Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Hubungan seks, terutama yang diakhiri dengan orgasme, dapat memberikan rasa lelah setelahnya. Namun hal ini tidak dialami oleh semua orang. Normalnya, hubungan seks dan orgasme akan menyebabkan pelepasan
Pernahkah Anda bertanya mengapa tubuh terasa lelah setelah berhubungan intim, terutama bila orgasme tercapai? Tidak sedikit orang yang bahkan langsung tertidur setelahnya.
Rasa lelah dan mengantuk setelah berhubungan intim bisa terjadi pada pria maupun wanita, dan sebenarnya ini adalah hal yang normal dan bisa dijelaskan.
Daftar isi
Selama melakukan seks, tekanan dan di aliran darah meningkat dan terjadi pelepasan endorphin. Efeknya pada tubuh sama seperti setelah melakukan olahraga. Jadi, kelelahan setelah berhubungan intim adalah hal yang wajar. [4]
Selain itu, saat berhubungan intim, otak melepaskan oksitosin yang bertugas meningkatkan rangsangan dan semangat. Tapi ketika zat ini mulai hilang dari sistem, tubuh akan terasa sangat lelah.
Oksitosin seringkali dibarengi oleh produksi melatonin, hormone utama yang mengatur jam biologis dalam tubuh. Oksitosin juga membantu mengatur hormone stres yang dikenal sebagai kortisol. Hasil percampuran dari semua zay ini adalah efek menenangkan yang serupa dengan narkotika. [1, 2, 4]
Selain oksitosin, pria dan wanita juga melepaskan vasopressin, prolactin, serotonin, nitric oxide, dan endorphin. Beberapa dari zat ini akan dilepaskan saat terjadi orgasme. Jadi, tercapai atau tidaknya orgasme juga menentukan seberapa mengantuk atau lelah seseorang setelah berhubungan seks.
Setelah orgasme, ada saat yang disebut periode refraktori, dimana orang menjadi tidak responsif secara seksual. Periode ini bisa menimbulkan efek psikologis maupun fisik.
Ketika memasuki periode refraktori, orang tidak tertarik lagi untuk berhubungan seks atau tidak mampu untuk melakukan hubungan intim lagi. Pada saat ini, ereksi, ejakulasi, atau orgasme tidak bisa dicapai.
Lamanya masa refraktori bisa berbeda pada tiap-tiap orang, mulai dari beberapa menit hingga 24 jam, bahkan lebih. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi panjang-pendeknya periode refraktori ini, termasuk: [1]
Untuk memperpendek periode refraktori atau rasa lelah setelah berhubungan intim, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, dan secara umum berhubungan dengan kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Kesehatan kardiovaskular, atau kesehatan jantung, adalah yang paling berhubungan dengan kesehatan seksual. Orang yang kondisi jantungnya lemah atau tidak sehat cenderung merasa jauh lebih lelah setelah melakukan seks. [4]
Bila ingin memperbaiki kesehatan tubuh dan fungsi seksual secara keseluruhan, coba lakukan hal-hal berikut:
Beberapa orang juga melakukan latihan otot pelvis untuk memperpendek periode refraktori. Latihan yang bisa dilakukan untuk tujuan ini termasuk Kegels atau latihan otot pelvic floor.
Tetapi, sejauh ini, latihan-latihan tersebut belum terbukti bisa mengurangi kelelahan setelah berhubungan intim tetapi bisa memperbaiki fungsi seksual secara umum pada pria maupun wanita.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa kelelahan setelah berhubungan intim tidak bisa diatasi pada saat kelelahan itu terjadi, tetapi harus dilakukan dengan cara memperbaiki gaya hidup secara keseluruhan.
Memperbaiki stamina dan performa seks secara alami jauh lebih baik dan disarankan dibandingkan dengan menggunakan obat-obatan atau minuman berenergi.
Tetapi, bila kelelahan dirasa kronis dan cukup mengganggu, konsultasikan kondisi ini dengan dokter.
1. Zawn Villines, Janet Brito, Ph.D., LCSW, CST. What is the refractory period, and can you reduce it? Medical News Today; 2020.
2. Melinda Wenner. Why do guys get sleepy after sex? Science Line; 2006.
3. Eric W. Dolan. New research indicates that women are more likely to fall asleep after sex than men. PsyPost; 2020.
4. Cameron Evans. Here's why you feel so tired after having sex. Insider; 2018.