Penyakit & Kelainan

10 Gejala Penyakit Pes dan Cara Pencegahannya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Penyakit pes adalah penyakit yang menyerang manusia dan mamalia lainnya yang disebabkan oleh bakteri yersinia pestis. Manusia biasanya terkena penyakit pes setelah digigit oleh kutu tikus yang membawa bakteri pes. Kontak dengan hewan yang terinfeksi bakteri pes juga menjadi penyebabnya[1].

Banyak hewan seperti tupai batu, tikus kayu, terbaik karena, anjing padang rumput, tikus, dan kelinci dapat terkena penyakit pes. Penyebab penyakit pes yang lainnya adalah mengonsumsi daging dari hewan yang terinfeksi bakteri dapat menyebabkan pes septikemia [1]. Berikut 3 jenis utama penyakit pes:

  • Pes Bubonic (Bubonic Plague)

Bubonic plague biasanya hasil dari gigitan kutu yang terinfeksi. bakteri berkembang biak di kelenjar getah bening di dekat tempat bakteri masuk ke tubuh manusia. Jika pasien tidak diobati dengan antibiotik yang tepat bakteri dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain. Masa inkubasi bubonic plague biasanya 2 sampai 8 hari [1,2].

  • Pes Septikemia (Septicemic Plague)

Pes bubonic dapat berkembang menjadi pes septikemia jika tidak diobati. Penyakit pes septikemia terjadi ketika telah bakteri berkembang biak di aliran darah. Pes septikemia disebabkan dari gigitan kutu yang terinfeksi atau dari kontak dengan hewan yang terinfeksi. Masa inkubasi pes septikemia tidak jelas tetapi kemungkinan terjadi dalam beberapa hari setelah terpapar [1, 2].

Pes jenis pneumonia adalah bentuk penyakit yang paling serius dan merupakan satu-satunya bentuk penyakit pes yang dapat menyebar dari manusia ke manusia melalui tetesan infeksi. Pes pneumonia dapat berkembang dari menghirup tetesan infeksi atau bakteri telah menyebar ke paru-paru. Masa inkubasi pes pneumonia biasanya hanya 1 hingga 3 hari [1].

Berikut ini beberapa gejala penyakit pes :

1. Luka di Kulit

Lesi atau luka bisa muncul pada lokasi gigitan kutu yang terinfeksi. Luka muncul secara berbeda pada pasien, bisa terjadi pada pustular, vesicular, papula atau sering tidak terlihat. Setelah muncul luka pada lokasi gigitan, pasien mengalami demam secara mendadak. Demam, sakit kepala, menggigil, nyeri dan pembengkakan muncul pada masa inkubasi hari ke 2 sampai 6 pada jenis pes bubonic [1].

2. Menggigil dan Demam

Menggigil dapat terjadi pada awal terinfeksi bakteri pes. Menggigil juga seiring dengan terjadinya demam. Menggigil disebabkan oleh kontraksi dan relaksasi otot yang cepat. Ketika menggigil, tubuh menghasilkan panas sebagai awal munculnya demam. Setelah paparan bakteri yersinia pestis dan munculnya luka, orang yang terinfeksi akan merasakan demam 2 hari hingga 8 hari. Demam setelah gigitan kutu atau hewan pengerat menjadi tanda dan gejala pes bubonic dan septikemia [1,4].

3. Sakit Kepala dan Rasa Lemah

Sakit kepala pada bobunic plague, muncul bersama atau setelah adanya demam. Penyakit pes menyebabkan pasien menggigil atau kedinginan yang membuat. Kelemahan atau malaise terjadi secara umum di seluruh tubuh. Pasien dengan penyakit pes cenderung mengalami tidak enak badan. Pada pes skeptikemia kelemahan terjadi secara ekstrem pada penderitanya [1].

4. Sakit Perut

Sakit perut menjadi tanda dan gejala pada pes septikemia. Sakit perut muncul setelah menggigil, demam, sakit kepala dan kelemahan. Gejala lain dari penyakit pes juga kadang-kadang terjadi, seperti mual muntah, diare dan sakit perut yang menonjol. Gejala-gejala ini muncul sebelum adanya bubo atau sepsis [1, 2].

5. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening

Bubo atau pembesaran pangkal paha atau ketiak karena peradangan akan berkembang. Pembengkakan kelenjar getah bening dimulai dengan nyeri hebat di daerah kelenjar getah bening regional, paling sering terjadi di inguinal, diikuti kelenjar getah bening di aksila atau serviks [2].

6. Pendarahan di bawah Kulit dan Organ lainnya

Pendarahan terjadi di bawah kulit atau dari organ lainnya. Pendarahan dapat keluar dari mulut, hidung atau anus serta dari bawah kulit. Gejala ini terjadi pada pes septikemia yang berkembang biak pada aliran darah sehingga kulit juga terkena dampaknya [1].

7. Jaringan Kulit Menghitam dan Mati

Kulit pada tubuh dapat menghitam dan mati terutama pada jari tangan, jari kaki dan hidung. Perubahan warna dimulai dengan titik bulat berwarna hitam. Beberapa kasus menunjukkan punggung tangan dan telapak tangan sepenuhnya terlihat hitam. Hal ini disebabkan infeksi yang terjadi dalam tubuh. Kulit menghitam merupakan gejala pada pes septikemia [1].

8. Sesak Nafas dan Nyeri Dada

Infeksi menjadi salah satu penyebab masalah pernapasan. Masuknya bakteri ke paru-paru dapat menyebabkan sesak nafas. Secara umum pneumonia menyebabkan nyeri dada yang tajam dan memburuk ketika batuk. Nyeri dada disebabkan karena jaringan yang ada di dada termasuk paru-paru mengalami peradangan karena penyakit pes yang tidak segera diobati. Nyeri dada dapat menyebar ke leher, perut dan punggung [1,5].

9. Batuk dan Dahak Berdarah

Batuk terjadi karena paru-paru telah terinfeksi sehingga menyebabkan pneumonia. Pada pes pneumonia, gejala batuk terkadang disertai darah. Batuk dapat menyebabkan droplets dan berpotensi menularkan pada orang yang berkontak dekat. Jika pasien mengeluarkan dahak berdarah, maka hal tersebut akan sangat mudah menular [1,6].

Cara Pencegahan Penyakit Pes

Penyakit pes yang terdeteksi dini adapat diobati namun lebih baik melakukan upaya pencegahan. Terdapat beberapa kiat untuk mencegah penularan penyakit pes. Berikut cara pencegahannya [1] :

  • Kenakan sarung tangan jika menangani atau kontak dengan hewan yang berpotensi terinfeksi.
  • Kurangi habitat hewan di sekitar rumah dan jadikan rumah bebas dari tikus atau hewan pengerat lainnya.
  • Gunakan repellent jika merasa terkena kutu tikus.
  • Jangan biarkan anjing atau kucing yang berkeliaran di daerah endemik tinggal di sekitar rumah untuk menghindari bakteri pes.

1. Staff. cdc.gov Plague. Centers for Disease Control and Prevention. 2021.
2. Robert L Dillard, Andrew L Juergehs. StatPearls. Plague. Treasure Island (Florida): StatPearls Publishing;2021.
3. Ruifu Yang. Plague: Recognition, Treatment, and prevention. Journal of Clinical Microbiology. vol:56. J Clin Mixrobiol;2018.
4. Linda J. Vorvick, MD., reviewed by David Zieve, MF. MHA. medlinesplus.gov Chills. MedlinePlus; 2021.
5. Thomas S. Metkus, MD., reviewed by David Zieve, MD. medlinesplus.gov Chest Pain. MedlinesPlus; 2020.
6. Dennis Hadjiliadis, MD, MHS reviewed by Brenda Conaway. Penumonia. MedlinesPlus; 2020.

Share