Ekstrofi kandung kemih (bladder exstrophy) merupakan kondisi yang jarang terjadi. [3]
Dikutip dari American Journal of Medical Genetics menemukan bahwa total prevalensi ekstrofi kandung kemih adalah 2,07 pada setiap 100.000 kelahiran. [3]
Di Indonesia sendiri, belum terdapat data yang dapat mengungkapkan secara pasti angka prevalensi ekstrofi kandung kemih (BE) secara nasional.
Daftar isi
Ekstrofi kandung kemih adalah cacat lahir yang jarang terjadi di mana kandung kemih berkembang di luar janin. [1, 2, 3, 5]
Kandung kemih yang terbuka tidak dapat menyimpan urin atau berfungsi secara normal, sehingga mengakibatkan kebocoran urin (inkontinensia). [2]
Kondisi ini sering kali diidentifikasi dengan USG selama kehamilan dan dapat diobati dengan pembedahan dalam beberapa bulan setelah bayi lahir. Pembedahan akan membantu dalam mengontrol kandung kemih dan memperbaiki bentuk kelainan lainnya. [3]
Pada umumnya, ekstrofi kandung kemih lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. [3]
Di bawah ini ada beberapa fakta seputar ekstrofi kandung kemih yang harus Anda ketahui diantaranya yaitu: [2, 3]
Tinjauan Ekstrofi kandung kemih adalah kelainan pada kandung kemih yang umumnya terjadi pria sejak lahir.
Ada banyak macam ekstrofi kandung kemih diantaranya yaitu: [1]
Bocornya urine dari kandung kemih yang terbuka adalah gejala utama dari ekstrofi kandung kemih. Anak yang menderita ekstrofi kandung kemih akan mengalami masalah dalam mengontrol kandung kemih dan akan kesulitan mengontrol otot-otot perut dan saluran pencernaan. [3]
Gejala lain dapat bervariasi dari satu anak ke anak lainnya, tetapi mungkin termasuk: [3]
Penyebab pasti dari ekstrofi kandung kemih belum dapat diketahui secara pasti. Peneliti menduga bahwa kondisi ini terkait dengan peran kombinasi faktor genetik dan lingkungan.
Saat janin tumbuh diketahui bahwa struktur yang disebut kloaka (tempat bukaan reproduksi, saluran kencing, dan pencernaan menyatu) tidak dapat berkembang dengan baik pada bayi yang mengalami ekstrofi kandung kemih. Cacat pada kloaka bisa sangat bervariasi tergantung dari usia janin saat terjadi masalah perkembangan. [2]
Apa Saja Faktor-faktor yang Dapat Meningkatkan Risiko Seseorang Terkena Ekstrofi Kandung Kemih?
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko ekstrofi kandung kemih adalah sebagai berikut: [2]
Ada beberapa komplikasi ekstrofi kandung kemih diantaranya adalah: [3]
Tanpa pengobatan, anak dengan ekstrofi kandung kemih tidak akan bisa menahan kencing (inkontinensia urin). Mereka juga berisiko mengalami disfungsi seksual dan memiliki peningkatan risiko kanker kandung kemih.
Pembedahan dapat mengurangi komplikasi. Keberhasilan pembedahan bergantung pada seberapa parah kerusakan yang dialami. Banyak anak yang menjalani operasi mampu menahan kencing. Anak kecil dengan ekstrofi kandung kemih mungkin berjalan dengan kaki mengarah ke luar karena tulang panggulnya terpisah.
Orang yang lahir dengan ekstrofi kandung kemih dapat terus memiliki fungsi seksual yang normal, termasuk kemampuan untuk memiliki anak. Namun, kehamilan berisiko tinggi bagi ibu dan bayinya, dan mungkin perlu untuk merencanakan kelahiran sesar.
Diagnosis ekstrofi kandung kemih seringkali dibuat sebelum bayi lahir dengan USG atau MRI. Tanda-tanda kondisi ini yang dapat dilihat pada USG atau MRI meliputi: [3]
Dalam beberapa kasus, kondisi ini tidak terdiagnosis sampai bayi lahir, dan diagnosis dibuat dengan mencari karakteristik tertentu, termasuk kandung kemih yang terbuka dan kelainan fisik pada alat kelamin, panggul, dan perut.
Pembedahan atau operasi adalah pengobatan utama untuk ekstrofi kandung kemih. Beberapa anak membutuhkan banyak operasi, yang dilakukan selama beberapa tahun saat mereka tumbuh dan berkembang. Kebanyakan anak pada akhirnya akan memiliki kandung kemih yang berfungsi penuh dan alat kelamin yang tampak normal. [3]
Operasi pertama untuk kondisi ini dilakukan saat bayi baru lahir baru berusia beberapa hari. Operasi awal ini merupakan operasi rekonstruktif yang memposisikan kembali kandung kemih di dalam tubuh sehingga berfungsi dengan benar dan tampak normal.
Operasi tambahan dapat dilakukan ketika seorang anak lebih besar dan memiliki kontrol kandung kemih, yang biasanya berusia sekitar 4 atau 5 tahun. Operasi ini mungkin termasuk operasi untuk merekonstruksi alat kelamin dan memperbaiki tulang panggul, sesuai kebutuhan. [3]
Apakah Obat yang Dapat Digunakan untuk Mengobati Ekstrofi Kandung Kemih?
Banyak penderita ekstrofi kandung kemih perlu minum obat untuk membantu kandung kemih mereka bekerja dengan baik. Seseorang mungkin juga perlu minum obat untuk mencegah infeksi kandung kemih dan ginjal. [4]
Jika Anda mengalami ekstrofi kandung kemih, penting untuk minum obat seperti yang diresepkan oleh dokter atau penyedia layanan kesehatan Anda, bahkan jika Anda merasa baik-baik saja. Obat dapat membantu mencegah masalah terjadi.
Berikut ini dua jenis utama obat yang digunakan untuk remaja dan dewasa muda yang menderita ekstrofi kandung kemih adalah: [4]
Kateterisasi melibatkan penyaluran selang lunak melalui uretra (atau pembukaan yang dibuat dengan pembedahan di perut) sehingga urin dapat keluar dari kandung kemih. Hal ini biasanya dilakukan sesuai jadwal, beberapa kali per hari (mirip dengan jika Anda buang air kecil sendiri).
Penting untuk tetap mengikuti jadwal yang diberikan penyedia layanan kesehatan Anda, bahkan jika kandung kemih Anda tidak terasa penuh. Penting juga untuk memasang kateter sebelum waktu yang ditentukan jika kandung kemih Anda terasa penuh lebih awal. [4]
Karena penyebab ekstrofi kandung kemih tidak diketahui, kondisi ini tidak dapat dicegah. [3]
Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kandung kemih Anda tetap sehat seperti: [4]
1. Anonim. Bladder Exstrophy. Seattle Children's; 2020.
2. Anonim. Bladder Exstrophy. Mayo Clinic; 2020.
3. Matthew Wosnitzer, MD. An Overview of Bladder Exstrophy. Verywell Health; 2020.
4. Anonim. Bladder Exstrophy. Young Men's Health; 2020.
5. Anonim. Bladder Exstrophy. Urology Care Foundation; 2020.