Penyakit & Kelainan

Gejala Nyeri Neurogenik yang Harus Diwaspadai

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Nyeri neuropatik merupakan nyeri yang disebabkan oleh kerusakan pada satu atau beberapa saraf. Kerusakan tersebut menyerang pada saraf yang mentransfer informasi antara otak dan sumsum tulang belakang dari otot, kulit, dan bagian tubuh lainnya [1].

Nyeri yang sering dikenal sebagai nyeri saraf ini disebabkan oleh penyakit tertentu, seperti diabetes, herpes zoster, HIV/AIDS, dan gangguan yang menyerang sistem pusat lainnya. Nyeri ini juga dapat disebabkan oleh hal lain, seperti kemoterapi, trauma, efek samping obat-obatan, peradangan atau kompresi saraf [1].

Nyeri neuropatik dapat menyerang siapapun, terutama pengidap diabetes, kelainan genetik, hingga seseorang yang pernah mengalami kerusakan saraf [1].

Gejala Nyeri Neuropatik

Nyeri neuropatik merupakan kondisi nyeri yang cenderung akan memburuk seiring waktu. Untuk itu, penting untuk mengetahui gejala atau tanda nyeri neuropatik [1].

Hal ini dilakukan untuk mencegah nyeri neuropatik agar tidak bertambah parah. Adapun berikut di bawah ini beberapa gejala pada nyeri neuropatik [1]:  

  • Nyeri Spontan

Gejala paling umum pada nyeri neuropatik adalah merasakan nyeri spontan. Nyeri ini muncul secara tiba-tiba atau tanpa disebabkan oleh pemicu [1,2].

Nyeri spontan yang dialami oleh penderita nyeri neuropatik ini terasa seperti terbakar, tertusuk, atau berdenyut. Rasa sakit tersebut biasanya muncul di bagian tubuh tertentu, seperti kaki dan punggung [1,2].

  • Nyeri Non-Spontan

Gejala selanjutnya dari nyeri neuropatik yaitu nyeri non-spontan. Berbeda dengan nyeri spontan, nyeri yang satu ini muncul karena dipicu oleh peristiwa yang tidak tidak menyakitkan, seperti ketika berada dalam suhu dingin dan bergesekan dengan benda [1,2].

Mati rasa dan kesemutan merupakan gejala dan tanda seseorang mengalami kondisi medis tertentu, salah satunya nyeri neuropatik. Kondisi ini terasa seperti tusukan jarum yang dapat muncul di bagian tubuh manapun [1,2].

Pada umumnya, seseorang yang mengidap nyeri neuropatik akan merasakan mati rasa dan kesemutan di beberapa area tubuh, seperti tangan dan kaki [1,2].

  • Kemampuan Koordinasi Tubuh Berkurang

Nyeri neuropatik dapat ditandai dengan berkurangnya kemampuan koordinasi tubuh. Kondisi tersebut mengakibatkan penderita nyeri neuropatik akan sering kehilangan keseimbangan tubuh dan terjatuh [1,2].

Rusaknya sel-sel saraf inilah yang menyebabkan hilangnya koordinasi tubuh. Seseorang yang mengalami nyeri ini juga terkadang menjatuhkan benda karena kehilangan kontrol tubuhnya [1,2].

  • Hiperalgesia

Hiperalgesia merupakan kepekaan ekstrem terhadap rasa sakit. Hal tersebut membuat rasa sakit yang dirasakan penderita semakin terasa menyakitkan daripada biasanya [1,2].

Kondisi ini terjadi ketika reseptor yang mendeteksi rasa sakit mengalami kerusakan. Akibatnya, tubuh merespons rasa sakit tersebut secara berlebihan [1,2].

Hiperalgesia dapat terjadi di daerah sekitar cedera ataupun menyebar ke seluruh bagian tubuh [1,2].

Gangguan tidur seringkali dialami oleh penderita nyeri neuropatik. Rasa sakit yang terus-menerus menyerang penderita nyeri membuat kualitas hidupnya terganggu [1,2].

Salah satunya dapat membuat penderitanya mengalami gangguan tidur, seperti susah tidur [1,2].

  • Masalah Emosional

Selain gangguan tidur, seseorang yang terkena nyeri neuropatik akan lebih emosional. Hal tersebut dikarenakan sakit yang dirasakan terjadi terus-menerus dan susah tidur sehingga berpengaruh pada kehidupan sehari-harinya [1,2].

Beberapa masalah emosional  seperti mudah cemas dan depresi juga dapat dialami oleh seseorang yang terkena nyeri neuropatik [1,2].

Keringat berlebih menjadi gejala nyeri neuropatik yang terakhir. Hanya beberapa jenis dari nyeri neuropatik yang mengalami gejala yang satu ini [1,2].

Kondisi ini disebabkan oleh rusaknya saraf yang membawa informasi dari otak ke kelenjar keringat. Hal inilah yang tubuh mengeluarkan keringat secara berlebih [1,2].

Kapan Harus Mengunjungi Dokter?

Nyeri neuropatik merupakan kondisi nyeri yang tidak dapat disepelekan. Hal tersebut dikarenakan nyeri ini dapat berakibat fatal bagi tubuh jika tidak segera ditangani [3].

Nyeri neuropatik dapat diobati dengan beberapa cara, seperti obat-obatan, terapi, dan perubahan gaya hidup. Segera konsultasikan dengan dokter apabila kondisi ini tak kunjung membaik [3].

Adapun sejumlah tanda atau gejala nyeri neuropatik yang harus mendapat perawatan khusus, sebagai berikut [3]:

  • Mengalami masalah keseimbangan atau sering jatuh.
  • Rasa sakit dan gejala neuropatik lainnya yang terjadi secara konsisten dan tidak membaik walaupun meminum obat-obatan.
  • Mengalami Cedera kaki atau infeksi [3].

Jika seseorang mengalami sejumlah gejala diatas, segera kunjungi dokter untuk memastikannya terkena nyeri neuropatik atau masalah kesehatan lain. Dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan umum, seperti memeriksa saraf dan refleks pasien, dan kekuatan otot [3].

Dokter juga akan melakukan tes darah jika diperlukan [3].

1. Luana Colloca, Taylor Ludman, Didier Bouhassira, Ralf Baron, Anthony H. Dickenson, David Yarnitsky, Roy Freeman, Andrea Truini, Nadine Attal, Nanna B. Finnerup, Christopher Eccleston, Eija Kalso, David L. Bennett, Robert H. Dworkin and Srinivasa N. Raja. Neuropathic pain. Vol 3: 1-19. Nat. Rev. Dis; 2017.
2. Ralf Baron, Andreas Binder, Gunnar Wasner. Neuropathic pain: diagnosis, pathophysiological mechanisms, and treatment. 9: 807–19. Lancet Neurol; 2010. 
3. M. Sam Chong, MD and Zahid H. Bajwa, MD. Diagnosis and Treatment of Neuropathic Pain. Vol. 25 No. 5S. Journal of Pain and Symptom Management; 2003.

Share