Daftar isi
Anak dengan kleptomania pada umumnya merasakan dorongan kuat untuk mengambil barang milik orang lain. Dorongan untuk mencuri sangatlah kuat dan tidak bisa ia tahan walaupun ia sudah berusaha. Anak dengan kleptomania biasanya kehilangan kendali akan pikirannya dan melakukan tindakan mencuri secara spontan. [7]
Memiliki anak yang menderita kleptomania tentunya memberi dampak trauma bagi orang tua sang anak. Maka dari itu ada baiknya orang tua tahu gejala-gejala yang dialami anak dengan kleptomania agar dapat segera memberi penanganan yang tepat, yaitu seperti: [1]
Anak kleptomania akan merasa tegang dan cemas ketika mengambil barang orang lain. Namum perasaan takut tersebut akan berubah menjadi rasa senang, puas dan lega setelah berhasil mengambil barang yang diincarnya.
Anak yang bertendensi kleptomania biasanya memiliki hasrat yang kuat yang tidak mampu ia tahan untuk mencuri. Walaupun sebenarnya barang yang diambil bukanlah barang yang bernilai tinggi atau mahal. Bahkan barang tersebut sanggup ia beli sendiri dari uang sakunya.
Umumnya anak kleptomania melakukan aksinya seorang diri tanpa meminta bantuan teman atau orang lain. Kemudian barang yang sudah diambil biasanya hanya akan disimpan atau dibuang.
Anak kleptomania menyadari tindakannya nyata dilakukan bukan halusinasi. Biasanya saat seorang anak melakukan tindakan mencuri barang orang lain, ia tidak sedang merasa marah atau ingin balas dendam terhadap seseorang.
Hingga saat ini masih belum diketahui pasti apa yang menyebabkan seorang anak mengalami kleptomania. Namun, dari beberapa penelitian, kondisi-kondisi berikut diduga kuat dapat menjadi penyebab kleptomania, yaitu: [1,7]
Menurut penelitian para ahli, rendahnya ketersediaan serotonin pada otak penderita kleptomania dikaitkan dengan kecenderungan perilaku penderitanya yang berkeinginan kuat untuk mencuri tanpa bisa menahan diri.
Zat serotonin sendiri dapat memengaruhi emosi dan suasana hati seseorang. Selain itu, para ahli juga menyatakan adanya kemungkinan peningkatan zat dopamin pada otak yang menghasilkan rasa senang dan puas setelah mengambil sesuatu yang bukan milik si penderita.
Berawal dengan perasaan tegang, kemudian berubah dengan rasa senang inilah yang membuat seseorang ketagihan untuk melakukannya berulang kali.
Meski barang yang diambil terlihat tidak begitu berharga atau mahal, bagi anak yang menderita kleptomania barang tersebut dianggap sebagai simbol atas sesuatu.
Ada kalanya anak memiliki keinginan yang kuat atas sesuatu, tetapi sulit baginya untuk bisa memilikinya. Dengan mengambil barang yang bukan miliknya, hal ini dapat memenuhi keinginan tersebut dengan cara yang simbolis dan rumit untuk dimengerti.
Anak yang menderita kleptomania bisa dilatarbelakangi oleh seringnya ia merasakan kehilangan, baik itu nyata maupun khayalan.
Tindakan mengambil barang orang lain ini dianggap dapat membantu penderita kleptomania ini menyangkal rasa kehilangan dan mengatasi rasa sakit yang dirasakan.
Biasanya barang yang diambil memiliki makna simbolis terhadap trauma yang dimiliki si penderita.
Berbagai faktor resiko dapat melatarbelakangi seorang anak menderita kleptomania. Bisa dilihat dari faktor genetis dan biologis yang merupakan sebagian kecil dari akar penyebab seorang anak mengalami kleptomania, seperti: [4,6]
Faktor psikologis juga sangat memengaruhi seorang anak tumbuh menjadi kleptomania. Tumbuh di keluarga yang penuh konflik, berperilaku buruk, bahkan adanya tindak pelecehan, bukan tidak mungkin seorang anak memiliki kecenderungan menjadi kleptomania. Apalagi ditambah dengan suasana hati yang buruk atau gangguan kecanduan lainnya. [4]
Terdapat beberapa perbedaan kleptomania yang dialami anak-anak dan orang dewasa. Berikut penjelasannya: [3,4]
Orang tua pasti merasa hancur ketika mengetahui anaknya melakukan tindakan mencuri, terlebih perilaku tersebut dilakukan karena anak menderita gangguan perilaku seperti kleptomania. Namun orang tua harus tetap bijak dalam menghadapi anak dengan kleptomania.
Anak-anak di usia balita cenderung suka mengambil sesuatu yang membuat mereka bersemangat. Di saat itulah peran orang tua diperlukan untuk mengajarkan pada anak bahwa tindakan mengambil barang orang lain tanpa ijin adalah tindakan yang salah.
Anak yang berusia lebih tua melakukan tindakan mengambil barang orang lain biasanya bukan karena ia butuh akan barang tersebut. Tetapi untuk menunjukkan keberanian atau bahkan hanya ingin membuat teman-temannya terkesan dan merasa bangga atas apa yang ia lakukan.
Pada beberapa kasus, anak dengan kleptomania melakukan tindakan ini hanya untuk mendapatkan perhatian atau berusaha untuk bisa membaur dengan lingkungan. Bisa juga karena ingin memiliki teman.
Pada suatu penelitian, diketahui bahwa anak dengan usia lebih tua yang berulang kali mencuri barang orang lain bisa diindikasikan mengalami gangguan perilaku atau emosional. Hal tersebut bisa dipicu oleh kehidupan keluarga yang tidak harmonis atau adanya faktor turunan.
Orang dewasa memiliki alasan yang sangat berbeda untuk mencuri dibandingkan anak-anak. Orang dewasa lebih cenderung mencuri karena kebutuhan finansial. Hal inilah yang menjadi faktor utama dari tindakan pencurian kriminal.
Terkadang orang dewasa mengambil barang karena merasa barang tersebut telah menjadi haknya. Misalnya mencuri sekotak tisu atau jubah mandi dari kamar hotel karena merasa sudah membayar cukup untuk kamar hotel, ataupun hanya sekedar mengambil stapler dari kantor karena merasa telah bekerja cukup keras untuk mendapatkan barang tersebut.
Kleptomania juga bisa menjadi faktor penyebab orang dewasa melakukan tindakan pencurian. Biasanya mereka akan mencuri barang-barang kecil dan tidak penting yang mungkin tidak begitu dibutuhkan olehnya. Tindakan tersebut termasuk gangguan kontrol impulsif yang membuat penderitanya merasa menyesal setelah melakukan tindakan pencurian.
Berikut beberapa tindakan yang bisa dilakukan orang tua untuk mengatasi anak yang menunjukkan gejala kleptomania, yaitu: [1,5]
Konseling bisa menjadi langkah pertama yag dilakukan orang tua untuk mengatasi anak dengan gangguan perilaku ini. Kleptomania telah merenggut harga diri si penderitanya yang membuatnya dicap sebagai seorang pelaku kriminal. [1]
Memberi pengertian pada anak bahwa tindakan mencuri barang orang lain adalah salah bisa dilakukan dengan pendekatan yang halus tanpa harus memberinya hukuman. [5]
Setelah memberi pengertian pada anak bahwa tindakan yang dilakukannya salah, orang tua harus mengajarkan anak untuk meminta maaf pada orang lain yang barangnya telah ia ambil. [5]
Usahakan memberi perhatian lebih dan curahan kasih sayang yang bisa dimulai dengan membangun komunikasi yang baik dengan anak. [1]
Membuat anak sibuk berkegiatan bisa mengalihkan perhatian anak dari keinginan untuk mengambil barang orang lain. [1]
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah anak tumbuh dengan gangguan perilaku, seperti kleptomania, yaitu: [2]
Bisa dilakukan dengan memberi nasehat dari buruknya tindakan mencuri dan menunjukkan akibat buruk yang akan diterimanya jika melakukan tindakan yang salah. Selain itu, orang tua harus menghargai kejujuran seorang anak dan memberinya pujian sehingga ia terdorong untuk tidak mengulangi kesalahannya. [2]
Memarahi anak tidak selalu menjadi solusi yang tepat agar dia menyadari kesalahannya. Cukup dengan memberi teguran bernada tinggi tanpa harus berkata kasar jika ingin membuat si anak menyadari tindakan yang dilakukannya salah. [2]
Jika anak telah mengakui tindakannya mengambil barang orang lain, ajari anak untuk meminta maaf dan buat ia menyadari kesalahannya, serta tidak mengulanginya lagi. [2]
Ada baiknya orang tua mengetahui bagaimana lingkungan pertemanan anak. Bisa jadi ada tekanan dari temannya yang membuat si anak melakukan tindakan mencuri. [2]
Sangat penting bagi orang tua untuk mengajarkan anak tentang kepemilikan. Orang tua harus membuat anak mengerti bahwa ia harus membayar untuk apa yang ia inginkan. [2]
1. Anonim. Kleptomania in Children. Psycholo Genie; 2021.
2. Anonim. Kleptomania: How to Prevent Your Child from Developing This Habit. The Times of India; 2020.
3. Anonim. Lying and Stealing. Johns Hopkins Medicine; 2021.
4. Dillon Browne,Ph.D., and Ana Gotter. Stealing: Risk Factors that May Cause Kleptomania. Healthline; 2017.
5. Manjiri Deshpande, Dr. Tackling Kleptomania in Children. Parent Circle; 2021.
6. Mayo Clinic Staff. Kleptomania. Mayo Clinic; 2017.
7. Onlymyhealth Staff Writer. Kleptomania in Children. Onlymyhealth, MMI Online Ltd; 2018.