Terong merupakan makanan yang dapat dikonsumsi karena nutrisinya bermanfaat. Namun, terong untuk beberapa orang dapat menyebabkan alergi.
Reaksi alergi dapat terjadi ketika sistem kekebalan bereaksi secara berlebihan terhadap zat dalam makanan, seperti kulit terong[1].
Gejala alergi dapat berupa ringan hingga berat, reaksi awal yang menyebabkan sedikit masalah tidak berarti akan serupa. Zat makanan yang memicu gejala ringan juga dapat menimbulkan gejala yang lebih parah di lain waktu[1].
Kandungan IgE (Imunoglobulin E) pada kulit terong relatif lebih tinggi daripada daging buahnya. Ini jelas menunjukkan bahwa sebagian besar alergen berasal di kulit terong[2].
Tidak hanya kulit terong yang dapat menyebabkan alaergi, namun konsumsi semua bagian terong dapat memicu reaksi alergi yang lebih sering dan lebih parah[2].
Mengingat kandungan protein yang rendah, dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa terong adalah sayuran multialergenik yaitu memiliki alergen di semua bagian yang dapat dimakan dengan bagian dominan di kulitnya[2].
Berikut 6 gejala akibat alergi kulit terong :
Daftar isi
Dalam sebuah penelitian alergi kulit terong dapat menyebabkan ruam pada kulit (urtikaria) dan mempengaruhi bagian tubuh dalam waktu 1-2 jam setelah mengkonsumsinya[2].
Gatal-gatal karena ruam pada kulit dapat menimbulkan masalah kronis atau akut. Gatal-gatal akut berlangsung 6 minggu atau kurang, sementara gatal-gatal kronis dapat berlangsung dalam jangka panjang[3].
Ketika reaksi alergi terjadi, tubuh melepaskan protein yang disebut histamin. Kemudian, pembuluh darah kecil atau kapiler mengalami bocor dan mengeluarkan cairan[3].
Cairan tersebut menumpuk di kulit sehingga terjadi peradangan dan ruam pada kulit. Jika cairan menumpuk di bawah kulit membentuk benjolan kecil[3].
Angioedema merupakan pembengkakan di bagian dalam lapisan dalam kulit dan di bawahnya, termasuk wajah, tangan, bagian perut, saluran pernapasan yaitu laring, atau organ tubuh lainnya sebagai reaksi terhadap pemicu alergi[4].
Dalam beberapa gejala alergi, pembengkakan ini juga disertai dengan munculnya gatal-gatal. Ini dapat menjadi reaksi alergi akut ataupun ringan[4].
Angioedema akut dapat terjadi ketika tubuh melepaskan histamin, yang membuat pembuluh darah melebar dan mengeluarkan cairan yang menimbulkan gejala lain[4].
Gejala paling umum dari angioedema yaitu pembengkakan dengan ruam berwarna merah di bawah permukaan kulit, tangan, mata, bibir, atau kaki[4].
Gejala tambahan yang mungkin muncul kram perut, mengalami pembengkakan tenggorokan, suara serak, dan susah bernapas[4].
Gejala alergi angioedema tidak berbahaya karena akan hilang dalam beberapa hari[4].
Namun, angioedema ini dapat berbahaya bila pembengkakan semakin parah terjadi di dekat tenggorokan karena itu dapat berdampak pada penyumbatan menyumbat saluran pernapasan sehingga kesulitan bernapas[4].
Ini merupakan gejala alergi pernapasan berupa suara siulan bernada tinggi ketika bernapas yang dapat disebabkan alergi zat makanan tertentu, termasuk kulit terong[5].
Suara siulan terjadi ketika udara bergerak melalui saluran udara yang menyempit, reaksi alergi ini mempengaruhi saluran udara dan paru-paru[5].
Hal ini dapat membuat saluran udara membengkak, atau pada kondisi tertentu memicu terbentuknya lendir pada saluran pernapasan[5].
Sebagian besar gangguan pernapasan terjadi ketika menghembuskan napas, tetapi ketika menarik napas kadang juga terdengar, atau bahkan mengalami kesulitan bernapas[5].
Alergi kulit terong juga dapat menyebabkan mulut gatal, ini termasuk sindrom alergi oral[6].
Gejala langsung ditandai dengan adanya gatal atau kesemutan pada mulut setelah menelan makanan dengan kandungan zat tertentu, seperti kulit terong[6].
Dalam banyak kasus, alergi pernapasan dimulai dengan pengembangan antibodi alergi terhadap zat makanan dan berinteraksi menyebabkan pelepasan histamin. Dimana protein dalam makanan tersebut mirip dengan alergen pernapasan[6].
Gejala ini dapat memicu terjadinya mulas atau masalah pencernaan lainnya jika terus mengkonsumsi makanan yang menjadi sumber alergi[6].
Gejala ini cenderung menjadi bentuk alergi makanan yang lebih ringan karena tingkat alergen makanannya dapat berubah dan mudah dihancurkan selama proses memasak atau dihancurkan oleh asam/enzim pencernaan[6].
Gejala ini dapat terjadi karena organ pencernaan yang sensitif dan mudah mengalami peningkatan inflamasi[7].
Seseorang dengan tingkat peradangan yang sudah ada sebelumnya akan merespon dengan lebih banyak gejala, biasanya mengalami rasa sakit setelah konsumsi terong dengan kulitnya[7].
Beberapa gejala gangguan pencernaa, seperti sakit perut, kembung, atau diare[7].
Perlu diketahui, orang yang memiliki riwayat dengan kondisi peradangan kronis perlu mempertimbangkan untuk membatasi konsumsi zat makanan pemicu alergi[7].
Ini menjadi reaksi alergi yang parah dari kulit terong, dalam istilah medis dikenal dengan
anafilaksis[8].
Alergi yang terjadi menyebabkan sistem kekebalan tubuh yang melihat zat makanan yang masuk ke dalam tubuh seperti kulit terong sebagai sesuatu yang berbahaya dan bereaksi[8].
Reaksi alergi yang dapat mengganggu pernapasan sehingga terjadi penurunan tekanan darah secara dramatis dan memengaruhi detak jantung[8].
Gejala ini dapat terjadi dalam beberapa menit setelah terpapar zat makanan pemicu. Termasuk mengalami pusing, sesak napas, tenggorokan bengkak, susah menelan, lemas, mual, muntah, bengkak pada lidah atau wajah[8].
Mengurangi risiko gejala alergi dengan membatasi konsumsi terong, terutama kulitnya[1].
Untuk reaksi alergi ringan dapat melakukan pengobatan dengan konsumsi obat alergi[1].
Gejala anafilaksis, seseorang akan membutuhkan perhatian medis segera. Kondisi ini dapat terjadi dalam beberapa menit setelah terpapar. Hal yang perlu dilakukan sebelum mendapatkan penanganan medis melonggarkan pakaian, atau membaringkan tubuh dengan posisi kaki sedikit ditinggikan[8].
1) American College of Allergy, Asthma & Immunology. acaai.org. Food allergy. 2016.
2) Bheemanapalli N Harish Babu, dan Yeldur P Venkatesh. ncbi.nlm.nih.gov. Clinico-Immunological Analysis of Eggplant (Solanum melongena) Allergy Indicates Preponderance of Allergens in the Peel. 2009.
3) American College of Allergy, Asthma & Immunology. acaai.org. Hives. 2011.
4) Vanessa Ngan. dermnetnz.org. Angioedema. 2006.
5) Dan Brennan, MD. webmd.com. Wheezing. 2022.
6) The American Academy of Allergy. cityallergy.com. oral-allergy-syndrom. 2009.
7) Wendy Barr, MD, MP, MSCE, dan Andrew Smith, MD. aafp.org. Acute Diarrhea in Adults. 2014.
8) Asthma and Allergy Foundation of America. aafa.org. ANAPHYLAXIS: A Severe Allergic Reaction. 2017.