Donor darah merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi perawatan kesehatan di seluruh dunia, di mana transfusi darah telah menjadi prosedur penunjang hidup dan penyelamatan hidup seseorang [1].
Selain itu, proses mengeluarkan darah terapeutik merupakan bentuk intervensi medis utama yang juga penting bagi perawatan kesehatan di seluruh dunia. Oleh karena itu, setiap tahunnya terdapat lebih dari seratus juta unit darah yang didonorkan di seluruh dunia [1].
Banyaknya orang yang mendonorkan darahnya tersebut tidak terlepas dari manfaat yang diperoleh setelah melakukan donor darah. Adapun berikut ini merupakan beberapa manfaat dari donor darah perlu diketahui :
Daftar isi
Donor darah yang dilakukan secara teratur diketahui dapat memberikan manfaat untuk menurunkan tekanan darah yang relevan secara klinis. Penurunan tekanan darah ini diketahui terjadi secara bertahap, khususnya pada pendonor yang memiliki kondisi hipertensi stadium II [2].
Dengan kata lain, donor darah dapat bermanfaat bagi pasien hipertensi stadium II karena jika dilakukan secara teratur akan menurunkan tekanan darahnya secara bertahap [2].
Menurut hasil penelitian, diketahui bahwa terjadi penurunan motalitas dan morbiditas pada pendonor darah. Hal ini dinilai merupakan bentuk ekspresi dari efek donor yang sehat. Namun penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk mendapatkan data observasi yang lebih pasti [3].
Hasil penelitian ini juga telah membuktikan bahwa donor darah yang dilakukan secara berulang tidak terkait dengan kematian dini. Namun hal ini tidak serta merta dapat juga dijadikan bukti konklutif yang bermanfaat bagi kesehatan [3].
Dengan adanya pemeriksaan fisik sederhana dan tes darah yang dilakukan sebelum sebelum melakukan donor darah, seseorang dapat mengidentifikasi kondisi kesehatannya [4].
Adapun kondisi kesehatan yang dimaksud dapat diketahui dari beberapa tes pemeriksaan sebagai berikut [4]:
Dengan kata lain, seseorang yang akan mendonorkan darah akan dapat mengetahui jika mengalami gangguan pada kondisi kesehatannya. Mengingat, hasil pemeriksaan ini juga dapat menjadi awal untuk langkah diagnosis gangguan yang diderita oleh calon pendonor [4].
Donor darah diklaim mampu membakar 650 kalori pendonor. Namun, hal ini tidak didukung oeh bukti ilmiah yang signifikan. Adapun jika memang terjadi penurunan kalori pada pendonor, maka efek ini kemungkinan hanya bersifat jangka pendek saja [4].
Meskipun demikian, donor darah ini dapat membantu mengelola berat badan seseorang. Di mana, dengan adanya pemeriksaan berat badan sebelum melakukan donor darah, berat badan pendonor dapat diidentifikasi. Jika pendonor mengalami obesitas maupun berat badan terlalu rendah dapat diketahui dan segera ditindaklanjuti dengan konseling kesehatan dan lainnya [4].
Hemochromatosis herediter tipe 1 merupakan suatu kondisi di mana seseorang memiliki terlalu banyak zat besi dalam darahnya. Zat besi ini diketahui dibutuhkan tubuh untuk memproduksi sel darah merah. Pada penderita hemochromatosis, kelebihan zat besi dalam darahnya dapat disimpan dan mempengaruhi organ tubuh seperti hati dan jantung [4].
Menurut hasil penelitian, efek fisiologis yang paling terlihat setelah seseorang mendonorkan darah adalah adanya penurunan zat besi yang disimpan. Hal ini khususnya terjadi pada laki laki yang emiliki kadar zat besi lebih tinggi dengan risiko yang lebih rendah mengalami kekurangan zat besi [3].
Dengan kata lain, jika seorang penderita hemochromatosis herediter tipe 1 mendonorkan darahnya maka akan dapat memperoleh dua manfaat. Di mana, pertama pendonor dapat menurunkan kadar zat besinya. Kedua, pendonor juga dapat membantu orang lain dengan mendonorkan darahnya [4].
Menurut hasil penelitian, diketahui bahwa mendonorkan darah secara teratur selama 10 tahun dapat memberikan perlindungan jangka panjang terhadap penyakit kardiovaskular seperti jantung. Hal ini diamati dan dibuktikan pada penelitian yang dilakukan pada 160.000 wanita [4].
Donor darah jika dilakukan sesuai dengan prosedur yang baik dan benar maka akan aman tanpa adanya efek samping yang ditimbulkan. Namun, efek samping yang sifatnya sementara (hilang dalam waktu 24 jam) umumnya dapat dirasakan seperti [4]:
Dan pada beberapa kasus yang diketahui jarang terjadi, ada juga pendonor yang mungkin akan mengalami efek samping yang lebih parah seperti [4]:
Efek samping yang jarang terjadi ini, umumnya dapat terjadi pada pendonor yang memiliki kondisi [4]:
Pertama, sebelum melakukan donor darah, pendonor harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut [5]:
Adapun sebelum mendonorkan darah, pemeriksaan fisik singkat mencakup pemeriksaan tekanan darah, denyut nadi, dan suhu juga dilakukan. Selain itu, sampel kecil darah digunakan untuk memeriksa tingkat hemoglobin. Hanya orang yang memiliki konsentrasi hemoglobin normal yang dapat mendonorkan darah [5].
Kedua, sebelum melakukan donor darah, pendonor harus melakukan beberapa persiapan berikut ini [5]:
Ketiga, sebelum melakukan donor darah, pendonor diwajibkan untuk mengisi riwayat medis dan perilaku yang berisiko tinggi menghasilkan infeksi yang ditularkan melalui darah. Adapun kelompok yang tidak boleh donor darah karena berisiko tinggi menularkan infeksi melalui donor darah antara lain :
1. David J. Myers & Ryan A. Collins. Blood Donation. Blood Donation. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2020.
2. Kamhieh-Milz Sundrela, Kamhieh-Milz Julian, Tauchmann Yvonne, Ostermann Thomas, Shah Yatin, Kalus Ulrich, Salama Abdulgabar & Michalsen Andreas. Regular blood donation may help in the management of hypertension: an observational study on 292 blood donors. Transfusion; 2016.
3. Ullum Henrik, Rostgaard Klaus, Kamper-Jørgensen Mads, Reilly Marie, Melbye Mads, Nyrén Olof, Norda Rut, Edgren Gustaf & Hjalgrim Henrik. Blood donation and blood donor mortality after adjustment for a healthy donor effect. Transfusion; 2015.
4. Rachel Nall & Kevin Martinez. Advantages and disadvantages of donating blood. Medical News Today; 2020.
5. Anonim. Blood donation. Mayo Clinic; 2020.