Bagi orang-orang yang baru pertama kali menjadi orang tua, mungkin belum terbiasa dengan tingkah atau perilaku bayi.
Bayi baru lahir memiliki salah satu kebiasaan yang kerap membuat orang dewasa keheranan, yakni sering melihat ke atas [1,2].
Jika diperhatikan, bayi baru lahir hampir selalu seperti ini, maka ketahui apakah hal ini normal dan ada tidaknya alasan dibalik kebiasaan tersebut.
Kenapa bayi sering melihat ke atas?
Terdapat beberapa alasan dibalik bayi yang sering melihat ke atas di mana hal ini sebenarnya merupakan hal yang sangat normal [1,2].
Namun ketika bayi berusia lebih tua dan bukan lagi bayi baru lahir, kebiasaan seperti ini perlu diwaspadai.
Di bawah ini adalah sejumlah kemungkinan faktor yang mendasari bayi melihat ke atas.
Mata bayi baru lahir belum sepenuhnya sempurna untuk melihat sekelilingnya [1,2,3,4].
Fungsi atau kemampuan penglihatan bayi masih berkembang sehingga pandangan cenderung ke atas itu sebuah hal yang wajar [1,2].
Gerakan sekaligus fokus mata yang belum baik menjadikan pandangan bayi terarah ke atas [1,2].
Bayi baru lahir sampai dengan usia 2-4 bulan dengan kebiasaan atau kecenderungan seperti ini masih tergolong normal [1,2,4].
Namun bila usia sudah lebih dari 4 bulan, biasanya otot dan gerakan mata sudah lebih fokus dan akurat [4].
Dengan kemampuan penglihatan yang belum sempurna, bayi baru bisa memahami bedanya terang dan gelap [1,2].
Oleh karena itu, warna kontras lebih menarik bagi si kecil dan membuatnya cenderung melihat ke atas [1,2].
Ini karena cahaya lampu dan bayangan adalah dua warna kontras yang seringkali dijumpai di bagian atas [1,2].
Seiring bertambahnya usia bayi, ketertarikannya terhadap warna kontras akan berkurang karena kemampuan penglihatan yang semakin sempurna [1,2,4].
Bayi sering melihat ke atas bisa juga disebabkan oleh masih terbatasnya jarak pandang [1,2,3].
Jarak pandang penglihatan bayi baru lahir hanya sekitar 20-30 cm dari hadapannya [1,2,3].
Jadi, penampakan paling jelas yang bayi bisa lihat adalah wajah orang-orang yang menggendongnya [1,2,3].
Atau, bayi baru mampu melihat jelas mainan yang berada di dekatnya, seperti yang tergantung di atas boks bayi [1,2,3].
Keterbatasan jarak pandang juga akan mereda seiring bertambahnya usia bayi sehingga kemampuan melihat si kecil pasti akan terus berkembang [4].
Apakah ada kemungkinan mata bayi tidak normal?
Bayi sering melihat ke atas terutama pada usia lebih dari 4 bulan memiliki kemungkinan gangguan penglihatan maupun gangguan kesehatan lainnya.
Beberapa gangguan kesehatan yang dimaksud adalah strabismus, ADHD, hingga autisme [1,5].
Strabismus juga dikenal dengan istilah mata juling di mana kedua mata tidak bergerak ke arah yang sama [5,6].
Bila mata bayi sering memandang ke atas namun berbeda arah, terdapat kemungkinan risiko strabismus pada bayi [5].
Namun untuk memastikan, orang tua tetap perlu memeriksakan bayi ke dokter untuk diagnosis pasti [1].
Sementara itu, untuk ADHD dan autisme merupakan kemungkinan kondisi yang tidak bisa dideteksi dari usia awal bayi [1].
Periksakan si kecil secara rutin agar dokter bisa memantau kondisi bayi sampai usia yang lebih besar.
1. Alison Kresta. If Your Baby Seems Obsessed With Staring At The Ceiling, Here's What's Going On. Romper; 2019.
2. Mishal Ali Zafar. What Does It Mean If Your Child Stares At The Ceiling Fan?. Memorial Care; 2022.
3. Dr. Dana Erhard-Weiss. Eye Contact in Babies: Expert Advice. Tiny Love; 2022.
4. Carissa Stephens, R.N., CCRN, CPN & Jessica Timmons. When Do Newborn Babies Start to See?. Healthline; 2019.
5. Amanda J. Bourgeois, OD. Strabismus. Nemours Kids' Health; 2022.
6. Venkata M. Kanukollu & Gitanjli Sood. Strabismus. National Center for Biotechnology Information; 2022.