Daftar isi
- Fungsi Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI)
- Kondisi yang Membutuhkan Pencitraan Resonansi Magnetik
- Jenis Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI)
- Persiapan Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI)
- Prosedur Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI)
- Risiko Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI)
- Hasil dari Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI)
Fungsi Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI)
Pencitraan Resonansi Magnetik (Magnetic Resonance Imaging/MRI) adalah tindakan medis yang melibatkan medan magnet dan gelombang radio yang kuat, serta komputer untuk menghasilkan gambar detail dari bagian dalam tubuh Anda. [1, 2, 3, 5]
MRI digunakan untuk mendiagnosis atau memantau pengobatan untuk berbagai kondisi kesehatan. [1]
Tidak seperti sinar-X dan pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT), Pencitraan resonansi magnetik (MRI) tidak menggunakan radiasi pengion berpotensi berbahaya. [3]
Kondisi yang Membutuhkan Pencitraan Resonansi Magnetik
Pencitraan resonansi magnetik atau MRI dilakukan untuk mengevaluasi organ dan jaringan, seperti: [2]
- Organ dada dan perut termasuk jantung, hati, saluran empedu, ginjal, limpa, usus, pankreas, dan kelenjar adrenal.
- Organ panggul termasuk kandung kemih dan organ reproduksi seperti rahim dan ovarium pada wanita dan kelenjar prostat pada pria.
- Pembuluh darah (termasuk pencitraan resonansi magnetik angiografi).
- Kelenjar getah bening.
Dokter akan menggunakan pencitraan resonansi magnetik (MRI) pada pasien yang memiliki kondisi sebagai berikut: [2]
- Tumor dada, perut atau panggul.
- Penyakit hati, seperti sirosis, dan kelainan saluran empedu dan pankreas.
- Penyakit radang usus seperti penyakit crohn dan kolitis ulserativa.
- Masalah jantung, seperti penyakit jantung bawaan.
- Malformasi pembuluh darah dan radang pembuluh darah (vaskulitis).
- Janin di dalam rahim wanita hamil.
Tinjauan Pencitraan resonansi magnetik (MRI) adalah jenis tindakan medis yang dapat menghasilkan gambaran detail bagian dalam tubuh.
Jenis Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI)
Ada beberapa jenis MRI yang paling umum digunakan, diantaranya yaitu: [1]
- MRI Fungsional (FMR)
MRI ini berguna untuk menguji aktivitas otak. Gambar menunjukkan apakah ada masalah yang dapat mengindikasikan terjadinya stroke. Dokter juga dapat menggunakan FMR untuk pemetaan otak. Pemetaan otak penting untuk operasi otak atau untuk mendeteksi epilepsi atau tumor.
- MRI Jantung
MRI ini menghasilkan gambar jantung yang detail. MRI jantung biasanya digunakan dokter untuk mendiagnosis kondisi Anda sehingga rencana perawatan dapat dibuat. Selain jantung, pembuluh darah di sekitarnya juga diperiksa. Informasi yang dikumpulkan digunakan untuk menentukan fungsi jantung.
- MRI Payudara
Pasien yang berisiko tinggi terkena kanker payudara adalah kandidat untuk menjalani MRI. Meskipun ini adalah prosedur non-invasif, dokter dapat memerintahkan biopsi payudara dengan panduan MRI. MRI akan mendeteksi kanker payudara dan memberikan informasi tentang perkembangan dan lokasi tumor.
- Magnetic Resonance Venography
Magnetic Resonance Venography (MRV) dikombinasikan dengan pewarna kontras untuk menghasilkan gambar yang jelas dari organ dalam dan struktur lain di dalam tubuh.
Pewarna akan membuat pembuluh darah tampak tembus cahaya, sehingga gambar yang muncul terlihat jelas. Magnetic Resonance Angiography (MRA) mirip dengan MRV.
MRI ini menggabungkan gambar dengan pewarna kontras intravena, tetapi berfokus pada pembuluh darah, bukan vena. Dokter akan menilai pembuluh darah yang melintas melalui jantung dan jaringan lunak di tubuh.
- MRA Non-Kontras
Beberapa pasien mungkin tidak dapat mentolerir pewarna kontras. Hal ini terutama berlaku untuk pasien yang memiliki masalah ginjal. Secara historis, pasien ini tidak dapat melakukan MRA.
Namun, sekarang semua pasien dapat memperoleh MRA dengan menggunakan teknologi diagnostik canggih yang menghilangkan kebutuhan akan pewarna tanpa mengurangi gambar yang jelas.
- MRI High-Field
Sebagian pasien seperti pasien yang menderita klaustrofobia, pasien obesitas dan sindrom stres pascatrauma tidak nyaman dengan desain mesin MRI yang tertutup. Untuk pasien dengan kondisi ini, dapat menggunakan MRI High-Field.
Persiapan Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI)
Berikut ini beberapa hal yang harus Anda beritahukan kepada dokter sebelum menjalani rangkaian prosedur pencitraan resonansi magnetik (MRI): [3]
- Jika Anda memiliki masalah kesehatan, seperti penyakit ginjal atau hati beritahukan dokter Anda.
- Beritahu dokter Anda jika Anda baru saja menjalani operasi.
- Beritahu dokter jika Anda memiliki alergi terhadap makanan atau obat-obatan, atau jika Anda menderita asma.
- Wanita harus selalu memberi tahu dokter jika ada kemungkinan hamil atau sedang hamil.
Oleh karena medan magnet dalam mesin dapat menarik logam, pasien harus memberi tahu dokter jika memiliki perangkat berbasis logam agar tidak menimbulkan masalah selama tes. Perangkat logam tersebut bisa termasuk: [3]
- Katup jantung buatan
- Tindik badan
- Implan koklea
- Tambalan dan perawatan gigi lainnya
- Stimulator saraf yang ditanamkan
- Pompa insulin
- Pecahan logam, seperti peluru atau pecahan peluru
- Sendi atau tungkai logam
- Alat pacu jantung atau implan cardioverter-defibrillator (ICD)
- Pin atau sekrup
Jika Anda memiliki tato, tanyakan kepada dokter Anda karena beberapa tinta mengandung logam. [3]
Sebelum menjalani prosedur MRI, Anda akan memakai pakaian longgar dan nyaman yang tidak memiliki kancing atau pengencang logam lainnya.
Hilangkan semua benda berikut dari tubuh Anda saat Anda masuk ke ruang MRI: [3]
- Telepon selular
- Gigi palsu dan tindikan tubuh
- Kacamata
- Perhiasan, jam tangan, kartu kredit dan alat bantu Dengar
- Kunci
- Bra berkawat
- Koin, pulpen, jepit rambut dan barang logam serupa, yang dapat merusak gambar MRI
Jika Anda tidak menyukai ruang tertutup atau Anda gugup saat akan menjalani tes, beri tahu dokter Anda. Anda mungkin bisa menjalani MRI terbuka atau mendapatkan obat untuk membuat Anda rileks sebelum tes.
Prosedur Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI)
Rangkaian prosedur pencitraan resonansi magnetik (MRI) dapat berlangsung dari 20 hingga 90 menit. Prosedur MRI dapat dilakukan secara rawat jalan. Secara umum tahapan dari prosedur tersebut adalah sebagai berikut: [2, 3]
- Sebelum menjalani prosedur MRI, pewarna kontras akan disuntikkan melalui jalur intravena (IV) ke pembuluh darah di lengan atau tangan Anda. Pewarna ini membantu dokter melihat struktur di dalam tubuh Anda dengan lebih jelas. Pewarna yang sering digunakan dalam MRI disebut gadolinium. Pewarna ini bisa meninggalkan rasa logam di mulut Anda.
- Anda akan diminta berbaring di atas meja dan meja akan meluncur ke mesin MRI. Tali dapat digunakan untuk membantu Anda tetap diam dan mempertahankan posisi. Tubuh Anda dapat seluruhnya berada di dalam mesin. Atau, hanya bagian tubuh tertentu saja yang berada di dalam mesin.
- Kemudian mesin MRI yang mampu menciptakan medan magnet yang kuat di sekitar Anda, dan gelombang radio diarahkan ke tubuh Anda. Anda tidak akan merasa sakit selama prosedur ini. Komputer lalu mengambil sinyal dari MRI dan menggunakannya untuk membuat serangkaian gambar. Setiap gambar menunjukkan potongan tipis tubuh Anda.
- Selama prosedur MRI, Anda akan mendengar suara ketukan keras. Ini adalah mesin yang menciptakan energi untuk mengambil gambar di dalam tubuh Anda. Anda dapat meminta penyumbat telinga atau headphone untuk meredam suara.
- Anda juga kemungkinan akan merasakan sensasi berkedut selama pengujian. Kondisi ini terjadi karena MRI merangsang saraf di tubuh Anda. Itu normal, dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Setelah pemindaian pencitraan resonansi magnetik (MRI) selesai, Anda diminta menunggu sementara ahli radiologi akan memeriksa gambar jika diperlukan lebih banyak gambar. setelah prosedur selesai saluran infus akan dicabut. [2]
Bisakah Anda Bergerak di Mesin Pemindaian MRI?
Penting untuk tetap di diam selama berada di pemindaian MRI. Setiap gerakan Anda dapat mendistorsi pemindai dan oleh karena itu, gambar yang dihasilkan akan menjadi kabur. Dalam pemindaian MRI yang lama, Anda mungkin dapat diizinkan untuk istirahat sejenak di tengah prosedur. [5]
Risiko Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI)
Wanita hamil tidak boleh melakukan pencitraan resonansi magnetik (MRI) selama trimester pertama kecuali mereka benar-benar membutuhkan tes tersebut. Trimester pertama adalah saat dimana organ pada bayi berkembang. Anda juga tidak boleh mendapatkan pewarna kontras saat Anda hamil. [3]
Selain wanita hamil, pewarna kontras juga tidak boleh digunakan pada orang yang memiliki alergi atau menderita penyakit ginjal yang parah. [3]
Orang-orang tertentu dengan logam di dalam tubuhnya tidak bisa mendapatkan tes ini, termasuk mereka yang: [3]
- Beberapa klip yang digunakan untuk mengobati aneurisma otak
- Alat pacu jantung dan defibrilator jantung
- Implan koklea
- Kumparan logam tertentu ditempatkan di pembuluh darah
Efek Samping Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI)
Efek samping dari pemindaian pencitraan resonansi magnetik (MRI) sangatlah jarang. Namun, pewarna kontras dapat menyebabkan mual, sakit kepala, dan nyeri atau rasa terbakar pada area yang disuntikkan. Alergi terhadap pewarna kontras juga jarang terlihat tetapi dapat terjadi dan bisa menyebabkan gatal-gatal. [5]
Hasil dari Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI)
Ahli radiologi atau seorang dokter yang terlatih untuk mengawasi dan menginterpretasikan pemeriksaan radiologi atau akan membaca hasil MRI Anda dan mengirimkan laporan tersebut ke dokter Anda. Dokter Anda akan menjelaskan arti dari hasil tes Anda dan apa yang harus dilakukan selanjutnya. [3]