada ketidaknyamanan. Orang dengan berat badan berlebih akan berpotensi mengalami kelelahan otot dan sakit punggung ketika berdiri terlalu lama[3].
Sering berdiri terlalu lama menyebabkan darah lebih banyak di tungkai dan kaki yang dapat menyebabkan peradangan pada pembuluh darah vena. Peradangan tersebut dapat berkembang dari waktu ke waktu menjadi varises kronis dan menyakitkan. Istirahat duduk beberapa saat ketika berdiri dapat meningkatkan suplai darah ke otot[2].
Ketika berdiri tubuh harus dalam posisi tegak sehingga memberikan beban pada otot. Berdiri terlalu lama dapat mengurangi suplai darah ke otot-otot yang mengakibatkan cepat merasa lelah dan menyebabkan nyeri otot [1]. Aliran darah yang tidak mencukupi mempercepat timbulnya kelelahan karena otot-otot bekerja keras untuk mempertahankan posisi tegak[2].
Kelelahan otot dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah persendian yang lebih serius. Pada pekerja yang berusia 18 hingga 30 tahun memiliki resiko kelelahan otot jangka panjang yang sama dengan usia 50 tahun ke atas[5].
Siku yang tidak ditopang penyangga atau terus menerus dalam posisi tegak akan menyebabkan kekakuan pada leher dan pundak [2]. Kelelahan otot menyebabkan pundak lelah yang menjalar hingga ke leher. Rasa sakit dan kaku pada leher akan membaik dengan mengistirahatkan punggung atau berbaring[3].
Berdiri dalam waktu yang lama menyebabkan lutut nyeri dan sakit. Tempurung lutut dalam posisi tegang tidak bergerak karena berdiri lama sehingga ada ketegangan atau kelemahan otot di bagian depan dan belakang paha. Berdiri terlalu lama memberi tekanan ekstra pada tempurung lutut[4].
Terlalu lama berdiri dan tidak diimbangi dengan upaya mengurangi efek samping berdiri lama serta dilakukan terus menerus dalam jangka panjang dapat menyebabkan persendian tulang belakang, pinggul, lutut dan kaki menjadi lumpuh sementara. Imobilitas teersebut berpotensi menyebabkan penyakit rematik karena kerusakan degeneratif pada tendon dan ligamen[2].
Organisasi Buruh International (ILO) telah menerbitkan pedoman untuk pencegahan efek berdiri terlalu lama terhadap kesehatan. Jika pekerjaan harus dilakukan dalam posisi berdiri, maka perusahaan atau pabrik harus menyediakan kursi atau bangku untuk pekerja agar bisa duduk istirahat secara berkala[2].
Pekerja perlu memahami bahaya kesehatan di tempat kerja, seperti efek samping berdiri teralalu lama. Selain itu perlu untuk memahami cara atau tips untuk menghindari atau mengurasi resiko kerja terhadap kesehatan. Kemampuan dan cara untuk meminimalisir efek berdiri lama dapat disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing[2]. Selain duduk berkala, berikut tips untuk mengurangi efek samping berdiri terlalu lama :
Selain istirahat duduk secara berkala, merubah posisi berdiri sesering mungkin penting untuk dilakukan agar kaki tidak tegang dan kram. Posisi duduk beberapa saat dapat mengurangi kelelahan secara keseluruhan[2]. Disarankan untuk mengistirahatkan kaki setiap 30 menit dengan duduk atau merubah posisi.
Memakai alas kaki yang tepat seperti ukuran sepatu yang tepat, bahan yang halus dan sesuai bentuk kaki akan mengurangi rasa sakit ketika berdiri dalam waktu lama [1]. Kualitas alas kaki mempengaruhi kenyamanan ketika berdiri. Lebih disarankan untuk memakai sepatu daripada alas kaki lainnya. Pilih sepatu yang memberikan ruang untuk jari bergerak [2].
Menyediakan ruang atau pijakan yang rata dapat mengurangi nyeri telapak kaki dan kaki pegal [1].
Melakukan pergerakan atau peregangan dapat mengurangi resiko sakit punggung. Hal ini bisa dilakukan dengan mengubah posisi dengan memindahkan berat badan, berjinjit dan lain sebagainya [1].
Untuk menghindari ketegangan pundak dan leher, siku perlu untuk disangga. Bisa dengan mengatur stasiun kerja atau meja ketika bekerja dengan berdiri [2].
Ketika waktu istirahat kerja sebaiknya menggunakan waktu tersebut untuk mengistirahatkan kaki [2]. Selain itu juga dapat memanfaatkan hari libur untuk beristirahat lebih lama atau merelaksasi kaki dengan berbagai macam cara seperti pijat.
1. Thomas R Waters, Ph.D., Robert B Dick, Ph.D. Evidence of Health Riskas Associated with Prolonged Standing at Work and Intervention Effectiveness. HHS Public Access; 2015.
2. Staff. ccohs.ca Working in a Standing Position- Basic Information. Canadian Centre for Occupational Health and Safety. modified 2021.
3. Rachel Nall, reviewed by William Morrison, M.D. medicalnewstoday.com Causes of lower backpain when standing and walking. 2019.
4.Staff. medlineplus.com Anterior Knee Pain. 2021.
5. Catharine Paddock, Ph. D. medicalnewstoday.com Prolonged standing at work can cause health problems too. 2015.