Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Limpa pecah (ruptur limpa) adalah suatu kondisi kegawatdaruratan medis yang terjadi ketika lapisan seperti kapsul yang melapisi limpa rusak dan terbuka, sehingga darah dapat keluar ke rongga perut. Kondisi
Daftar isi
Limpa pecah bisa terjadi jika ada kerusakan pada permukaan limpa. Pecahnya limpa dapat menyebabkan perdarahan internal yang dapat mengancam nyawa jika tidak segera mendapat penanganan medis. [1,3,4,5]
Limpa adalah organ dalam yang terletak di sisi kiri atas perut, di bawah tulang rusuk. Fungsinya berperan penting untuk menyaring darah dengan membuang sel-sel tua atau yang sudah rusak dan melindungi tubuh dari infeksi yang diakibatkan bakteri dan virus dalam darah. [1,2,3,4,5,6,7]
Selain itu, limpa juga berfungsi untuk mendaur ulang hemoglobin dan menyimpan trombosit untuk membantu pembekuan darah. [2,3]
Permukaan limpa dilindungi oleh lapisan jaringan yang disebut kapsul. Cedera pada lapisan inilah yang biasanya dikaitkan dengan trauma tumpul. [4]
Perlu diketahui, hati dan limpa adalah dua organ perut yang paling sering mengalami cedera akibat luka trauma fisik yang terjadi di bagian perut. [2,6]
Gejala yang dialami pasien dengan limpa pecah bisa berbeda-beda tergantung pada penyebab cederanya. Namun gejala yang paling umum dirasakan adalah nyeri pada dada kiri dan bahu kiri. Rasa nyeri pada bahu kiri biasa disebut dengan pertanda Kehr, yang umumnya terasa semakin menyakitkan saat bernapas. [1,2,3,4,5,6,7]
Gejala seperti nyeri perut di bagian kiri atas juga biasa dirasakan pasien dengan limpa pecah. [1,2,3,4,5,6,7]
Gejala lain yang biasanya dialami pasien dengan limpa pecah, yaitu: [1,2,3,4,5,6,7]
Kondisi ini terjadi akibat kehilangan darah yang bisa membuat penderitanya mengalami pusing, penglihatan kabur dan kebingungan hingga pingsan.
Kondisi ini dapat memicu detak jantung cepat, mual, muntah, kulit pucat, pernapasan pendek, dan menimbulkan rasa cemas dan gelisah.
Pada banyak kasus, pecahnya limpa disebabkan oleh cedera trauma tumpul ataupun benturan langsung yang parah pada bagian perut, tetapi bisa juga terjadi secara spontan jika terjadi peradangan atau terkena penyakit. [1,6,7]
Berikut beberapa kondisi yang paling sering mengakibatkan limpa pecah, seperti: [1,2,4,5,6,7]
Beberapa penyakit tertentu juga dapat menyebabkan pecahnya limpa. Pada kondisi tersebut, limpa akan membengkak dan lapisan kapsul limpa menjadi menipis. Hal ini membuat limpa menjadi sangat rapuh dan sangat beresiko terjadinya limpa pecah jika ada benturan langsung pada perut. [7]
Pecahnya limpa secara spontan bisa terjadi akibat pembesaran limpa atau biasa disebut dengan splenomegali. Kondisi medis tersebut terjadi ketika adanya penumpukan sel darah di bagian limpa. [1,4]
Penyebab paling umum terjadinya rupture spontan akibat pembesaran limpa adalah infeksi mononukleosis, yaitu infeksi virus atau bakteri yang menyebar melalui air lir, seperti sifilis dan malaria. [1,3,4,5,6]
Berikut beberapa penyakit lain yang berpotensi menyebabkan pecahnya limpa, yaitu: [2,4,5]
Tindakan intervensi medis, seperti operasi di bagian perut juga dapat mengakibatkan komplikasi yang tidak diinginkan. [2]
Berikut beberapa komplikasi yang mungkin ditimbulkan akibat limpa pecah, yaitu: [2,5]
Kondisi limpa pecah adalah keadaan darurat medis. Segera kunjungi dokter untuk mendapatkan perawatan medis apabila Anda mengalami tanda dan gejala yang menunjukkan kondisi limpa pecah. [5]
Dokter akan melakukan beberapa tindakan berikut untuk mendiagnosis pasien yang terduga mengalami limpa pecah, yaitu: [1,2,3,4,5,6,7]
Pada beberapa kasus, pasien yang menderita batu ginjal atau alergi terhadap zat kontras pada CT scan, dokter akan menganjurkan untuk melakukan pemindaian MRI. Pemindaian MRI ini dapat menunjukkan masalah atau gangguan yang terjadi pada jaringan lunak tubuh. [2,7]
Pengobatan untuk menangani limpa pecah akan tergantung pada tingkat keparahan kondisi pasien. [5]
Ada dua jenis pengobatan utama yang umumnya dilakukan untuk menangani kasus limpa pecah, yaitu:
Pada banyak kasus, pasien dengan limpa pecah pada umumnya mengalamin perdarahan serius yang membutuhkan tindakan operasi perut sesegera mungkin. [1,2,4]
Saat ini tindak pembedahan adalah opsi terakhir yang dilakukan dokter. Ahli bedah menghindari melakukan tindakan operasi pada 95 persen anak-anak dan 60 persen orang dewasa yang mengalami limpa pecah. [2]
Hingga saat ini, pengobatan yang umum dilakukan dokter untuk menangani kasus limpa pecah dengan tingkat keparahan tinggi dan perdarahan serius adalah dengan segera melakukan tindak pengangkatan limpa secara total yang biasa disebut dengan prosedur splenektomi. [1,2,4,5,6,7]
Pada beberapa kasus, mungkin juga dokter hanya akan mengangkat limpa pasien sebagian saja, yaitu pada area yang pecah atau luka saja. Splenektomi parsial akan lebih rendah beresiko terkena infeksi dibandingkan pengangkatan limpa secara total. [5]
Pada kasus yang tidak terlalu parah, dokter bedah akan memperbaiki robekan dengan melakukan beberapa jahitan dan menekan limpa sampai perdarahan berhenti. [1,2,5,7]
Tindakan operasi limpa pada umumnya aman, walau tetap harus diwaspadai segala resiko yang mungkin terjadi, seperti perdarahan, pembekuan darah, infeksi, dan pneumonia. [5]
Bagi pasien dengan limpa pecah yang tidak terlalu parah, dokter akan lebih dulu melakukan tindakan observasi. Pasien yang hanya mendapat tindakan observasi, tetap harus melakukan pengobatan lain dan masih membutuhkan transfusi darah. [2,4,6]
Pasien dengan cedera limpa yang tingkat keparahannya rendah, tidak ditemukan tanda-tanda luka lain di bagian perut dan perdarahan yang masih bisa dikendalikan, umumnya kondisi pasien akan stabil secara hemodinamik. Yang berarti tekanan darah akan kembali mendekati normal. [1,2]
Pasien yang tetap stabil dalam masa observasi, ia akan sering menjalani pemindaian lebih lanjut, seperti CT scan agar dokter dapat terus memantau kondisi pasien. [2,4]
Selain itu, pasien juga akan menjalani prosedur embolisasi limpa yang bertujuan untuk menghentikan perdarahan limpa. Prosedur ini harus dilakukan dengan cepat agar tidak perlu dilakukan tindakan pengangkatan limpa. [2,7]
Prosedur embolisasi memerlukan fasilitas dan ahli khusus, seperti ahli bedah vaskular atau ahli radiologi intervensi. Para ahli khusus ini diharuskan memiliki pengalaman dalam melakukan jenis kateterisasi arteri tertentu dan teknik embolisasi. [2,3,6]
Meski seseorang bisa bertahan hidup tanpa memiliki limpa, kondisi tersebut sangat meningkatkan resikonya menjadi lebih mudah terserang infeksi dan menderita sepsis. Kondisi pasien tersebut akan menjadi sangat rentan terinfeksi bakteri. [1,2,3,5,6]
Oleh karena itu pasien yang telah menjalani prosedur splenektomi, disarankan untuk segera mendapatkan vaksin yang mampu melawan bakteri dan virus, seperti pneumococcus, meningococcus, dan Haemophilus influenzae. [1,2,3,5,6]
Kondisi limpa pecah akibat cedera traumatis tentu tidak dapat dicegah. Namun, jika Anda sering berada pada situasi yang dapat mengakibatkan limpa Anda membengkak, seperti mengalami mononukleosis, maka Anda harus menghindari aktivitas yang sangat beresiko mencederai limpa Anda. [4]
Dokter akan menyarankan Anda untuk tidak melakukan olahraga yang melibatkan kontak fisik dengan pemain lain, angkat beban dan aktivitas lain yang meningkatkan resiko terjadinya trauma pada perut. [4,5]
1. Ahaana Singh, Antonella Melani, MD., and Lisa Miklush, PhD., RN., CNS. Ruptured Spleen. Osmosis; 2021.
2. Andrew Gonzalez, MD., JD., MPH., and Markus MacGill. Everything You Need to Know About Ruptured Spleen. Medical News Today; 2018.
3. Anonim. Ruptured Spleen. Physiopedia; 2021.
4. Cleveland Clinic Medical Professional. Ruptured Spleen. Cleveland Clinic; 2018.
5. Mayo Clinic Staff. Ruptured Spleen. Mayo Clinic; 2019.
6. Rod Brouhard, EMT-P., and Michael Menna, DO. An Overview of Ruptured Spleen. Very Well Health; 2020.
7. Sabrina Felson, MD. Ruptured Spleen. WebMD; 2020.