Asam folat merupakan jenis nutrisi larut dalam air yang masuk dalam golongan vitamin B kompleks [1,2,3,4].
Asam folat sangat bermanfaat bagi tubuh karena perannya begitu penting dalam menjaga maupun meningkatkan daya tahan tubuh [1,2,3,4].
Asam folat pun dibutuhkan oleh para ibu hamil supaya tumbuh kembang janin berjalan dengan normal [1,2].
Meski umumnya diketahui bahwa asam folat merupakan asupan penting bagi ibu hamil, para pria pun sebenarnya membutuhkan nutrisi ini [1,3,4].
Berikut ini adalah sejumlah manfaat asam folat untuk pria yang hingga kini mungkin jarang diketahui.
Daftar isi
Penyakit jantung di Amerika Serikat menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak pada pria [5].
Homosistein berkadar darah tinggi merupakan faktor risiko penyakit jantung dan kematian pada pria [6].
Homosistein sendiri adalah asam amino produk sampingan dari pencernaan protein [6,7].
Oleh sebab itu, para pria memerlukan asupan asam folat untuk mendukung proses metabolisme homosistein dalam tubuh [1,6,7].
Agar kadar darah homosistein tidak terlalu tinggi dan tetap dalam kondisi rendah, asam folat harus terpenuhi [1].
Ketika asupan asam folat terpenuhi dengan baik, otomatis risiko penyakit jantung akan berkurang [2,8,9,10].
Gangguan kesehatan mental seperti depresi bisa terjadi pada siapa saja, baik wanita maupun pria.
Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara depresi dengan kurangnya asupan asam folat bagi tubuh [1,11,12].
Orang-orang penderita depresi diketahui memiliki kadar folat dalam darah yang lebih rendah daripada orang-orang yang tidak mengalami depresi [1,11,12].
Sebuah hasil ulasan 6 buah hasil studi dengan melibatkan 966 orang yang mengonsumsi suplemen asam folat bersamaan dengan konsumsi antidepresan mampu mengurangi gejala depresi secara efektif [1,12].
Efektivitas ini bahkan lebih daripada penderita depresi hanya menggunakan obat antidepresan saja [12].
Sementara itu, sebuah ulasan lain dari 43 hasil studi dengan keterlibatan 35.000 orang mennjukkan bahwa mereka yang jarang atau tidak pernah mengonsumsi asam folat (sehingga berkadar rendah dalam tubuh) lebih rentan terhadap depresi [11].
Pada orang-orang yang rutin memenuhi kebutuhan asam folat bagi tubuhnya, risiko depresi justru lebih rendah [1,11].
Keuntungan lainnya mengasup suplemen asam folat bagi pria adalah peningkatan kesuburan [1,4].
Asam folat dan seng/zinc adalah dua nutrisi yang biasanya bisa dikonsumsi (dalam bentuk suplemen) secara bersamaan untuk efektivitas peningkatan kesuburan [1].
Di antara para pria dengan gangguan kesuburan, efektivitas dari suplemen asam folat terbukti cukup tinggi [1].
Sebuah studi pernah dilakukan pada sekitar tahun 2002 yang melibatkan 108 orang pria subur dan 103 orang pria kurang subur [13].
Mereka diminta untuk mengonsumsi asam folat 5 mg bersama dengan zinc 66 mg setiap hari selama 6 bulan penuh [13].
Pada partisipan dengan kondisi kurang subur, konsumsi asam folat dan zinc mampu meningkatkan jumlah sperma hingga 74% [13].
Sebuah studi lainnya yang melibatkan 64 orang pria yang mengalami ketidaksuburan menunjukkan bahwa penggunaan suplemen asam folat, selenium dan vitamin E selama 6 bulan penuh sangat efektif [14].
Terjadi peningkatan jumlah sperma motil (aktif bergerak) lebih banyak dibandingkan dengan para pria yang menggunakan plasebo [14].
Meski terdapat sejumlah studi yang mampu membuktikan efektivitas asam folat bagi peningkatan kesuburan pria dan penurunan risiko infertilitas, masih terdapat juga beberapa hasil studi yang menyatakan sebaliknya [1].
Asam folat dan zinc pada beberapa hasil studi lainnya menunjukkan tidak adanya efek sama sekali terhadap kesuburan maupun ketidaksuburan pria [1].
Bagi pria dengan kondisi mudah lelah dan lesu, ada kemungkinan bahwa tubuh sedang kekurangan asam folat [4,15,16].
Tubuh dengan kebutuhan asam folat yang tidak terpenuhi dengan baik ditambah dengan diet yang kurang sehat akan menyebabkan tubuh mudah lemah, letih dan lesu [15,16].
Oleh sebab itu, mengonsumsi suplemen asam folat sangat penting untuk mengembalikan kadar nutrisi ini [4].
Ketika kadar asam folat sudah kembali normal di dalam tubuh, risiko mudah lelah dan lesu pun bisa berkurang [4].
Sebuah studi yang melibatkan 52 orang pria maupun wanita yang mengalami rambut memutih (uban) dini diketahui memiliki kadar asam folat dalam tubuh [17].
Tidak hanya kekurangan asam folat, tubuh partisipan juga diketahui mengalami kekurangan biotin/vitamin B7 dan vitamin B12 [17].
Walau penelitian mengenai keterkaitan antara asam folat dengan pertumbuhan rambut masih terbatas, dari hasil studi yang sudah ada tetap dapat disimpulkan bahwa kekurangan asam folat bisa memengaruhi pertumbuhan dan perubahan rambut [1,4].
Asam folat dianggap penting bagi pertumbuhan rambut karena nutrisi ini mendukung pertumbuhan dan perkembangan sel-sel sehat dalam tubuh, tak terkecuali sel-sel rambut [1,4].
Tidak hanya meminimalisir risiko perubahan rambut maupun mendukung pertumbuhannya, mengonsumsi suplemen asam folat berpotensi menjaga kesehatan rambut secara lebih baik [1,4].
Berapa rekomendasi asupan asam folat yang paling baik?
Menurut U.S. Public Health Service pada Centers for Disease Control and Prevention 400 mcg (mikrogram) adalah asupan per hari yang paling direkomendasikan [1,18].
400 mcg dianjurkan untuk para pria dengan maksimal asupan hingga 1000 mcg per hari [1].
Lebih dari 1000 mcg sama sekali tidak dianjurkan karena segala yang berlebihan berpotensi menimbulkan risiko kesehatan [1].
Sebelum mengonsumsi suplemen apapun, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter lebih dulu, termasuk sebelum minum suplemen asam folat.
1. Ryan Raman, MS, RD & Amy Richter, RD. Folic Acid for Men: Benefits, Side Effects, and More. Healthline; 2021.
2. Brigham J. Merrell & John P. McMurry. Folic Acid. National Center for Biotechnology Information; 2021.
3. Emily Shiffer. What Is Folic Acid, and Should You Be Taking It?. Men's Health; 2018.
4. Holland & Barrett. Folic acid for men - benefits & deficiency. Holland & Barrett; 2021.
5. Centers for Disease Control and Prevention. Men and Heart Disease. Centers for Disease Control and Prevention; 2021.
6. Phillip Son & Lindsay Lewis. Hyperhomocysteinemia. National Center for Biotechnology Information; 2021.
7. Paul Ganguly & Sreyoshi Fatima Alam. Role of homocysteine in the development of cardiovascular disease. Nutrition Journal; 2015.
8. Xin Yi, Yanli Zhou, Dingsheng Jiang, Xiaoyan Li, Yi Guo, & Xuejun Jiang. Efficacy of folic acid supplementation on endothelial function and plasma homocysteine concentration in coronary artery disease: A meta-analysis of randomized controlled trials. Experimental and Therapeutic Medicine; 2014.
9. Yanping Li, Tianyi Huang, Yan Zheng, Tauland Muka, Jenna Troup & Frank B Hu. Journal of the American Heart Association; 2016.
10. Wen-Wen Wang, Xin-Shi Wang, Zeng-Rui Zhang, Jin-Cai He & Cheng-Long Xie. A Meta-Analysis of Folic Acid in Combination with Anti-Hypertension Drugs in Patients with Hypertension and Hyperhomocysteinemia. Frontiers in Pharmacology; 2017.
11. Ansley Bender, Kelsey E Hagan & Neal Kingston. The association of folate and depression: A meta-analysis. Journal of Psychiatric Research; 2017.
12. Emmert Roberts, Ben Carter & Allan H Young. Caveat emptor: Folate in unipolar depressive illness, a systematic review and meta-analysis. Journal of Psychopharmacology; 2018.
13. Wai Yee Wong, Hans M W M Merkus, Chris M G Thomas, Roelof Menkveld, Gerhard A Zielhuis, & Régine P M Steegers-Theunissen. Effects of folic acid and zinc sulfate on male factor subfertility: a double-blind, randomized, placebo-controlled trial. Fertility and Sterility; 2002.
14. Arash Ardestani Zadeh, Davood Arab, Naim Sadat Kia, Sajjad Heshmati & Seyed Nilofar Amirkhalili. The role of Vitamin E - Selenium - Folic Acid Supplementation in Improving Sperm Parameters After Varicocelectomy: A Randomized Clinical Trial. The Journal of Urology; 2019.
15. Kashif M. Khan & Ishwarlal Jialal. Folic Acid Deficiency. National Center for Biotechnology Information; 2021.
16. W Jacobson, T Saich, L K Borysiewicz, W M Behan, P O Behan, & T G Wreghitt. Serum folate and chronic fatigue syndrome. Neurology; 1993.
17. Deepashree Daulatabad, Archana Singal, Chander Grover & Neelam Chhillar. Prospective Analytical Controlled Study Evaluating Serum Biotin, Vitamin B 12, and Folic Acid in Patients with Premature Canities. International Journal of Trichology; 2017.
18. Centers for Disease Control and Prevention. Folic Acid. Centers for Disease Control and Prevention; 2020.