Daftar isi
Kulit delima merupakan salah satu bagian dari tumbuhan delima yang lebih tepatnya pada bagian kulit buah delima. Delima sendiri merupakan tanaman yang tergolong ke dalam keluarga Punicaeceae dan memiliki nama ilmiah Punica granatum.
Tumbuhan delima diperkirakan berasal dari negara Iran yang kemudian lama dikembangbiakkan di daerah Mediterania yang akhirnya menyebar ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia. Tumbuhan delima juga sering kali digunakan sebagai obat herbal dalam pengobatan tradisional.
Bagian dari tumbuhan delima yang sering digunakan yaitu bagian buahnya, baik dari biji, daging buah hingga kulit buah delima yang seringkali digunakan sebagai obat herbal untuk penyakit tertentu [2,4].
Sebelum membahas mengenai karakteristik dari kulit delima akan lebih baik jika mengetahui sedikit karakteristik dari tumbuhan delima. Salah satu karakteristik dari tumbuhan delima, yaitu dapat tumbuh tegak yang mencapai ukuran 5-8 meter.
Tumbuhan delima memiliki buah yang berbentuk bundar dengan warna kulit buah yang bermacam-macam. Kulit dari buah delima sendiri dapat berwarna merah, hijau keunguan, putih, coklat kemerahan dan beberapa macam lagi.
Buah dari tumbuhan delima memiliki ukuran diameter 5-12 cm dengan ketebalan beberapa inchi [2,4].
Berikut ini kandungan gizi pada kulit delima:
Nama | Jumlah | Unit |
Ellagic Acid | 44.19 | mg |
Cathecins | 868.4 | mg |
Gallic Acid | 125.8 | mg |
Resocenol | 12.5 | mg |
Protocatechol | 4.17 | mg |
Phenol | 242.7 | mg |
Vanilline | 3.91 | mg |
Caffeic Acidd | 60.4 | mg |
Feriulic Acid | 5.89 | mg |
Coumaric Acid | 8.2 | mg |
Menurut data pada tabel diatas menunjukkan bahwa kulit delima memiliki berbagai macam kandungan gizi. Salah satu kandungan gizitersebut adalah cathecins yang merupakan senyawa yang berperan sebagai antioksidan di dalam tubuh [1].
Seperti daging buahnya, kulit delima juga memiliki berbagai macam kandungan senyawa yang cukup di dalamnya dan memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh. Salah satu kandungan senyawa pada kulit delima tersebut adalah senyawa asam kumarik.
Senyawa asam kumaric merupakan salah satu senyawa yang dapat berperan ganda pada tubuh, dimana senyawa ini dapat meningkatkan nafsu makan sekaligus sebagai antioksidan di dalam tubuh.
Selain itu, terdapat pula beberapa kandungan senyawa flavonoid yang cukup banyak pada kulit buah delima yang sangat baik untuk meregenerasi sel kulit yang telah mati [1,3].
Kulit delima mengandung berbagai macam jenis senyawa yang sangat bermanfaat untuk mencegah timbulnya berbagai macam penyakit pada tubuh
Kulit delima telah banyak diketahui memiliki berbagai macam kandungan gizi dan senyawa yang sangat baik untuk kesehatan tubuh. Berikut ini beberapa manfaat kulit delima bagi kesehatan tubuh:
Manfaat yang cukup dikenal pada kulit delima yaitu dapat digunakan untuk membantu perawatan kulit dengan cara meningkatkan aktivitas regenerasi kulit yang telah mati. Hal ini dikarenakan di dalam kulit delima terdapat beberapa macam senyawa yang memiliki fungsi untuk mengganti sel kulit yang telah mati.
Beberapa senyawa yang dapat merangsang aktivitas regenerasi kulit, yaitu senyawa fenol dan senyawa chatecins. Kedua senyawa tersebut dapat meningkatkan aktivitas tersebut dengan cara meningkatkan jumlah kolagen pada kulit sekaligus membantu dalam proses regenerasi kulit mati [2,4].
Zat kolagen merupakan suatu zat yang terdapat pada kulit yang fungsinya mengganti atau meregenerasi sel kulit yang telah mati sehingga kulit tidak mengalami kerutan
Salah satu manfaat lain dari kulit delima yaitu dapat digunakan dalam mencegah peradangan pada tubuh. Peradangan memiliki peran yang cukup banyak dalam menimbulkan berbagai macam penyakit pada tubuh, sehingga ketika peradangan dapat dicegah maka kemungkinan timbulnya penyakit semakin kecil.
Kulit delima memiliki kemampuan dalam mencegah peradangan dikarenakan memiliki beberapa senyawa, seperti fenol, alkaloid dan chatechins di dalamnya yang memiliki sifat anti inflamasi pada tubuh [3,4].
Kulit dari buah delima juga memiliki potensi yang cukup besar untuk digunakan sebagai pencegah penyakit kanker di dalam tubuh. Hal ini dikarenakan terdapat berbagai macam senyawa yang dapat berperan sebagai anti kanker di dalam tubuh.
Senyawa-senyawa tersebut diantaranya adalah flavonoid, fenol, dan chatecins yang kandungannya cukup banyak di dalam kulit delima. Senyawa- senyawa tersebut memiliki peranan yang berbeda-beda dalam bertindak sebagai anti kanker pada tubuh.
Salah satu peranan yang cukup fital dalam mencegah sel kanker tumbuh terdapat pada senyawa flavonoid dan juga senyawa fenol di dalamnya. Kedua senyawa tersebut memiliki peranan dalam mencegah poliferasi yang terjadi di dalam sel kanker sehingga sel kanker tidak dapat tumbuh dan menyebar ke seluruh jaringan tubuh [4,5]
Selain senyawa-senyawa tersebut terdapat pula berbagai macam senyawa lain di dalam kulit delima yang memiliki peranan dalam membantu mencegah timbulnya kanker
Bukan hanya bagian dari daging buah delima saja yang memiliki kandungan vitamin C yang cukup tinggi, bagian dari kulit buah delima juga kaya akan kandungan vitamin C di dalamnya. Vitamin C diketahui dapat meningkatkan sistem imunitas di dalam tubuh agar tidak mudah terserang penyakit.
Vitamin C meningkatkan sistem imunitas tubuh dengan cara memperbanyak produksi sel darah putih dan juga meningkatkan responsensitivitas pada sistem imunitas tubuh agar lebih cepat merespon terhadap penyakit yang dapat membahayakan tubuh.
Selain itu, di dalam kulit delima juga terdapat beberapa senyawa lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh, seperti flavonoid dan fenol [2,4,5].
Salah satu manfaat lain dari kulit delima yang cukup banyak dikenal di kalangan masyarakat, yaitu memiliki sumber senyawa antioksidan yang cukup banyak di dalamnya. Beberapa senyawa di dalam kulit delima dapat berperan sebagai antioksidan di dalam tubuh, seperti fenol, flvonoid, vitamin C dan beberapa senyawa lainnya.
Senyawa-senyawa tersebut memiliki andil yang cukup besar dalam mencegah efek samping dari radikal bebas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit pada tubuh. Salah satu contoh peranannya yaitu vitamin C yang dapat melindungi kulit dari efek sinar matahari yang dapat mengeringkan kulit.
Vitamin C akan berperan dalam melembabkan kulit dan juga menghaluskan kulit meskipun sering terkena cahaya matahari [4,5,6].
Kandungan senyawa dan gizi yang terdapat di dalam kulit delima akan bekerja secara sinergis bersama dengan sistem imunitas tubuh dalam mencegah timbulnya berbagai macam penyakit pada tubu
Walaupun kulit delima banyak memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh, namun jika dikonsumsi berlebihan akan menimbulkan berbagai macam efek samping yang buruk pada kesehatan:
Kulit delima memiliki kandungan senyawa asam oksalat yang cukup tinggi di dalamnya, yang mana senyawa tersebut apabila kadarnya terlalu tinggi di dalam tubuh dapat membentuk senyawa padat yang tidak dapat dicerna dan tidak dapat dikeluarkan di dalam tubuh.
Senyawa pada tersebut akan mengendap pada bagian organ ginjal tubuh dan akan membentuk seperti batu kerikil kecil yang dapat mengganggu aktivitas dari organ ginjal sekaligus menyebabkan timbulnya penyakit batu ginjal [2,8].
Alergi mungkin saja terjadi pada seseorang yang baru pertama kali mengonsumsi atau menggunakannya sebagai obat herbal. Hal ini dikarenakan tingginya kandungan fenol dan zat pewarna yang terdapat di dalam kulit dari buah delima.
Tingginya kandungan fenol dan zat pewarna tersebut membuat sistem imunitas tubuh dapat menganggap senyawa tersebut berbahaya bagi tubuh dan kemudian menyerangnya. Akibat dari hal ini, akan menimbulkan gangguan kesehatan, seperti mual, pusing, gatal-gatal atau ruam merah [2,8].
Pada dasarnya terlalu banyak mengonsumsi sesuatu dapat menimbulkan berbagai macam efek samping yang buruk bagi kesehatan tubuh
Terdapat beberapa tips dalam penggunaan kulit delima sebagai obat herbal yang baik untuk kesehatan tubuh. Hal ini bertujuan agar khasiat yang terdapat di dalam kulit delima dapat diambil secara maksimal.
Berikut ini beberapa tips dalam menggunakan kulit delima untuk kesehatan:
Air rebusan kulit delima seringkali digunakan dengan cara diminum atau dikonsumsi secara oral. Hal ini bertujuan untuk menyembuhkan beberapa macam penyakit sekaligus sebagai antioksidan yang baik bagi tubuh.
Cara membuat air rebusa dari kulit delima juga cukup mudah, siapkan kulit delima yang masih segar yang telah dibersihkan terlebih dahulu. Siapkan panci yang berisikan air di dalamnya dan masukkan kulit delima tersebut ke dalam panci.
Rebus ramuan tersebut sampai air mendidih dan berubah warna. Setelah itu, diamkan hingga dingin dan saring pada gelas untuk dikonsumsi [2,3].
Kulit dari buah delima dapat digunakan dengan cara ditumbuk kemudian dioleskan pada kulit sebagai perawatan untuk kulit tubuh. Kulit buah delima diketahui dapat digunakan untuk mencegah penuaan pada kulit dan juga dapat menyembuhkan peradangan seperti jerawat pada kulit.
Cara membuat ramuan ini juga tidak begitu sulit dan cukup mudah. Siapkan beberapa lembar kulit dari buah delima yang telah dibersihkan menggunakan air yang mengalir. Setelah itu, siapkan alat penumbuk dan tumbuk kulit delima hingga hancur serta tambahkan sedikit air ke dalamnya.
Setelah kulit delima benar-benar hancur, oleskan ramuan tersebut pada kulit tubuh atau pada jerawat yang terdapat pada kulit [2,3,4].
Kulit delima juga dapat digunakan dalam bentuk yang telah diubah menjadi serbuk. Kegunaan dari serbuk kulit delima ini dapat dijadikan sebagai lulur untuk menjaga kesehatan kulit.
Cara membuat serbuk dari kulit delima juga cukup muda dan sangat sederhana. Siapkan beberapa lembar dari kulit delima yang telah dibersihkan kemudian jemur kulit delima tersebut sampai benar-benar mengering.
Setelah itu, giling kulit delima hingga benar-benar menjadi seperti serbuk yang halus. Serbuk kulit delima ini dapat digunakan sebagai bahan untuk lulur setelah dicampur dengan air [3,4,5].
Dengan tips penggunaan seperti diatas diharapkan dapat memaksimalkan manfaat dari kandungan gizi dan senyawa yang ada di dalam kulit delima
Kulit delima merupakan bagian dari buah delima yang cepat mengalami layu apabila telah dipisahkan dengan bagian isi buah. Maka dari itu diperlukan beberapa tips dalam menyimpan kulit delima agar tidak mudah layu dan tahan lama.
Berikut ini beberapa tips dalam menyimpan kulit delima:
Kulit dari buah delima yang dibekukan dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama sehingga dapat digunakan ketika akan dibutuhkan. Selain itu, dengan metode penyimpana secara dibekukan dapat mengurangi risiko berkurangnya kandungan gizi di dalam kulit delima.[1,2].
Untuk mengonsumsi atau penggunaan obat herbal yang berasal dari bagian dari delima akan lebih baik jika berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter atau ahli medis terdekat
1. Rowayshed, G., Salama, A. Abul-Fadl, M. Akila-Hamza, S. and Emad, A. Mohamed. Nutritional and Chemical Evaluation for Pomegranate (Punica granatum L.) Fruit Peel and Seeds Powders By Products. 3(4): 169-179. Middle East Journal of Applied Sciences; 2013.
2. Arshad Husain Rahmani, Mohamed Ali Alsahli, Saleh Abdulrahman Almatroodi. Active Constituents of Pomegranates (Punica granatum) as Potential Candidates in the Management of Health through Modulation of Biological Activities. 9(5):689-695. Pharmacognosy Journa; 2017.
3. Zhenbin Wang, Zhongli Pan, Haile Ma and Griffiths G. Atungulu. Extract of Phenolics From Pomegranate Peels. 5, 17-25. The Open Food Science Journal; 2015.
4. Monica Amelia, Diana K Jasaputra, Rita Tjokropranoto. Effects of Pomegranate Peel (Punica granatum L.) Extract as an Anthelmintic. Vol. 1 No. 5. Journal of Medicine and Health; 2017.
5. Mohammed Nsaif Abbas. Pomegranate Peels: Source of Antioxidants Extraction and Natural Dentifrices Preparation. Vol. II, Issue 3. European Academic Research; 2014.
6. A. Padmaja and N. B. L. Prasad. Pomegranate (Punica granatum L.) Peel Extract as a Source of Natural Antioxidant. 171-182. Journal of Food Science and Engineering; 2011.
7. Aleksandra Kozłowska, Dorota Szostak-Wegierek. Flavonoids--food sources and health benefits. 68(2):79-85. Roczniki Państwowego Zakładu Higieny; 2014.
8. Siva Krishnan. Traditional Herbal Medicines - A Review. Volume 5, Issue 4. International Journal of Research and Analytical Reviews; 2018.