6 Penyebab Batu Ginjal yang Kerap diabaikan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Setiap hari, tubuh manusia mengalami proses metabolisme. Limbah dari proses metabolisme tersebut akan dibawa oleh darah menuju ginjal dan selanjutnya akan disaring oleh ginjal dan dikeluarkan bersama dengan urin. Namun, ketika tubuh tidak memproduksi urin yang cukup, akan menyebabkan terbentuknya kristal di sistem kemih, termasuk di ginjal yang kita sebut dengan batu ginjal. [1] Terdapat berbagai jenis batu saluran kemih dan empat di antaranya yang paling umum, antara lain sebagai berikut. [1][2]

  • Kalsium oksalat: terbentuk karena kalsium dan oksalat bergabung dalam urin
  • Asam urat: terbentuk karena konsenterasi purin dalam tubuh tinggi
  • Struvit: terbentuk dari fosfat, magnesium, dan amonia ketika tubuh mengalami infeksi, serta dikenal sebagai batu infeksi
  • Sistin: terbentuk dari sistin yang diproduksi secara alami dalam tubuh

Ketika seseorang mengalami kondisi batu ginjal, beberapa gejala berikut mungkin akan muncul. [1][2]

  • Nyeri yang tajam pada punggung atau perut bagian bawah
  • Adanya darah pada urin
  • Nyeri ketika buang air kecil
  • Mual dan muntah
  • Demam dan menggigil
  • Urin berbau tidak normal dan terlihat keruh

Lalu, apa saja yang dapat memicu terbentuknya batu ginjal? Beberapa penyebab batu ginjal, antara lain sebagai berikut. [3]

1. Dehidrasi

Ketika tubuh mengalami dehidrasi, makan produksi urin akan menurun dan urin menjadi pekat. Kondisi ini menyebabkan terjadinya supersaturasi dan kristalisasi senyawa-senyawa pembentuk batu. Selanjutnya, akan terjadi proses nukleasi di mana kristal menjadi berinti dan terjadilah pertumbuhan batu. [4][5]

2. Pola diet

Beberapa makanan dapat menjadi salah satu faktor pembentukan batu. Beberapa di antaranya, yaitu makanan tinggi garam dan protein. Pada dasarnya, garam mengandung natrium. Ketika kadar natrium di dalam tubuh tinggi, maka akan menyebabkan terjadinya penumpukan kalsium dalam urin. [6] Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, kalsium merupakan salah satu komponen yang dapat menyebabkan terjadinya pembentukan batu, seperti batu kalsium oksalat.

Selain tinggi garam, makanan tinggi protein juga dapat menyebabkan terjadinya pembentukan batu di mana kebiasaan ini dapat menyebabkan kadar asam urat dalam tubuh mengalami peningkatan sehingga memicu terjadinya pembentukan batu asam urat. Tidak hanya itu, makan makanan tinggi protein juga dapat mengurangi kandungan sitrat di dalam urin yang berfungsi untuk mencegah terjadinya pembentukan batu. [6]

3. Diabetes

Pada diabetes, kadar glukosa dalam darah akan meningkat dan hal tersebut dapat menurunkan pH urin atau meningkatkan keasaman urin. [7] Keasaman urin merupakan salah satu faktor dalam pembentukan batu ginjal. Selain itu, gangguan metabolik pada diabetes, seperti resistensi insulin akan menyebabkan ginjal mengalami kerusakan pada proses amoniagenesis sehingga menyebabkan produksi urin yang asam. Kondisi-kondisi tersebutlah yang dapat meningkatkan resiko terjadinya proses pembentukan batu ginjal, khususnya batu asam urat. [8]

4. Hiperparatiroidisme

Hiperparatiroidisme merupakan kondisi di mana kelenjar paratiroid menjadi lebih aktif. Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya produksi hormon paratiroid atau PTH (parathyroid hormone) secara berlebihan. Hormon ini berperan dalam menjaga keseimbangan kalsium dan fosfat sehingga ketika hormon paratiroid diproduksi lebih banyak, maka kadar kalsium akan menjadi tidak teratur dan dapat mencapai lebih dari nilai normal. [9]

Salah satu fungsi dan peran ginjal di dalam tubuh adalah menjaga keseimbangan kalsium dan mengembalikan kadar kalsium ke nilai normal apabila terdapat peningkatan kalsium. Namun, apabila kadar kalsium di dalam tubuh lebih dari nilai normal secara terus menerus karena hiperparatiroidisme, maka ginjal juga akan mengalami peningkatan kadar kalsium untuk disaring. Kondisi ini disebut hiperkalsiuria dan dapat menyebabkan terjadinya proses pembentukan batu. [9]

5. Inflammatory bowel disease (IBD)

Inflammatory bowel disease, yang mencakup crohn’s disease dan kolitis ulseratif merupakan inflamasi atau peradangan kronis pada sistem gastrointestinal atau sistem pencernaan dengan komplikasi yang paling umum adalah batu ginjal. [10] Beberapa faktor yang dipertimbangkan menjadi mekanisme patofisiologi terjadinya batu ginjal pada inflammatory bowel disease, antara lain sebagai berikut. [11]

  • Gangguan absorbsi atau penyerapan usus sehingga tidak dapat menyerap asam lemak. Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan peningkatan reapsorbsi atau penyerapan kembali oksalat sehingga konsentrasi oksalat dalam urin akan lebih tinggi.
  • Dekolonisasi Oxalobacter fromigenes yang berkaitan dengan terjadinya hiperoksaluria.
  • Malabsorpsi atau gangguan penyerapan usus yang menyebabkan ekskresi sitrat dan magnesium yang dapat menghambat terjadinya pembentukan batu oksalat menjadi lebih sedikit.
  • Diare yang parah atau ileostomi yang menyebabkan kehilangan air dan garam sehingga urin akan menjadi lebih pekat. Selain itu, pada pasien yang mendapatkan tindakan ileostomi, sejumlah besar cairan alkali dalam tubuh akan hilang sehingga urin akan menjadi lebih asam.

6. Efek obat-obatan

Pada dasarnya, obat-obatan membantu tubuh dalam upaya penyembuhan penyakit. Tetapi setiap obat-obatan juga memiliki efek samping. Berdasarkan penelitian, beberapa obat-obatan dapat meningkatkan resiko terjadinya batu ginjal. Obat-obatan tersebut, antara lain sebagai berikut. [12]

Oxalobacter formigenes merupakan mikroorganisme usus yang berperan dalam pemeliharaan homeostasis dari oksalat. Penggunaan antibiotik dapat menjadi salah satu faktor dari hilangnya bakteri ini sehingga dapat menyebabkan peningkatan resiko terbentuknya batu oksalat. [13]

Obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan HIV termasuk paling sering menyebabkan batu saluran kemih. Protease inhibitor (PI) pada obat-obatan ini dapat dapat menginduksi batu ginjal, terutama pada obat idinavir, atazanavir, dan darunavir. [14]

  • Obat diuretik yang digunakan pada hipertensi atau tekanan darah tinggi, meskipun beberapa diuretik thiazid dapat mencegah terbentuknya batu.

Untuk mencegah terjadinya batu ginjal, hal-hal yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut. [3]

  • Konsumsi air cukup untuk membantu mengeluarkan setidaknya 2,5-3L urin per hari
  • Makan makanan yang mengandung oksalat seperti bayam, cokelat, almond, dan kiwi dalam jumlah sedang
  • Menghindari konsumsi tinggi garam dan protein
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment